Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Untung Bisa Jadi Buntung

21 Januari 2021   02:31 Diperbarui: 21 Januari 2021   02:38 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar dari 2 kejadian berbeda inilah aku sadar diri bahwa bisnis dengan teman atau bahkan saudara itu serem!  Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

  1. Teman, dekat belum tentu kenal
    Di dalam bisnis, pertemanan dan waktu tidak menjadi patokan kita mengenal pribadi teman kita.  Sebagai contoh kasus, ketika aku berbisnis pakaian dengan teman yang pengusaha konveksi.  Bagi dia, kepercayaan merupakan jaminan ketimbang uang.  Itu sebabnya, dia tidak merasa perlu memintaku menaruh uang jaminan untuk barang dagangan yang aku pinjam.  Padahal, aku yang meminjam saja ngebet merasa perlu.  Heheh...rupanya di kasus ini, aku yang "kurang" mengenal karakter temanku ini yang begitu yakin bisa mempercayaiku.  Berbeda kasus dengan teman satunya yang aku ajak bisnis kerajinan tangan.  Kesamaan dari kedua kasus ini adalah kepercayaan itu penting, dan di dalam pertemanan sedekat apapun belum tentu ada kepercayaan jika sudah menyangkut rupiah.

  2. Hubungan yang dipertaruhkan
    Bahwa berbisnis dengan teman itu ngeri.  Semisal situasi bisnis buruk, kita harus siap diperhadapkan pada pilihan antara teman atau bisnis.  Demikian juga selang bisnis berjalan, kita harus mampu memprioritaskan atau menempatkan diri antara hubungan sebagai rekan bisnis atau sebagai teman.  Harus bisa menempatkan pada porsi yang tepat.  Konsekuensi dari setiap pilihan sulit pasti ada, memilih bisnis maka kehilangan teman, dan memilih teman maka bersiap bisnis terjun bebas.

  3. Pembagian keuntungan
    Topik yang penting karena rentan.  Rupiah akan selalu menggoda, termasuk di dalam bisnis yang dibangun bersama teman.  Itulah sebabnya hal rentan seperti ini harus jelas kesepakatannya di awal.

  4. Menjalankan bisnis bersama
    Dimaksudkan disini, bahwa di dalam menjalankan bisnis bersama teman, tidak ada kepentingan atau ide pribadi lagi.  Segala ide, dan keputusan harus untuk satu kepentingan yaitu kemajuan bisnis.  Tidak perlu ada yang merasa lebih hebat, atau dominan satu dengan lainnya.

Jujur berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi, maka aku memilih sangat super bijak dan hati-hati tingkat dewa.  Sadar diri penuh, ketika sudah mulai bicara bisnis sekalipun dengan teman, maka harus menempatkan diri secara professional.  Jika ternyata kondisi tidak sehat, maka lebih baik mencari rekan bisnis lainnya ketimbang mempertaruhkan pertemanan.

Satu pribahasa bijak menurutku, "seribu teman kurang, satu musuh kebanyakan."  Artinya, di posisiku, lebih tidak melanjutkan bisnis dengan teman jika itu membuat persahabatan kami menjadi taruhannya.  Biarlah masing-masing pada porsinya, bisnis is bisnis, and friendship is friendship.

Jakarta, 21 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun