Belajar dari 2 kejadian berbeda inilah aku sadar diri bahwa bisnis dengan teman atau bahkan saudara itu serem! Â Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Teman, dekat belum tentu kenal
Di dalam bisnis, pertemanan dan waktu tidak menjadi patokan kita mengenal pribadi teman kita. Â Sebagai contoh kasus, ketika aku berbisnis pakaian dengan teman yang pengusaha konveksi. Â Bagi dia, kepercayaan merupakan jaminan ketimbang uang. Â Itu sebabnya, dia tidak merasa perlu memintaku menaruh uang jaminan untuk barang dagangan yang aku pinjam. Â Padahal, aku yang meminjam saja ngebet merasa perlu. Â Heheh...rupanya di kasus ini, aku yang "kurang" mengenal karakter temanku ini yang begitu yakin bisa mempercayaiku. Â Berbeda kasus dengan teman satunya yang aku ajak bisnis kerajinan tangan. Â Kesamaan dari kedua kasus ini adalah kepercayaan itu penting, dan di dalam pertemanan sedekat apapun belum tentu ada kepercayaan jika sudah menyangkut rupiah. - Hubungan yang dipertaruhkan
Bahwa berbisnis dengan teman itu ngeri. Â Semisal situasi bisnis buruk, kita harus siap diperhadapkan pada pilihan antara teman atau bisnis. Â Demikian juga selang bisnis berjalan, kita harus mampu memprioritaskan atau menempatkan diri antara hubungan sebagai rekan bisnis atau sebagai teman. Â Harus bisa menempatkan pada porsi yang tepat. Â Konsekuensi dari setiap pilihan sulit pasti ada, memilih bisnis maka kehilangan teman, dan memilih teman maka bersiap bisnis terjun bebas. - Pembagian keuntungan
Topik yang penting karena rentan. Â Rupiah akan selalu menggoda, termasuk di dalam bisnis yang dibangun bersama teman. Â Itulah sebabnya hal rentan seperti ini harus jelas kesepakatannya di awal. - Menjalankan bisnis bersama
Dimaksudkan disini, bahwa di dalam menjalankan bisnis bersama teman, tidak ada kepentingan atau ide pribadi lagi. Â Segala ide, dan keputusan harus untuk satu kepentingan yaitu kemajuan bisnis. Â Tidak perlu ada yang merasa lebih hebat, atau dominan satu dengan lainnya.
Jujur berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi, maka aku memilih sangat super bijak dan hati-hati tingkat dewa. Â Sadar diri penuh, ketika sudah mulai bicara bisnis sekalipun dengan teman, maka harus menempatkan diri secara professional. Â Jika ternyata kondisi tidak sehat, maka lebih baik mencari rekan bisnis lainnya ketimbang mempertaruhkan pertemanan.
Satu pribahasa bijak menurutku, "seribu teman kurang, satu musuh kebanyakan." Â Artinya, di posisiku, lebih tidak melanjutkan bisnis dengan teman jika itu membuat persahabatan kami menjadi taruhannya. Â Biarlah masing-masing pada porsinya, bisnis is bisnis, and friendship is friendship.
Jakarta, 21 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H