Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pilih Sekolah, Pilih Masa Depan

11 Januari 2021   19:30 Diperbarui: 11 Januari 2021   19:41 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilih sekolah tidak bisa seperti cek toko sebelah.  Beda Rp 500 perak lebih murah, bungkus!  Hahahh...memangnya mau beli cabe kriting?  Maaf yah, menurutku pilih sekolah itu perlu pemikiran yang matang!  Kenapa begitu?  Wokeh deh, izinkan aku berbagi pengalaman yah.

Dulu sewaktu masih anak-anak, jujur nggak peduli mau sekolah dimana.  Puji Tuhan dikaruniai orang tua yang peduli pendidikan.  Puji Tuhan sekali lagi, dikaruniai otak encer.  Sehingga tidak ada kesulitan masuk di sekolah favorit.  Nyombong dikit, bermodalkah nilai akhir tinggi, terbuka lebar sekolah "hebat" menunggu kita.  Tinggal pilih saja mau sekolah yang mana.

Tetapi itu dulu, sekarang zamannya berbeda.  Meski memang kedua orang tuaku sejak kami kecil selalu menanamkan tanggungjawab belajar.  Seingatku tidak ada teriakan heboh emak-emak zaman sekarang, "Sudah bikin PR belum?  Besok ada ulangan apa, sudah belajar belum?"  Bla..bla..bla..dan bla...bla...beberbagai teriakan konten berbeda lainnya.  Singkat ceritanya, zaman dulu anak lebih bertanggungjawab terhadap urusan sekolah.  Yahh...maklumlah, dulu godaannya tidak sebanyak sekarang.

Zaman berubah, otomatis tantangan berubah.  Itulah sebab perlunya jauh hari orang tua memastikan sekolah anaknya nanti dimana, dan bagaimana pendidikannya ke depan nanti.  Termasuk diriku yang sekarang sudah menjadi orang tua dari 2 anak remaja.

Bagiku pendidikan itu penting!  Pendidikan yang aku maksudkan disini adalah yang mendasar, jenjang setidaknya TK hingga SMA/ SMK yah.  Sedangkan untuk kuliah, itu tergantung talenta dan minat masing-masing. 

Sangking pentingnya, ketika kedua anakku memasuki usia playgroup saja, aku sudah rempong memastikan kemana langkah selanjutnya nanti.  Jadi, tidak mentok di playgroup, dan selanjutnya terserah lihat nanti.  Playgroup bagiku pondasi anak belajar tertib. 

Itupun kita perlu memastikan apakah anak masuk playgroup dulu, atau langsung TK?  Kenapa aku akhirnya memutuskan masuk playgroup dulu karena ingin anak-anak belajar sosialisasi dan disiplin.  Salah jika mengartikan anak akan kehilangan masa kanak-kanak seperti kata orang.

Inilah pertimbangan mengenai pendidikan dan pilih sekolah ala diriku, yaitu:

  1. Usia sekolah
    Seperti kataku tadi, di usia berapa kita memutuskan anak bersekolah.

  2. Akreditasi, terkait fasilitas sekolah
    Menurutku, penting memastikan akreditas, catatan prestasi sekolah tersebut, dan fasilitas penunjang pembelajarannya.  Jika kita bicara sekolah swasta, maka aku memastikan apakah di dalam lingkungan yang sama tersedia playgroup hingga SMA, sehingga mempermudah untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.  Mengenai prestasi, otomatis sekolah dengan catatan prestasi murid dan sekolahnya menunjukkan bagaimana kualitas pendidikan di sekolah tersebut.  Ini akan memberikan rasa aman, karena artinya anak kita nantinya berada di lingkungan yang sehat.

  3. Uang sekolah, uang kegiatan dan biaya lainnya
    Jika kita memutuskan menyekolahkan anak di swasta maka hal ini penting dicari tahu gambarannya.  Bahkan jika perlu ditanyakan apakah ada potongan harga semisalnya uang sekolah dibayar penuh setahun?  Ini bukan ngarang, karena ada sekolah yang memberikan discount 1 bulan uang sekolah jika dibayar lunas untuk satu tahun ajaran.

  4. Jarak sekolah
    Saat ini jarak juga penting, apalagi untuk yang tinggal di kota besar seperti Jakarta.  Kita tentunya menghindari waktu habis di tengah jalan.  Alangkah baiknya mencari sekolah yang dekat dengan tempat tinggal.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun