Lalu Yesus disalibkan hina oleh mereka. Â Dimasa itu salib digunakan untuk menyiksa dan menghukum mati orang yang dianggap terkutuk. Yesus dianggap demikian oleh mereka, dan sebagai pesakitan harus mengangkat sendiri kayu palang yang ditambahkan di puncak tiang. Â
Berat salib yang dipikul Yesus konon untuk tiang sekitar 2,4 meter dengan berat sekitar 130 kg, sedangkan palang perkiraannya 1,8 meter dengan berat 57 kg.
Dengan kondisi lemah, dan darah menetes akibat cambuk dan mahkota durinya. Â Yesus mengangkat beban berat salib yang merupakan gambaran dosa kita, manusia yang dicintaiNya. Â Jujur disinilah saya merasakan berdosa.
Ada saat di film ini saya melihat mata Yesus memandang lembut mereka yang mengolok ataupun melihatnya saat diriNya terjatuh ketika mengangkat salib. Â Saya menangis, merasakan mata lembut itu juga untuk saya. Â Padahal saya ini menonton, dan itu hanyalah sebuah film. Â
Tidak tahu apakah ini satu mujizat dari film ini. Â Pastinya film ini membuat saya begitu tersentuh, marah dan tidak menerima Yesus dipermalukan dan disiksa dengan keji seperti itu.
Mungkin memalukan, tetapi beberapa kali saya mengatakan menangis adalah benar. Â Ada rindu di hati ini, "Tuhan, andaikan mungkin saya pergi menyusuri jalan salibMu dan melihat bukit Golgata. Â Saya ingin merasakan kehadiratMu."
Bagi saya film ini telah sangat menyentuh hati ini, dan membuat saya jatuh cinta pada Yesus Kristus. Â Saya sungguh jatuh cinta padaNya. Â
Dia bukan lagi Yesus yang saya kenal karena terlahir sebagai seorang Kristen. Â Tetapi Yesus adalah Tuhan, yang begitu mencintai saya hingga nyawaNya pun diberikan untuk saya.
Mengapa saya mengatakan demikian, karena ada banyak cara Tuhan berbicara kepada kita. Â Persoalannya, apakah kita mau mendengar suaraNya. Â Demikian juga film The Passion of the Christ yang bukan tidak mungkin caraNya mengatakan cinta kepada kita.
Baiklah kita bertanya, apakah sanggup kita menanggung goresan pisau? Â Bayangkan bagaimana Yesus harus menanggung kesakitan luarbiasa dicambuk, mengangkat salib, dan disalibkan dengan paku, juga ditusuk lambungnya.
Saya tidak sanggup untuk menjadi orang sejahat itu yang rela menyalibkan Yesus. Â Hal yang sama saat ini, saya tidak mau mengecewakan dan menyakiti hati Yesus.