Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Metamorfosis dari Hobi OTW UMKM

16 Desember 2020   23:05 Diperbarui: 17 Desember 2020   01:05 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jogja.antaranews.com/

Pandemi yang berdampak dahsyat membuat aku sebagai ibu rumah tangga harus berkreasi sedemikian rupa membuat segalanya serba sendiri.  Jika dulu terbiasa tinggal order, maka sekarang berusaha membuatnya sendiri saja.  Apalagi sekarang ini, asal niat segalanya bisa dipelajari di youtube.

Ehhhmmm...kebetulan sih aku memang punya hobi nguprek dapur sejak dulu.  Ditambah pula, kata orang aku punya talenta masak.  Heheh...ini jadi ingat sewaktu mahasiswa dulu memang sempat jualan kue. 

Gara-garanya sederhana, karena bapak bilang begini, "Kalau mau uang saku tebal cari sendiri dong.  Khan senang bikin kue, dikembangkan dan jadikan duit dong nak," begitu kata bapak dulu memompaku.  Hahah...jadilah aku jualan kue yang dititipkan di kantin kampus.  Bapak adalah investorku, tapi nggak dapat pembagian hasil.  Hahah....untuk yang ini jangan ditiru yah.

Nah, pandemi ini membuat aku tersudut.  Apalagi sekarang sudah menjadi ibu dari 2 anak ABG yang doyan makan nggak ketulungan.  Kalau tidak direm, seenak udelnya saja mereka pesan ini itu.  Wuiih...tarik nafas dalam, maka aku memutuskan terjun bebas ke dapur. 

Tidak ada masalah dengan memasak lauk pauk yang memang jadi ritual harianku.  Persoalannya adalah membuat kue, roti dan segala macam minuman kekinian.  "Ma, ayo kita pesan kopi aren.  Ma, ayo pesan Matcha Tea, Thai Tea.  Ma, cocok nih kalau order pizza," begitu salah satu suara berisik kedua bocah ABG ku.

Wokehh....tidak bisa dibiarkan, karena bisa jebol kantong emak nih.  Bermodal youtube dan bertanya teman yang lebih jago, akhir aku berusaha bereksprimen bikin ini dan itu.

Simsalabim....dari jatuh bangun mencoba bikin kopi aren akhirnya mencapai rasa yang luarbiasa keren!  Nah, biar tambah keren, aku bersama kedua bocahku mengemasnya dalam botol kekinian, lalu iseng memposting di WA.  Heheh...no respon, flat saja.

Lanjut, dengan menu lainnya, roti, puding, pasta, gelato ice cream, pizza, cheesecake, dan bahkan menu lauk teman nasi mulai ramai membuatku sibuk.  Hahah...boleh berbangga karena rasanya mantul, yess....yess...lebih wokeh dari di resto atau toko kue loh!

Kembali, keisenganku ini pun aku posting di WA.  Hahaha...nggak bermaksud apa-apa sih, cuma saja puas karena berhasil membuat kedua anakku tersenyum bahagia.  Padahal sebenarnya aku lebih bahagia lagi karena bisa berhemat.  Heheh...

Tetapi, woaaallaaahhh...nggak disangka dari satu lalu ke dua orang teman mulai tertarik dan menanyakan apakah bisa pesan?  Bahkan, ada kejadian kocak ketika sangking sering aku dulu pesan makanan di salah satu restauran, maka kami jadi bersahabat.  Lalu aku bertukar WA dengan pemiliknya.  Nah, kebayang nggak restaurant ini menawarkan kerjasama!

Benar kata orang, dibalik setiap kejadian ada hikmah.  Inilah yang aku alami sendiri, dari hobi bermetamorfosis menjadi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).  Berlahan aku mulai mencoba berani. 

Aku juga memperhatikan logo yang dibuat bersama kedua anakku, lalu kemasan yang dibuat tidak hanya menarik tetapi juga unik.  Mengenai kemasan dengan mudah dapat dipilih serta diorder di toko online.  Bahkan bahan baku tertentu pun lebih murah jika beli online.  Sedangkan untuk gula, telur, minyak atau tepung, maka aku memilih membeli di warung saja, atau membeli partai besar lewat teman yang juga punya warung online sejak pandemi.

Saat ini, usahaku memang belum berjalan sempurna karena keterbatasan tenaga yang membantu.  Membuat pesanan dalam jumlah besar masih sulit untuk aku penuhi.  Tetapi, jika pesanannya dalam jumlah kecil, dan waktu yang cukup maka aku menerimanya dengan senang hati.

Bersama kedua anakku kami mencoba memenuhi pesanan jika memang bisa dikerjakan.  Maka ada yang bertugas mencuci perlengkapan, ada yang memecahkan telur, dan ada juga yang mengaduk.  Bertiga, emak bersama kedua anaknya bergotong royong memenuhi pesanan pemula ini.  Hahah...so sweet khan

Tetapi ssst....ada yang agak malu-maluin, rahasia!  Aku selalu berusaha jujur kepada teman yang memesan untuk memberi cukup waktu.  Puji Tuhan, tidak ada penolakan, dan mereka paham sekali kondisiku yang masih pemula.

Berhutang banyak kepada teman, dan kerabat yang memotivasiku untuk berani maju.  Merekalah sumber semangatku untuk berani mencoba, dan menjadikan hobiku ini sebagai usaha.  Tidak usah langsung besar, mencoba dari kecil dengan berlahan juga tidak apa-apa, begitu semangat yang mereka berikan.

Sekalian di artikel ini mau berterima kasih kepada kedua anak ABG ku, karena kalau bukan perut mereka yang lapar terus, mungkin aku tidak akan berani mencoba.  Heheh...doakan mama bisa bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah yah nak.  Amen.

Jakarta, 16 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun