Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kebencian

12 Oktober 2020   20:50 Diperbarui: 12 Oktober 2020   21:03 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haruskah iri kepada masa
Pernah bersatu kita mengusir penjajah dari bumi ini
Merdeka, seru lantang mereka
Untuk siapa, jika bukan penerus bangsa

Kemana semua kini terhilang seolah tak ada
Tak sanggup sejarah bercerita, malu rasanya
Kebencianlah yang mempersatukan kita kini
Saat wajah dan senyum itu tampak begitu mengerikan bahagia

Hati manusia membatu
Tuli tak peduli
Penguasa menari
Berpesta pora mengejar harta dan kuasa
Kobarkan amarah rakyat, membakar negeri
Api menyala...

Berkicau hingga kebencian itu tumbuh
Ketamakan, kerakusan berlomba siapa juara
Biarkan rakyat bersekutu dengan iblis saling membenci
Bahkan binasa, lalu mereka bahagia

Ironis...
Teriris hati melihat negeri
Negeri yang bukan hanya millikmu, tetapi juga aku
Bertanya diri, kemana negeri ini dibawa
Kemana bangga, dan teriak lantang merdeka
Haruskah kini bersatu untuk membenci
Ataukah kita berdiri membela pertiwi

Jakarta, 12 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun