Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian
Kehabisan kata menggambarkan ide brilian Kementan dengan Kalung Eucalyptus atau kalung minyak kayu putih. Â Pikirlah, dimana logikanya minyak kayu putih menangkal Covid? Â
Kalau untuk masuk angin, mungkin iya. Lebih baik Kementan fokus ketersediaan lumbung pangan Indonesia, atau tingkatkan hasil tani supaya bisa diekspor dan menambah pundi-pundi negara. Â Ketimbang bersuara nyaring, tapi akhirnya jadi guyonan ngelantur.
Terawan Agus Putranto, Menteri Kesehatan
Dinilai kerap mengeluarkan pernyataan yang kontraproduktif. Â Dua pernyataan fenomenalnya adalah pasien Covid-19 akan sembuh sendiri, dan ketika di awal pandemi lantang tak mewajibkan masyarakat memakai masker. Â Ini dinilai oleh rakyat sebagai ketidak seriusan pemerintah mengatasi Covid di awal pandemi.
Yasonna H Laoly, Menteri Hukum dan HAMÂ
Kebijakannnya membebaskan narapidana dengan alasan pandemi Covid-19 dinilai horor, karena melahirkan persoalan hukum baru. Â Faktanya memang begitulah yang terjadi, beberapa kasus kejahatan pun marak ditengah pandemi.Â
Edhy Prabowo, Menteri Kelautan dan Perikanan
Gebrakanya adalah merubah semua kebijakan dari pendahulunya Susi Pudjiastuti. Â Dimulai dari diizinkannya kembali ekspor benih lobster, penggunaan cangkrang dan maraknya kapal asing mencuri ikan di perairan Indonesia. Â Ngawur, dan ngelantur sepertinya, karena siapa sebenarnya yang diuntungkan disini? Â Apa iya nelayan, ataukah "nelayan" nya?
Tolong diingat, Covid ini bukan semata soal kesehatan. Â Tetapi juga soal ekonomi dan dampak sosial masyarakat. Â Jadi, sejatinya melihat dalam arti luas, dan sebagai menteri di jajaran Kabinet Indonesia Maju harusnya mengambil bagian sesuai tugas dan tanggungjawabnya agar dampak Covid tidak saling mempengaruhi. Â Semua menteri harus sejalan parallel mengatasi Covid! Â Bukan seperti sekarang ini yang sibuk dengan dirinya masing-masing, halu sendiri!
Jelas, bukan hal mudah untuk Jokowi memutuskan reshuffle. Â Terutama bila berkaitan dengan menteri-menteri yang berasal dari partai politik. Â Tetapi, penulis dan juga rakyat Indonesia mengharapkan Jokowi dan partai melihat Indonesia. Â Akankah kita mempertaruhkan negeri ini ditangan mereka yang tidak mumpuni memegang amanah? Â Pak, Indonesia bukan milik mereka, tetapi milik kami rakyat Indonesia.
Menaruh harap Pakde Jokowi melihat kami rakyat Indonesia. Â Jangan mundur pak, demi Indonesia Maju!