Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami Pancasila Bukan Agama

9 Juli 2020   02:35 Diperbarui: 9 Juli 2020   02:28 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: berdikarionline.com

Demikian juga pada sila ketiga: Persatuan Indonesia yang mampu mengikat seluruh rakyat negeri ini dari Sabang hingga Merauke, tetap bangga menyebut dirinya saya Indonesia.  

Kemudian sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan, yang mengajari kita musyawarah untuk mufakat tanpa harus saling bersitegang.  Tidak lain ini untuk mewujudkan sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang dibuktikan dengan memperlakukan seluruh anak bangsa negeri ini mendapatkan keadilan yang sama dalam kesejahteraan dan pembangunan anak negerinya, bahkan hingga pelosok sekalipun.

Inilah nilai-nilai kebaikan  Pancasila dan menjadi dasar negara atau pegangan kita sebagai rakyat Indonesia.  Spirit kebangsaan dalam keberagaman yang coba ditanamkan oleh para pendiri bangsa ini, tanpa melihat apapun keyakinan kita.  Pada dasarnya Tuhan itu Esa, yang tidak melihat jubah keagamaan kita.  

Sebuah pemahaman yang harus kita terima, bahwa Pancasila bukan agama, dan demikian juga sebaliknya.  Jadi, biarkanlah agama tetap menjadi hubungan pribadi antara kita dan pencipta, yang mengajari kita tentang akhlak.

Percayalah, Pancasila adalah berkat terindah untuk negeri ini, karena kebhinekaan tidak menjadi kita terpecah belah berkat nilai-nilai Pancasila.  Pertanyaannya, sudahkah kita mengenal Pancasila?  Apakah kita sudah Pancasila?  Lalu, maukah kita menerima Pancasila?  Jawabannya, cukup dibisikan dalam hati saja.  Malu sama anak cucu kita, sudah 75 tahun belum mengerti beda Pancasila dan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun