Dalam hidup, kita pasti mengenal paling tidak satu orang yang memiliki perilaku ini. Bisa juga ternyata kita sendirilah yang memiliki kecenderungan tersebut.
Pasif-agresif adalah cara seseorang untuk menyampaikan kekecewaan atau rasa marah secara tersirat, alias tidak langsung. Biasanya sikap ini didorong oleh rasa takut atau enggan untuk mengungkapkan emosi negatif secara langsung.
Tipe orang yang berperilaku pasif-agresif akan cenderung sering melakukan hal  seperti mengambek saat kesal, memendam emosi untuk menghindari konflik, menggunakan kata-kata sarkasme, berat hati saat dimintai tolong, mengakhiri argumen dengan kata "Terserah" atau "Ok, fine!", intinya ia tidak mengungkapkan emosinya secara langsung dengan to the point.
5. Victimization
Walau apapun yang kamu lakukan benar, ia akan selalu menimpahkan kesalahannya kepadamu. Ia seakan-akan membuat kita sebagai pelaku kejahatannya. Ia berakting polos dan akan memojokkan kita.
Semua yang ia ceritakan kepada orang lain akan menuduh kita sebagai orang jahatnya. Padahal pada faktanya, ia yang berlaku paling jahat. Sekalipun ia mutlak bersalah, tak lain lagi ia akan mencari pembenaran atas perilakunya dan lagi-lagi membuat alibi bahwa kitalah sang pelaku utama penyebab permasalahan tersebut.
6. Delusion
Menceritakan sesuatu terhadap seseorang memang wajar dilakukan. Yang tidak wajar adalah menceritakan suatu informasi yang bukan fakta, atau biasa disebut dengan mengarang. Orang-orang seperti ini akan menceritakan semua yang mereka imajinasikan sendiri, tanpa peduli itu benar atau salah.
Sejak kecil pasti banyak sekali teman-teman kita yang berimajinasi ia memiliki rumah besar, toko roti terkenal, atau orang tuanya merupakan petinggi. Namun apabila yang mengatakan hal tersebut adalah orang dewasa, itu akan menjadi hal yang berbahaya. Mengapa seperti itu? karena biasanya pemikiran orang dewasa sudah melalui berbagai tahap sehingga bisa membedakan sebuah fakta dan kebohongan. Maka bisa saja banyak yang terpengaruh dan percaya dengan omongannya.
7. Jealousy
Tidak semua hal yang orang lain miliki juga kita miliki. Ada berbagai hal di dunia yang tidak selalu setiap orang miliki. Banyaknya kelas sosial dan perbedaan sudut pandang membuat kita berbeda-beda dalam memilih sesuatu hal.