Meluapkan emosi merupakan hal yang penting loh. Jika emosi selalu dipendam, nantinya hanya akan menjadi bom waktu yang bisa meledak sewaktu-waktu. Perlu bagi anak menyalurkan apa yang ia rasakan, kita sebagai orang tua sudah semestinya memahami bagaimana perasaan sang anak. Hindari selalu menekankan anak untuk bersabar dan terus bersabar. Ada kalanya sang anak ingin sekali marah atau menangis, duduklah di sampingnya dan tenangkan ia.
Anak tidak selalu kuat. Anak tidak selalu pemberani. Anak tidak selalu sabar. Sama halnya seperti kita orang dewasa, anak juga kerap merasakan emosi-emosi yang berada dalam dirinya.
Hindari mengekspresikan ketidakpastian saat harus membuat anak menunggu
"Ayah, ayo main robot!"
"Ayah sibuk. Nanti saja. Kamu main dulu sendiri."
Hal seperti di atas seharusnya tidak diucapkan karena kata "nanti" tidak mengekspresikan sebuah kepastian, entah nantinya itu kapan. Itu membuat anak menjadi terus menunggu kita dan berekspektasi bahwa kita akan bermain bersamanya. Lebih baik ucapkan hal seperti, "Ayah sibuk. Ayah selesaikan perbaiki satu kursi ini dulu ya? Setelah itu kita main bersama-sama."
Jika diberikan suatu pengertian, anakpun akan mengerti tapi anak juga butuh kepastian dari orang tuanya. Apabila kamu tidak bisa menemaninya, katakanlah yang sebenarnya. Jangan membuatnya menunggu sesuatu yang tidak pasti kamupun akan lakukan nantinya.
Sesibuk apapun kita sebagai orang dewasa dan orang tua, anak tetap berhak mendapatkan waktu dari orang tuanya. Anak merasa dekat dengan orang tua dan menjadi lebih terbuka kepada kita saat sudah terbiasa kita bersamanya. Kita akan menjadi orang pertama yang ia percaya.
Hindari sikap tidak sabaran dalam mendidik anak. Tidak ada anak yang ingin dididik dengan kekerasan dan ketidaksabaran. Anak-anak butuh kasih sayang yang hangat dari orang tuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H