Mohon tunggu...
Desya AdrimiyaPuspita
Desya AdrimiyaPuspita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa aktif yang terletak di kampus jakarta, yang mempunyai keterkaitan tentang berkomunikasi dengan baik, kuliner, dan mengetahui seseorang lebih dalam karena mempunyai kepekaan yang cukup tinggi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Psikoanalisa Manusia dalam Pandangan Sigmun Freud

20 November 2022   10:49 Diperbarui: 20 November 2022   10:57 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama  : Desya Adrimiya Puspita 

Sigmun Freud adalah tokoh ilmuwan dari london yang menggeluti minatnya pada bidang neurologi di sekolah kedokteran Universitas Wina. Ia mencetuskan ilmu psikologis berbasis analisis atau yang disebut dengan psikoanalisa. Dimana tesis dari teori ini, freud mengungkap bahwa manusia memiliki tujuan dalam hidupnya yaitu kesempurnaan, kenikmatan, dan menghindari dari kenikmatan. Dalam teori ini, Freud mengatakan bahwa individu dalam dirinya memiliki 3 tingkat kesadaran yaitu

  • Tak sadar, dimana terdapatnya insting, dorongan, impuls yang dibawa sejak lahir, dan pengalaman traumatik atau penderitaan yang tidak bisa terungkapkan dari jiwa manusia. Contohnya mimpi dan mengigau.
  • Pra sadar, pada tingkat ini manusia menyadari apa yang ia lakukan, akan tetapi ia mengalami ketidakfokusan. Contohnya melamun, sulit untuk mengungkapkan apa yang ada di pikiran kita dan baru sadar sudah berlalu (letologikal)
  • Sadar, dimana manusia dapat memikir, mempersepsikan, merasakan, dan memiliki ingatan dalam dirinya.

Manusia melakukan suatu tindakan atau perilakunya di dalam dirinya terdapat struktur kepribadian, yang mana menurut freud ada tiga struktur

  • Id (aspek biologis), suatu dorongan yang ada di dalam individu seperti kesedihan, kesenangan, kebahagiaan, dll. Dimana di proses ini id akan membentuk perilaku sosial yang sifatnya mendominasi.
  • Ego (aspek psikologis), hawa nafsu yang mengatur diri individu dalam melakukan tindakan perilaku sosial. apakah ia akan melakukan sesuai keinginan id atau superego.
  • Super ego (aspek sosial), bagian dari pengendalian diri individu apakah tindakan itu pantas/tidak, baik/tidak yang nantinya akan berpatokan pada nila dan norma di lingkungannya.

Contoh, Ani membutuhkan hiburan untuk mengatasi kepusingan dia karena tugas kuliah yang tidak ada henti hentinya (id) ia terbesit bahwa datang ke clubbing membuat dia bahagia. Lalu, ia memikirkan jika ia pergi ke clubbing apakah ia akan dimarahin oleh keluarganya atau tidak yang akan berpatokan pada nilai dan norma (super ego). Akan tetapi tindakan yang dia lakukan akan dilakukan atau tidak olehnya tergantung bagaimana ia mengikuti hawa nafsunya (ego).

Dalam teori ini, ada perkembangan kepribadian (seksualitas) dalam diri manusia yang disampaikan oleh freud

  • Fase Oral (0-3 tahun), awal dimana pokok dasar kepuasan seksual muncul.
  • Fase Anal (1-3 tahun), dimana terbentuknya kontrol diri/penguasaan diri.
  • Fase falis/phallic (6-7 tahun), adanya rasa kecemburuan dalam dirinya terhadap kepuasan seksual.
  • Fase latent (7-8 tahun 12-13 tahun), dimana kepribadian terbangun melalui kontak sosial, pembentukan super ego, mulai mudah mempelajari sesuatu.
  • Fase genital (8 tahun -- dewasa), perubahan tanda seksual, impuls seks mulai disalurkan.

Menurut freud, di dalam diri manusia terdapat 3 tipe kecemasan ketika ia ingin melakukan suatu tindakannya yaitu 1) Kecemasan Realistik, rasa takut dengan hal yang belum terjadi 2) Kecemasan Neurotik, rasa takut dengan hukuman yang diterima dari orang yang memiliki kekuasaan 3) Kecemasan Moral, rasa takut melanggar standar nilai dan moral yang ada.

Untuk melindungi individu dari kecemasan yang berlebihan, ada 9 mekanisme pertahanan yang dapat dilakukan oleh individu 1) Represi, cara yang menekankan insting, ide, ingatan pikiran agar tidak takut 2) Pembentukan reaksi, cara yang menggantikan impuls atau perasaan 3) Proyeksi, cara yang meyakinkan orang lain agar percaya lalu membandingkan dirinya dengan orang lain 4) Pemindahan reaksi, cara melampiaskan perasaannya kepada orang karena hambatan super ego 5) Rasionalisasi, cara dengan menggunakan alasan pembenaran, akan tetapi adanya larangan dari super ego 6) Supresi, menghilangkan kecemasan dengan mencari keamanan dan kenyamanan 7) Sublimasi, cara yang dilakukan namun dibenarkan oleh budaya masyarakat 8) Kompensasi, menutupi kelemahan dengan cara membaguskan bidang yang lain menjadi nilai lebih 9) Regresi, melakukan tindakan untuk mencari perhatian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun