Seperti yang kita ketahui Literasi keuangan syariah merupakan tingkat pengetahuan dan persepsi responden terhadap sistem dan produk keuangan syariah. Sedangkan Yang dimaksud dengan Inklusi keuangan syariah dalam penelitian ini adalah tingkat penggunaan produk dan jasa keuangan syariah oleh responden. Tingkat literasi di lingkungan perguruan tinggi sudah cukup baik, berbeda dengan inklusinya yang masih sangat rendah.
   Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan pada tahun 2022, indeks inklusi keuangan syariah masyarakat Indonesia adalah 12,12% tertinggal jauh dengan indeks keuangan secara umum yang mencapai 85,10%. Rendahnya Market Share dan indeks inklusi keuangan syariah di Indonesia tentu menjadi tanda Tanya besar, hal ini dikarenakan jumlah penduduk di Indonesia yang beragama Islam mencapai 237,56 juta jiwa dan Indonesia merupakan penduduk muslim terbesar di Dunia berdasarkan laporan The Royal Islamic Strategic Studies Center.
   Dengan indeks literasi yang jauh tertinggal oleh literasi Perbankan Konvensional menggambar inklusi produk-produk Perbankan Syariah tidak banyak dikenal dan dipakai oleh kalangan masyarakat. Hal ini sangat bertentangan dengan mayoritas keyakinan  di Indonesia yang banyak menganut agama Islam, dan seharusnya menjadi pasar utama perbankan syariah.
   Yang menjadi faktor penyebab rendahnya minat masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan syariah antara lain sebagai berikut:
1.Di tahun 2022 tingkat literasi keuangan syariah rendah, baru mencapai sebesar 9,14%. Semakin besar pengetahuan masyarakat akan produk dan layanan keuangan maka peningkatan indeks literasi keuangan syariah akan meningkatkan indeks inklusi keuangan syariah.
2.Daya saing dan inovasi industri keuangan syariah masih kalah dibandingkan dengan industri keuangan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari lebih terbatasnya inovasi produk keuangan syariah, harga produk dan layanan lebih mahal serta jaringan kantor yang belum seluas industri keuangan konvensional sehingga belum dapat menjangkau masyarakat.
   Dalam mengembangkan Ekonomi dan keuangan syariah Indonesia didukung dari adanya 31,385 pondok pesantren yang berdasarkan data kementerian agama di RI sebanyak 12,469 atau 39,7% yang diantaranya memiliki potensi pada beberapa sector ekonomi. Edukasi dan literasi keuangan syariah bagi pondok pesatren, masyarakat serta UMKM disekitar pondok pesatren merupakan fondasi dalam mengimplementasikan berbagai kegiatan yang mendukung peningkatan inklusi keuangan syariah di Indnesia.
   Pondok pesantren memiliki fungsi yang sangat strategis untuk memberdayakan ekonomi masyarakat sebagaimana terdapat pada UU No.18 Tahun 2019 tentang pesantren, yang berbunyi " Bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya serta memilih pendidikan dan pengajaran dalam satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia."
   Ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang inklusi keuangan adalah sebagai berikut:
1.Inklusi penyetaraan kekayaan dengan berbagi, terdapat dalam Q.S al-Isra': 26
       "Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang-orang yang    dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros." (Q.S al-Isra'17:26)
Tujuan literasi keuangan syariah adalah sebagai berikut:
1.Memperluas pengetahuan financial
Tentunya agar masyarakat lebih menyadari pentingnya pemahaman dan peran mereka sebagai konsumen yang menggunakan produk dan jasa keuangan.
2.Mengubah perilaku masyarakat dalam mengelola keuangan
Dalam hal ini diharapkan masyarakat mampu memperbaikan dan menata ulang perencanaan keuangan secara syariah di setiap kegiatan ekonomi mereka.
3.Memahami dan memilih produk jasa keuangan syariah.
   Strategi literasi keuangan 2023
Strategi literasi keuangan pada tahun 2023 adalah membangun literasi keuangan masyarakat Desa melalui Aliansi Strategi dengan kementerian, perangkat Desa dan penggerak PKK Desa, dan Mahasiawa KKN. Strategi literasi keuangan tahun 2023 memprioritaskan pelajar, UMKM, penyandang disabilitas dan masyarakat daerah. Sedangkan sasaran inklusi keuangan tahun 2023 adalah segmen permpuan, pelajar, mahasiswa dan UMKM, masyarakat di wilayah perdesaan, dan sector jasa keuangan syariah. Jadi kita sebagai pelajar harus senantiasa memperbanyak pengetahuan, dan senantiasan ikut membantu pemerintah guna bisa memperlancar strategi literasi keuangan pada tahun ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H