Pada saat ini, TikTok adalah salah satu platform media sosial yang sangat di gemari di masyarakat di berbagai kalangan, dari yang muda maupun tua. Dengan video berdurasi pendek yang menarik dan mudah di akses, TikTok berhasil menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia.Â
Aplikasi ini memungkinkan penggunanya dapat dengan mudah menerima, membuat dan membagi konten kreatif, menjadikan media yang dapat menyampaikan pesan dengan mudah, langsung, dan menghibur.
 Kecepatan dalam mengakses konten ditambah fitur yang beragam seperti filter, musik, dan efek visual, memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pengguna dari berbagai kalangan.Â
Namun, meskipun banyak faktor menguntungkan dan bermaanfaat pada aplikasi ini, dampak negatifnya dalam pola pikir masyarakat juga harus di perhatikan. TikTok, dengan durasi video pendek yang menarik dan mudah diakses, tidak hanya berpengaruh terhadap kebiasaan konsumsi konten, tetapi juga cara berpikir seseorang dalam memandang dunia.
Pola Pikir Instan dan Dampak dari Konsumsi Konten yang Cepat
Salah satu dampak utama TikTok terhadap cara berpikir masyarakat adalah kecenderungan untuk berpikir serba cepat. Karena durasi video yang cepat dan sangat singkat untuk diakses, banyak pengguna yang mendapatkan informasi dalam waktu singkat tanpa menganalisanya lebih dalam.Â
Hal ini dapat mengurangi kemampuan pengguna dalam berpikir kritis dan reflektif.
 Informasi yang di sampaikan secara singkat tanpa konteks yang memadai membuat orang menerima tanpa memikirkan kebenarannya, sehingga masyarakat cederung menerima informasi secara terburu-buru dan dangkal, tanpa mau mencoba mencari pemahaman lebih lanjut.
Menurunnya Kemampuan Berpikir Kritis
TikTok dengan durasi video yang singkat, kreator konten cenderung memadatkan pesan mereka menjadi sederhana dan mudah di cerna. Namun, hal ini mengurangi kesempatan permisa untuk berpikir kritis atau merenung. Video viral biasanya lebih mengutamakan hiburan dan sensasi dari konten yang bermakna, sehingga masyarakat cenderung terpengaruh oleh tren tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya.
Perubahan pada Norma dan Prioritas Sosial
TikTok dapat juga mempengaruhi cara berpikir masyarakat terhadap norma sosial. Popularitas konten yang berfokus pada panampilan fisik, gaya hidup glamor, dan pencarian popularitas dapat menciptakan standar sosial yang tidak realistis. Banyak orang, khususnya remaja menganggap ketenaran, banyak suka (likes), dan pengikut (followers) sebagai tolak ukur keberhasilan dan kebahagiaan.Â
Hal ini dapat membuat orang lebih fokus pada pencapain di dunia maya, seperti popularitas di media sosial, daripada hal-hal yang lebih penting seperti pendidikan atau karier. TikTok juga mendorong orang untuk tampil lebih "unik" atau "ekstrem", yang akhirnya dapat mengubah pandangan masyarakat tentang apa yang seharusnya dianggap sebagai perilaku atau nilai yang "normal" atau "baik".
Meningkatkan Polarisasi Sosial dan Informasi yang Salah
Dengan tren dan challenge yang cepat viral, TikTok juga mempercepat penyebaran opini ekstrem dan informasi salah. Algoritma yang mengutamakan popularitas, bukan kebenaran, membuat pengguna terpapar hanya pada pandangan yang bias. Hal ini dapat memperburuk polarisasi sosial, di mana orang  hanya mengkonsumsi informasi yang sejalan dengan padangan meraka saja, dan video hoaks sering mendapatkan perhatian dari pada yang berbobot.
Perubahan dalam Pola Interaksi Sosial dan Pengaruh Media Terhadap Pandangan Dunia
 TikTok mengubah pola interaksi sosial, dimana banyak orang lebih memilih berkomunikasi lewat video singkat daripada percakapan langsung atau diskusi mendalam. Hal ini dapat membuat hubungan sosial cenderung lebih superfisial. Dengan visual yang dominan, TikTok mengalihkan fokus dari pengenbangan ide ke konsumsi gambar atau momen singkat yang menarik, mempersempit pandangan dunia yang lebih fokus pada tren daripada hal-hal penting dan substansial.
Kesimpulan Â
Dampak negatif TikTok terhadap cara berpikir masyarakat tidak dapat dipandang sebelah mata. Platform ini, dalam pengaruh besar untuk penyebaran informasi secara cepat dan luas, mempengaruhi cara pengguna mencerna informasi, berinteraksi sosial, dan menetukan nilai-nilai yang mereka anggap penting.
 Pengguna yang terus-menerus terpapar pada konten yang bersifat ringkas, sensasional, dan visual dapat kehilangan kemampuan untuk berpikir kritis, serta cenderung mengikuti tren tanpa pertimbangan yang mendalam. Oleh karena itu, meskipun TikTok menawarkan hiburan dan kreatifitas, Pengguna perlu waspada terhadap dampak negatifnya dan berusaha mengimbangi konsumsi konten dengan pemikiran yang kritis dan reflektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H