Mohon tunggu...
deswita lintang
deswita lintang Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030025/ Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

be kind, so world will give u good things.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Yogyakarta: Istimewa Nan Mahir Memikat Hati, Apakah Kamu Jatuh Cinta Dengannya?

9 Juni 2022   03:11 Diperbarui: 9 Juni 2022   03:33 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

b. Siraman Pusaka

adalah tradisi memandikan pusaka milik Ngarsa Dalem atau Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tradisi ini diselenggarakan setiap bulan Sura yang diselenggarakan secara tertutup oleh orang dalam kraton saja, dan masyarakat tidak diperbolehkan untuk menyaksikan acara adat yang satu ini.

c. Saparan

Tradisi ini kerap dikenal juga dengan istilah bekakak. Adalah sebuah tradisi Jawa yang dilakukan untuk mengenang jasa seorang abdi dalem kesayangan Sri Sultan Hamengkubowono I, yakni Ki Wirosuto yang konon katanya hilang secara misterius di Gunung Gamping pada saat mencari batu gamping. 

Khas yang ada dalam acara ini yaitu mempersembahkan persembahan yang berupa replika pengantin baru yang terbuat dari tepung ketan dan cairan gula jawa sebagai bentuk pemgjormatan dari warga sekitar kepada penunggu Gunung Gamping dimana letak hilangnya Ki Wirosuto.

d. Labuhan Parangkusumo

Arti  kata Labuhan memiliki makna membuang, meletakkan atau menghanyutkan. Yaitu upacara adat yang dilakukan dengan tujuan memohon dan meminta doa keselamatan serta membuang segala macam sifat buruk. Dalam upacara inii Pihak Keraton Yogyakarta menghanyutkan benda-benda tertentu yang disebut uba rampe labuhan di tempat-tempat tertentu atau yang biasa disebut dengan petilasan.

e. Tumplak Wajik

Merupakan upacara yang menunjukkan simbol sedekah raja kepada rakyat. Dimulai dengan proses merangkai gunungan yang nantinya akan dibagikan kepada warga dalam upacara Garebeg.

2. Ramah

Pasti sudah banyak orang yang mengenal keramahan yang dimiliki oleh para warga Yogyakarta. Ramah dan sederhana, adalah dua hal yang sudah lekat denggan kota pelajar ini sejak dulu. Warga yang kerap kali menyapa atau sekedar tersenyum saat berpapasan, warga yang terkesan dengan kerendah hatian, ditambah bahasa jawa halus yang dipakai di Yogyakarta menambah kesan ramah pada kota yang satu ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun