Mohon tunggu...
Deswita KhairinaBudi
Deswita KhairinaBudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Indonesia

Menulis dengan bergaya politik, tertarik dengan isu-isu kebijakan pemerintahan luar negeri dan hubungan antar negara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Narasi Propaganda Media Massa dan Dampaknya dalam Konflik Palestina dan Israel

4 April 2024   14:39 Diperbarui: 4 April 2024   17:39 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dubes Israel dalam PBB. MediaIndonesia.com

 

Jika merunut terhadap pengertian propaganda menurut Lasswell dalam (Wilcox, 2005) bahwa propaganda merupakan suatu perilaku kolektif yang memanfaatkan pengaturan dengan cara manipulasi pada simbol-simbol yang diberikan dengan cara menggiring opini publik. Dari tanggapan abstrak tersebut Jacques Ellul memberikan definisi mengenai propaganda, yaitu suatu metode yang digunakan oleh kelompok secara terorganisir sehingga kelompok tersebut memiliki tujuan untuk memunculkan reaksi dan partisipasi aktif maupun pasif oleh massa melalui proses manipulasi psikologis. Dari pendefinisian mengenai propaganda yang telah disampaikan oleh para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa propaganda merupakan aktivitas untuk menyebarluaskan pesan yang nantinya pesan tersebut akan saling memberikan pengaruhnya dalam pendapat orang lain sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. 

Dalam teknik melakukan propaganda terdapat dua teknik yang paling dikenal, pertama adalah teknik memotong pada bagian yang dapat menyudutkan suatu belah pihak, dimana hasil tersebut dapat menggiring opini buruk dari publik yang menilai seseorang salah. Dalam menyebarkan propaganda setidaknya ada dua cara yang dapat dilakukan, yang pertama adalah dengan cara frustration scapegoat atau dengan cara menyebarkan ungkapan kebencian dengan menjadikan seseorang atau sesuatu sebagai kambing hitam. Yang kedua, adalah teknik fear atau dengan memanfaatkan kesadaran publik akan adanya ancaman terhadap kesejahteraan hidupnya 

Konflik Palestina dan Israel pastilah tidak jauh dengan pengaruh dari peran media dalam menyebarluaskan berita hingga propagandanya di seluruh dunia. Isu konflik Palestina dan Israel baru-baru ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan dan diinformasikan oleh media, karena konflik ini termasuk konflik yang besar dan berkaitan langsung dengan adanya pelanggaran HAM yang terjadi. 

Media dan perannya untuk menyebarluaskan propaganda

Dalam dunia modern ini Media Pers dan juga Media Massa menjadi komponen paling berperan dalam penyebaran propaganda ini, dengan penyajian informasi melalui berita yang dipublikasikan, media dapat dengan mudah memutar balikan fakta. Media dapat memicu opini publik dengan mudah akibat dari berita yang disebarkannya. Media Massa sendiri adalah alat untuk menyebarluaskan berita tanpa batas, penyebaran informasi melalui Media Massa dilakukan tanpa henti dan terus beruntun dengan tujuan untuk merayu opini massa. Dengan Media Massa isu-isu yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan masyarakat menjadi penting, dan masyarakat merasa membutuhkan informasi yang ada untuk melakukan tindakan atau pun dalam mempengaruhi pemikiran dan bahkan budaya suatu masyarakat tersebut. 

Jika mengutip dari perkataan (Shaw & McCombs, 1972) yang mengatakan bahwa "Media can be pervasive but not particularly persuasive" arti dari statement tersebut adalah bahwa media dapat dengan mudah menggunakan cara yang unik untuk  mempersuasi khalayak sehingga publik pun merasakan suatu atensi terhadap suatu isu yang diberitakan oleh media tersebut. Maka dari itu hadirlah teori agenda setting yang menjadi pola pemikiran bahwa media mampu membuat publik sadar akan suatu hal maupun tidak sadar akan suatu hal. Dengan teori agenda setting ini dapat diketahui bahwa media massa sangat memiliki kemampuan dalam mengatur perhatian dan opini publik, sehingga apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting juga oleh seluruh masyarakat. Selain itu, agenda setting juga menjadikan media tidak hanya berperan sebagai penyebarluasan informasi saja, tetapi media berperan pula dalam menyeleksi dan menentukan informasi tersebut. 

Konflik Palestina dan Israel 

Berpacu pada artikel yang dimuat oleh BBC News Indonesia, konflik dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023 dimana terdapat kelompok militer Palestina yang bernama Hamas melakukan penyerangan terhadap Israel dengan menyusup ke lingkungan warga sipil di dekat jalur Gaza. Setidaknya ada 1.400 warga Israel yang meninggal dunia pada kejadian tersebut, selain itu ada 203 tahanan israel yang dijadikan sandera di Gaza. Sebagai balasan, Israel mulai melakukan serangan udara terhadap Palestina dan memakan korban sebanyak 5.000 warga Gaza pada saat itu. Israel juga melakukan operasi penyerangan yang terus berlanjut terhadap Gaza yang tidak ada hentinya, bahkan Israel pun memberlakukan blokade total terhadap wilayah Gaza, membuatnya menjadi sulit akan akses pasokan makanan dan kebutuhan pokok lainnya. 

Konflik Palestina dan Israel ini bukanlah suatu hal yang baru terjadi, karena sepanjang sejarah pertikaian antara kedua sudah berlangsung selama tujuh dekade lamanya. Wilayah tersebut berkali kali dilanda rangkaian konflik bersenjata yang terus memengaruhi dinamika hubungan antara kedua negara tersebut. Awal mula konflik terjadi pada tahun 1917 dimana orang-orang Yahudi datang ke tanah Arab setelah diberi janji akan dipindahkan dari Eropa oleh Inggris setelah pembantaian yang dilakukan oleh Nazi pada saat itu. Orang yahudi datang dengan beberapa gelombang di wilayah yang dihuni oleh penduduk asli Arab Palestina. Dalam gelombang ini tentu terdapat perlawanan oleh warga Palestina yang tidak siap dengan hadirnya perubahan demografi dan penyitaan tanah oleh Inggris untuk orang-orang Yahudi tersebut. 

Beberapa konflik terus terjadi seperti gerakan zionis yang terus dilakukan untuk menguasai daerah Palestina, akhirnya sampai pada tanggal 15 Mei 1948, Israel mengumumkan pendirian negara Israel di atas tanah Palestina dan mengakibatkan 150.000 warga Palestina tetap tinggal di negara Israel dan hidup di bawah pengawasan militer Israel selama 20 tahun lamanya dan menjadi warga negara Israel. Walaupun PBB sudah berusaha untuk menghadirkan resolusi konflik antara kedua negara tersebut tetapi rentetan perang tidak bisa dihindarkan dan terus terjadi hingga saat ini dan belum menemukan jalan keluar dimana hanya sampai pada tahap gencatan senjata saja. 

Propaganda media Israel VS Palestina, apakah Boikot termasuk?

Edward Said dalam bukunya yang berjudul Orientalism menjelaskan bahwa praktik orientalisme masih ada hingga saat ini, dimana pada zaman modern ini terjadi proses demonisasi islam dalam berita maupun budaya populer. Amerika sebagai sekutu yang sangat mendukung Israel merupakan negara paling anti-Arab dengan hal itu berita yang disiarkan oleh media disana sangatlah memojokan Arab sebagai konotasi yang sangat negatif dan dapat menimbulkan paranoid bagi orang barat. Propaganda Arab yang disebarkan dalam media Amerika ini sangat memiliki dampak bagi pemikiran stereotip yang dimiliki orang barat dalam melihat orang Arab, kebanyakan orang Barat melihat bahwa segala jenis manusia yang terlihat memiliki penampilan Arabic dan berasal dari negara-negara Arab adalah seorang fanatik dan teroris. 

Jika dikaitkan dengan Israel sebagai sekutu Amerika yang dijadikan contoh oleh Edward Said ini kita dapat melihat dalam contoh propaganda Israel yang bernama Hasabra yang menyebarkan propaganda Zionis sebagai fakta mengenai Israel. Hasabra sendiri berarti "menjelaskan" dan digunakan sebagai kebijakan diplomasi Israel. Upaya dalam menyebarluaskan Hasabra ini sangatlah terkoordinasi dimana para delegasi dan menteri Israel berusaha merayu masyarakat di seluruh dunia untuk menerima narasi Zionis mengenai Palestina. 

Selain itu Hasabra juga melakukan propaganda dengan memberikan "ancaman" di dalamnya, yang ternyata di dalamnya hanyalah berisi kebijakan rasis Palestina. dengan ancaman yang dibuat buat oleh pihak Israel ini memiliki tujuan agar negara-negara barat merasa penting untuk melindungi Israel dengan mendukung segala kebijakan yang rasis terhadap rakyat Palestina. Tentu dengan cara itu Israel terlihat memakai taktik propaganda fear untuk membangun rasa takut dengan ancaman atau sederhana disebut sebagai Playing Victim, sehingga negara-negara Barat yang tadinya tidak merasa memiliki kepentingan akan konflik tersebut merasa penting dan harus ikut andil dalam melindungi Israel. 

Dengan Hasabra yang dilakukan oleh Israel ini tidak kendati membuat seluruh dunia simpati terhadap mereka, malah sebaliknya mendukung Palestina dengan cara melakukan propaganda BDS(Boikot, Divestasi, Sanksi) diseluruh dunia dan digalangkan di Media Massa terutama dalam berbagai platform media sosial seperti X, Instagram, Facebook, dll. Gerakan ini bertujuan untuk mematikan ekonomi Israel dengan cara halus melalui budaya. demonstrasi dilakukan  untuk menyebarluaskan pesan agar memberikan sanksi dan mengutuk segala perbuatan yang dilakukan Israel akan Palestina. 

Di Media sosial sendiri usaha boikot seringlah digalangkan oleh para netizen, dimana mereka membuat list produk-produk yang memiliki hubungan yang kuat dengan Israel, seperti boikot makanan fast food  seperti  MCD, KFC, Dominos pizza, starbucks dan lain lain. Hal ini digalangkan secara efektif dimana di media sosial sendiri sering kali adanya pemberitahuan kembali akan produk produk yang memiliki afiliasi dengan Israel. Bahkan disediakan pula web secara langsung yang dapat digunakan untuk mengcek berbagai produk Israel, yaitu dalam web seperti : https://boycott-israel.org/boycott.

Selain itu di X sendiri, baisanya beberapa artis yang berinfluence memakai barang yang diboikot maka para netizen serta fans berusaha untuk mengingatkan artis tersebut atau berhenti mendukung artis tersebut selama belum berhenti memakai barang yang diboikot tersebut. hal ini dapat dilihat dari usaha para Kpopers yang berusaha untuk menegur idol Korea yang mengkonsumsi barang yang diboikot dan juga bahkan mereka ada yang mencoba keluar dalam fandom dan berhenti mendukung idol tersebut jika pesannya tidak diindahkan idolnya

Dengan berbagai paparan diatas, sangat terlihat bahwa media massa sangat berdampak pada adanya propaganda opini di dunia. dengan media massa banyaknya informasi mau itu baik atau buruk, bohong atau tidak, selagi di publikasikan oleh media maka hal tersebut akan menjadi suatu hal yang berdampak pada reaksi publik. 

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym. 
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym. 

Selain itu di X sendiri, baisanya beberapa artis yang berinfluence memakai barang yang diboikot maka para netizen serta fans berusaha untuk mengingatkan artis tersebut atau berhenti mendukung artis tersebut selama belum berhenti memakai barang yang diboikot tersebut. hal ini dapat dilihat dari usaha para Kpopers yang berusaha untuk menegur idol Korea yang mengkonsumsi barang yang diboikot dan juga bahkan mereka ada yang mencoba keluar dalam fandom dan berhenti mendukung idol tersebut jika pesannya tidak diindahkan idolnya

Dengan berbagai paparan diatas, sangat terlihat bahwa media massa sangat berdampak pada adanya propaganda opini di dunia. dengan media massa banyaknya informasi mau itu baik atau buruk, bohong atau tidak, selagi di publikasikan oleh media maka hal tersebut akan menjadi suatu hal yang berdampak pada reaksi publik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun