Mohon tunggu...
Deswita KhairinaBudi
Deswita KhairinaBudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Indonesia

Menulis dengan bergaya politik, tertarik dengan isu-isu kebijakan pemerintahan luar negeri dan hubungan antar negara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Narasi Propaganda Media Massa dan Dampaknya dalam Konflik Palestina dan Israel

4 April 2024   14:39 Diperbarui: 4 April 2024   17:39 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Propaganda media Israel VS Palestina, apakah Boikot termasuk?

Edward Said dalam bukunya yang berjudul Orientalism menjelaskan bahwa praktik orientalisme masih ada hingga saat ini, dimana pada zaman modern ini terjadi proses demonisasi islam dalam berita maupun budaya populer. Amerika sebagai sekutu yang sangat mendukung Israel merupakan negara paling anti-Arab dengan hal itu berita yang disiarkan oleh media disana sangatlah memojokan Arab sebagai konotasi yang sangat negatif dan dapat menimbulkan paranoid bagi orang barat. Propaganda Arab yang disebarkan dalam media Amerika ini sangat memiliki dampak bagi pemikiran stereotip yang dimiliki orang barat dalam melihat orang Arab, kebanyakan orang Barat melihat bahwa segala jenis manusia yang terlihat memiliki penampilan Arabic dan berasal dari negara-negara Arab adalah seorang fanatik dan teroris. 

Jika dikaitkan dengan Israel sebagai sekutu Amerika yang dijadikan contoh oleh Edward Said ini kita dapat melihat dalam contoh propaganda Israel yang bernama Hasabra yang menyebarkan propaganda Zionis sebagai fakta mengenai Israel. Hasabra sendiri berarti "menjelaskan" dan digunakan sebagai kebijakan diplomasi Israel. Upaya dalam menyebarluaskan Hasabra ini sangatlah terkoordinasi dimana para delegasi dan menteri Israel berusaha merayu masyarakat di seluruh dunia untuk menerima narasi Zionis mengenai Palestina. 

Selain itu Hasabra juga melakukan propaganda dengan memberikan "ancaman" di dalamnya, yang ternyata di dalamnya hanyalah berisi kebijakan rasis Palestina. dengan ancaman yang dibuat buat oleh pihak Israel ini memiliki tujuan agar negara-negara barat merasa penting untuk melindungi Israel dengan mendukung segala kebijakan yang rasis terhadap rakyat Palestina. Tentu dengan cara itu Israel terlihat memakai taktik propaganda fear untuk membangun rasa takut dengan ancaman atau sederhana disebut sebagai Playing Victim, sehingga negara-negara Barat yang tadinya tidak merasa memiliki kepentingan akan konflik tersebut merasa penting dan harus ikut andil dalam melindungi Israel. 

Dubes Israel dalam PBB. MediaIndonesia.com
Dubes Israel dalam PBB. MediaIndonesia.com

Dengan Hasabra yang dilakukan oleh Israel ini tidak kendati membuat seluruh dunia simpati terhadap mereka, malah sebaliknya mendukung Palestina dengan cara melakukan propaganda BDS(Boikot, Divestasi, Sanksi) diseluruh dunia dan digalangkan di Media Massa terutama dalam berbagai platform media sosial seperti X, Instagram, Facebook, dll. Gerakan ini bertujuan untuk mematikan ekonomi Israel dengan cara halus melalui budaya. demonstrasi dilakukan  untuk menyebarluaskan pesan agar memberikan sanksi dan mengutuk segala perbuatan yang dilakukan Israel akan Palestina. 

Di Media sosial sendiri usaha boikot seringlah digalangkan oleh para netizen, dimana mereka membuat list produk-produk yang memiliki hubungan yang kuat dengan Israel, seperti boikot makanan fast food  seperti  MCD, KFC, Dominos pizza, starbucks dan lain lain. Hal ini digalangkan secara efektif dimana di media sosial sendiri sering kali adanya pemberitahuan kembali akan produk produk yang memiliki afiliasi dengan Israel. Bahkan disediakan pula web secara langsung yang dapat digunakan untuk mengcek berbagai produk Israel, yaitu dalam web seperti : https://boycott-israel.org/boycott.

Selain itu di X sendiri, baisanya beberapa artis yang berinfluence memakai barang yang diboikot maka para netizen serta fans berusaha untuk mengingatkan artis tersebut atau berhenti mendukung artis tersebut selama belum berhenti memakai barang yang diboikot tersebut. hal ini dapat dilihat dari usaha para Kpopers yang berusaha untuk menegur idol Korea yang mengkonsumsi barang yang diboikot dan juga bahkan mereka ada yang mencoba keluar dalam fandom dan berhenti mendukung idol tersebut jika pesannya tidak diindahkan idolnya

Dengan berbagai paparan diatas, sangat terlihat bahwa media massa sangat berdampak pada adanya propaganda opini di dunia. dengan media massa banyaknya informasi mau itu baik atau buruk, bohong atau tidak, selagi di publikasikan oleh media maka hal tersebut akan menjadi suatu hal yang berdampak pada reaksi publik. 

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym. 
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym. 

Selain itu di X sendiri, baisanya beberapa artis yang berinfluence memakai barang yang diboikot maka para netizen serta fans berusaha untuk mengingatkan artis tersebut atau berhenti mendukung artis tersebut selama belum berhenti memakai barang yang diboikot tersebut. hal ini dapat dilihat dari usaha para Kpopers yang berusaha untuk menegur idol Korea yang mengkonsumsi barang yang diboikot dan juga bahkan mereka ada yang mencoba keluar dalam fandom dan berhenti mendukung idol tersebut jika pesannya tidak diindahkan idolnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun