Mohon tunggu...
Desvita Aulia Rachmadina
Desvita Aulia Rachmadina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prodi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eksistensi Wisata Bentara Budaya di Tengah Budaya Urban

21 Desember 2022   20:14 Diperbarui: 23 Desember 2022   18:53 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bentara Budaya Jakarta (Sumber: Kompas.com)

Wisata budaya merupakan suatu wisata yang memanfaatkan kebudayaan sebagai objek wisatanya. Objek-objek  kabudayaan tersebut adalah hasil seni budaya seperti adat istiadat, peninggalan sejarah, upacara agama, dan kerajinan-kerajinan rakyat.

Di era masyarakat urban yang semakin modern ini, mempengaruhi eksistensi wisata budaya, khususnya yang berada di daerah perkotaan. Arus globalisasi yang semakin pesat, pertumbuhan teknologi semakin canggih, budaya-budaya luar yang masuk ke negara kita, dapat menyebabkan eksistensi wisata budaya terkalahkan.

Oleh karena itu, agar eksistensi tetap terjaga dengan baik, wisata-wisata budaya berperan aktif dalam mengadakan kegiatan berbau kebudayaan lokal. Salah satunya yaitu wisata Bentara Budaya, lembaga kebudayaan yang dimiliki oleh Kompas Gramedia. Kegiatan tersebut bertujuan melestarikan kebudayaan Indonesia, agar tidak terlupakan di zaman modern seperti saat ini.

Dilansir dari laman bentarabudaya.com, nama Bentara Budaya memiliki arti utusan budaya. Hadirnya Bentara Budaya ini didedikasikan untuk perkembangan seni budaya sebagai upaya merawat kebhinekaan Indonesia, dan dijadikan sebagai titik bertemunya aspirasi yang pernah ada dengan aspirasi yang sedang tumbuh.

Bentara Budaya pertama kali diresmikan oleh Jakob Oetama, pendiri Kompas Gramedia, pada tanggal 26 September 1982 di Yogyakarta. Tempat wisata ini dijadikan sebagai ruang apresiasi bagi seni klasik Indonesia dan menghidupkan atau menggiatkan kembali bentuk kesenian tradisi warisan leluhur. Uniknya, walaupun wisata budaya, tapi juga digunakan sebagai ruang apresiasi bagi seni modern kontemporer, hingga bentuk seni kolaborasi lintas bidang. 

Tidak hanya Yogyakarta, Bentara Budaya juga didirikan di Ibukota, yaitu Jakarta. Bentara Budaya Jakarta resmi dibuka pada tanggal 26 Juni 1986. Terletak di Jl. Palmerah Selatan 17, Jakarta, memiliki ciri khas bangunan dengan gaya kesenian yang tinggi dan unik. Wisata Bentara Budaya Jakarta ini aktif mengadakan acara kesenian, salah satu acara yang belum lama diselenggarakan yaitu pameran seni keris, yang digelar pada 23-27 November 2022.

Pameran keris ini menghadirkan sekitar 150 keris karya para empu Nusantara dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Madura, Bali, dan Lombok. Pameran tersebut diadakan dalam rangka memperingati 17 tahun pengakuan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), atas keris Indonesia sebagai warisan dunia. Mengusung tema Keris Indonesia for Peace and Humanity 2022, yang diartikan sebagai keris menjadi karya seni untuk menjaga hubungan perdamaian manusia.

"Kita sebagai seniman kebudayaan, ingin menyuarakan bahwa kemanusiaan hancur hanya karena peperangan. Kalau terjadi perang lagi, kehidupan masyarakat terutama anak-anak, akan berubah drastis menjadi lebih buruk dibandingkan jika kita hidup damai, karena itu tema ini diangkat," ujar seniman rupa sekaligus Ketua Panitia Pameran, Toni Junus, di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (25/11).

Selain pameran kesenian lokal, Bentara Budaya Jakarta juga mengadakan acara seni kontemporer seperti pameran foto, teater, musik, pemutaran film, dan workshop. Wisata ini juga sebagai salah satu rujukan pusat kegiatan budaya dengan program tingkat nasional maupun internasional. Kegiatan-kegiatan tersebut yang membuat wisata Bentara Budaya konsisten menjaga eksistensinya sebagai wisata budaya yang tidak terkalahkan di tengah budaya urban.

Wisata budaya seperti ini, tetap memiliki relevansinya di tengah masyarakat urban yang semakin modern. Seperti halnya wisata Budaya Bentara juga sebagai tempat atau ajang untuk mengapresiasi seni-seni modern, dimana pada zaman ini terdapat banyak seniman yang memiliki karya di bidang seni modern, seperti seni kontemporer dan sebagainya. Toni Junus mengatakan bahwa seni tradisi untuk memasuki budaya urban memang memiliki tahapan, yaitu seni urban yang traditif, menengah, dan betul-betul seni urban.

"Pertama, seni urban yang traditif. Walapun dunianya modern, tetapi masih menguasai tradisi, masih digunakan, dan masih kental di dalamnya. Kedua, seni urban menengah. Masih memegang tradisi, ada juga yang mulai melupakan atau meninggalkan tradisinya. Ketiga, benar-benar seni urban. Semua serba modern, sudah tidak ada lagi yang menggunakan tradisi. Dan ketiga jenis tersebut bisa berpindah, maka dari itu wisata budaya seperti ini tetap harus dipublikasikan," ujar Toni.

Selain itu, salah satu pengunjung pameran seni keris di Bentara Budaya, Dicky Dwi Saputra beranggapan, wisata budaya kurang diminati anak muda atau kaum milenial. Masih banyak masyarakat terutama kaum milenial yang memiliki persepsi bahwa mengunjungi wisata budaya itu membosankan, kuno, dan ketinggalan zaman. Padahal menurutnya jika mengunjungi wisata budaya, banyak keuntungan yang kita dapat. Oleh karena itu, ia berharap semakin banyak masyarakat yang tertarik dengan wisata budaya. 

"Lebih banyak kegiatan penyuluhan mengenai budaya lokal sih, karyawisata ke tempat-tempat budaya, menggunakan cara efektif untuk mempromosikan budaya Indonesia ke kaum muda. Hal-hal tersebut memang salah satu tantangan di era digital saat ini, tetapi cara itu diharapkan bisa membuat masyarakat khususnya kaum muda, menjadi tertarik untuk mengunjungi wisata budaya," harap Dicky.

Penulis: Desvita Aulia Rachmadina, NIM: 11210511000139, Mahasiswa Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun