Mohon tunggu...
DEDE SULAEMAN
DEDE SULAEMAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Publisher barang barang berkualitas

Publisher barang barang berkualitas

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menabung Air Hujan, Memanen Manfaat

4 September 2019   15:36 Diperbarui: 4 September 2019   16:00 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika musim hujan sudah berpamitan dan musim kemarau datang maka pasokan air di rumah nenek di bawakan oleh anak anaknya dengan cara mengambil air dari lembah diangkut menggunakan jerigen yang di bawa di sepeda motor, saya juga sempat merasakan membawakan nenek air dan untuk mendapatkan pasokan air untuk kebutuhan 3 hari, setidaknya harus pulang pergi 3 kali mengambil air di jerigen, waktu itu saya udah agak gede dan berfikir, ternyata nenek suka marah kalo memboroskan air karena ya begitulah untuk mengambilnya harus ke desa yang berada di bawah bukit letak rumah, dan mungkin nenek kasian juga kepada yang suka mengambilkan air untuk beliau sehingga kadang nenek kesal jika melihat cucu nya menghabiskan air secara cuma cuma.

Pokoknya is the best lah nek untuk masalah pemanfaatan air hujan nenek juaranya, hehe, dan kisah itu sangat berarti bagi saya dan masih berhhubungan dengan judul psotingan tentang "menabung Air Hujan, Memanen Manfaat" karena buktinya meskipun rumah berada di lokasi yang tak ada sumber mata air namun masih bisa membuat sekeliling rumah dipenuhi dengan berbagai jenis tanaman hang tumbuh subur, yang artinya tanaman tanaman tersebut mendapatkan pasokan air cukup sehinggan sumbur.

Tapi perlu diketahui bahwa di daerah tempat tinggal nenek, rata rata penduduknya tidak memiliki wc pribadi dalam rumah yang mendapat pasokan air cukup, penduduk sekitar hanya memanfaatkan air hujaan untuk berbagai kebutuhan dan mengambil air untuk kebutuahn jika sedang musim kemarau, namun begitu ada juga terdapat beberapa Keluarga yang memiliki sarana wc dengan air cukup, ya tentunya husus hanya mereka yang memiliki cukup uang untuk membeli peralatan aagar air dari bawah bisa naik ke lokasi rumaahnya, sedangkan keluarga kami (nenek) hanya mengandalkan mengambil air tanpa membuat saluran husus.

Dari cerita di atas mungkin ada sedikit hikmahnya, jangan membuang air semabrangaan karena di situasi lain air akan sangat dibutuhkan walah hanya sedikit saja, manfaatkan air hujan sebaik mungkin dan bijaklah terhadap air hujan, jika kitaa mengeluh ketika hujan terus menerus mengguyur desa yang membuat aktivitas terhambat, sebaiknya berfikir lagi lebih baik daripada musim kemarau tanpa hujan, ya dinikmati saja karena jika sudah musim kemarau terasa kan bagaimana sulitnya mendapatkan sedikit air juga.

Mungkin hanya itu saja yang dapat disampaikan pada kesempatan kali ini, semoga tulisan singkat akudanair yang saya sampaikan bermanfaat bagi pembaca.

Mohon maaf jika ada penyusunan katanya agak berbelit-belit dan kesalahan dalam penulisan kata yang membuat pembaca bingung membacanya.

Jika punya pengalaman yang sama tentang pemanfaatan menabung air hujan, saran atau masukan silahkan tulis di kolom komentar  bawah ya...!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun