Berbicara mengenai seorang ibu, bagi setiap orang akan merasakan suasana hangat dan haru dalam dirinya, apalagi bagi seorang anak. Seorang ibu bagai mentari pagi di pagi hari, Ia menghangatkan dan menyehatkan.
Seorang ibu merupakan sosok wanita yang memberikan kehangatan pada keluarganya. Mampu melakukan semua hal untuk kebaikan anak-anaknya. Mampu menjadi sosok yang sangat berpengaruh dalam kehidupan keluarga.
Sosok wanita itu aku panggil mama,
Mama yang sangat menyayangi anak-anaknya, mampu melakukan semuanya, mengatur rumah tangga, memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan, beliau bekerja di sawah. Seorang wanita yang seharusnya tinggal di rumah, malah bekerja di sawah sendiri, semua itu demi anak-anaknya. Walaupun ia bekerja di sawah, dia tetap mengurus anak-anaknya dengan baik.
Menjadi kepala keluarga sendiri, membuat mama harus tangguh dan cerdas mengelola keluarganya. Pikiran dan jasmaninya ia kerahkan demi kehidupan keluarganya. Banyak hal yang harus ia pikirkan, terutama kehidupan anak-anaknya ke depan.
Di pagi-pagi buta, ia sudah bangun untuk mempersiapkan sarapan, membersihkan rumah, mencuci, dan segala aktifitas lainnya. Setelah anak-anaknya berangkat ke sekolah, barulah ia pergi ke sawah.
Untuk mengelola sawah tidaklah mudah, banyak yang harus dipersiapkan dan diselesaikan. Mulai dari penggarapan, penyemaian, penanaman, pemupukan, dan banyak lainnya. Dan hal itu ia lakukan selama kurang lebih 17 tahun hingga akhirnya dia sakit-sakitan dan tidak bisa mengelola sawah lagi.
Mama seperti pusat kehidupan keluarga, tanpanya, di rumah menjadi sepi, tidak seimbang dan akan hampa serta menjadikannya kacau balau, karena hanya beliaulah yang mampu mengaturnya dengan baik.
Cerewetnya mama, nasihat-nasihatnya, cerita-ceritanya, dan marah-marahnya akan selalu kita rindukan kelak. Maka, nikmatilah dulu dan sabar dengannya. Apalagi, buat anak-anak yang mempunyai orang tua yang sudah mulai menua.
Aku melihat wajah mama yang semakin memperlihatkan banyak kerutan di bagian-bagian tertentu disekitar wajahnya. Karena dulu sering ke sawah, membuatnya tidak merawat dirinya dengan baik. Kulitnya yang kusam, dan banyak bintik hitam di wajahnya.
Ia tak terlalu memikirkan hal itu, demi anak-anaknya. Namun, sekarang ia berhasil menyekolahkan anak-anaknya sampai keperguruan tinggi. Sebuah perjuangan bagi seorang mama untuk anak-anaknya, agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari dirinya.
Sekarang, aku sadar. Sesosok wanita itu tidak semuanya lemah, karena ada sebuah keadaan, dimana mereka harus tangguh di terpa berbagai masalah. Hal itu akan menjadikannya kuat dan bisa menghadapi segala masalah yang mendatanginya.
Seorang ibu bagai pusat kehidupan keluarga. Tanpa dirinya dalam sebuah rumah, akan terasa hampa dan terasa tak ada kehidupan.
Mamaku sang pusat kehidupan keluarga, sosok wanita tangguh yang mampu berdiri di kakinya sendiri, bekerja keras di sawah walaupun beliau hanyalah sesosok wanita yang biasa dianggap lemah. Tak ada rasa malu dalam dirinya demi menghidupi keluarganya terutama anak-anaknya, tak ada rasa lelah bagi dirinya demi melihat anak-anaknya bahagia, dan demi melihat senyuman anak-anaknya mengembang, beliau mampu bertahan walau ditimpa berbagai masalah.
Oleh karena itu, jika ada kesempatan, ingin sekali membuat mama bahagia. Memberikan sesuatu yang dapat membuatnya tersenyum. Memberikan hadiah di hari ibu kepada beliau, mungkin hal yang tepat untuk dilakukan sebagai seorang anak.
Buat kalian yang memiliki mama, yuk! Buat mereka bahagia, dan jangan lupa pengorbanan mereka yang telah membasarkanmu!
#selamathariibu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H