K7__ Determinants of Debt-Equity Choice -- Evidence From Poland
Pembahasan mengenai determinants of debts ini sama dengan pembahasan mengenai utang dan ekuitas. Seperti yang diketahui utang dimaknai sebagai pinjaman, yang mana pinjaman ini dikelompokkan menjadi sebuah kewajiban. Kewajiban ini muncul akibat dari kegiatan yang dilakukan di masa lalu dan hasil dari kewajiban tersebut menyebabkan arus keluar sumber daya entitas yang memiliki manfaat dalam ekonomi. Maka dari itu, utang merupakan suatu kewajiban.Â
Kewajiban dibagi dan diklasifikasikan ke dalam 3 klasifikasi, diantaranya yaitu klasifikasi lancar, tidak lancar dan kewajiban lain. Kewajiban lancar muncul akibta proses atau produksi masa lalu, biasanya berupa kegiatan yang menyebabkan arus keluar dan sumber daya berupa uang tunai, barang berharga dan jasa ikut mempunyai trasanksi. Sedangkan kewajiban tidak lancar memiliki makna yang sama hanya saja jangka panjang yang dimiliki lebih lama. Contohnya dapat dicontohkan dengan dana pensiun atau hutang hipotek. Yang terakhir adalah kewajiban lain-lain, kewajiban ini merupakan kewajiban yang diyakini memiliki provisi dan kontijensi.Â
Lalu bagaimana jika materi ini dibahas dalam standard polandia? Dalam sebuah penelitian di polandia mengenai Determinants of Debt-Equity Choice -- Evidence From Poland, mereka menemukan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan hutang perusahaan yang dianalisis lebih baik daripada teori struktur modal lainnya. Hasil yang diperoleh sebagian besar konsisten dengan studi sebelumnya yang dilakukan di Polandia dan dengan studi di ekonomi Barat.Â
Hasil ini didukung oleh beberapa penelitian sebelunya yang terjadi di polandia, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh E. Chojnacka (2011) yang mempelajari perusahaan atau organisasi yang terdaftar di Bursa Efek Warsawa pada periode 2002-2008. Bahwa perubahan dalam utang kelompok perusahaan yang dianalisis Chojnacka, 2011: 2122 menunjukkan bahwa variabel penjelas utama dari perubahan utang adalah kekurangan sumber pendanaan internal, namun intensitas dampaknya kenyataannya lebih rendah dari yang disarankan oleh teori.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H