November 2017 lalu aku hampir saja mengalami hal yang namanya keguguran, atau istilah kerennya adalah Abortus. Kejadian tersebut kembali kuingat karena hal ini kembali dialami kakakku, malahan sudah 2 kali. Bedanya adalah aku bisa mempertahankan janinku dan dia tidak (dengan ijin Allah tentunya).
Badanku yang kecil dengan berat waktu itu hanya sekitaran 40 kg, ditambah lagi kesibukanku yang saat itu mengikuti program PLPG, membuat fisik dan juga psikisku lelah. Tiba-tiba saja aku merasakan ada yang mengalir dari balik pakaian dalamku, tapi tidak ada rasa nyeri ataupun sakit pada bagian perut.
Reflek kakiku melangkah menuju kamar mandi karena memang saat itu aku sedang dalam proses konsumsi vitamin kehamilan karena sering flek apabila sudah banyak gerak.
Benar saja, begitu aku cek, flek yang biasanya berwana kecoklatan sekarang sudah berubah wujud menjadi darah segar, merah. Shock. Pastinya aku sangat shock. Walaupun saat itu adalah kehamilan ketiga, tapi kali ini benar-benar diuji.
Tanpa malu dan fikir panjang aku meminta tolong kepada ketua kelas untuk dapat mengantarkanku langsung ke rumah sakit (waktu itu kegiatan diadakan di pusat provinsi, jauh dari kotaku). Tentunya aku juga berkomunikasi dengan suami lewat handphone.
Bersyukur aku mendapatkan teman yang cekatan dan perhatian yang segera membawaku ke rumah sakit terdekat dengan mobil salah seorang peserta lain. Perawat di rumah sakit itu langsung memeriksa dan mengambil tindakan.
Perutku diraba dan dilihat melalui alat yang disebut USG, dan Alhamdulillah masih bisa diselamatkan, dengan syarat aku harus bedrest paling tidak selama 3 hari dan mengonsumsi vitamin penguat rahim.
Panitia memahami kondisiku dan memberiku istirahat selama 3 hari. Tentu saja dengan persetujuan dari dosen yang memberikan materi selama tiga hari itu. Alhamdulillah, Allah masih memberiku kepercayaan, dan anak ketigaku sekarang sudah mulai memasuki usia 2 tahun.
Berbeda kasus dengan kakakku. Kalau aku dari dulu berbadan kecil, sering sakit dan lemah. Kakakku adalah sosok yang bertubuh sehat dan kuat serta jarang sakit. Kejadiannya adalah ketika dia tidak menyadari kalau sedang hamil dan setelah dua bulan baru dia mengetahui hal itu.
Apa yang terjadi? Masuk bulan ketiga, bongkahan darah mengucur dari bagian kemaluannya. Dan ternyata janin di rahimnya tidak bertahan.
Selang dua bulan setelah kejadian itu, dia kembali hamil, lagi-lagi terlambat diketahuinya. Lagi pula usianya yang sudah menginjak kepala 4 membuatnya ragu untuk kembali hamil. Tapi apa daya, Allah berkehendak lain. Dia kembali mendapatkan anugerah yang pada sebagian wanita sulit untuk mendapatkannya.