Mohon tunggu...
Destria Ray
Destria Ray Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jakarta, 3 Desember 1984. Tertarik dengan ilmu kejahatan sehingga sempat mencicipi dunia Kriminologi selama 4 tahun lebih. Beralih ke teorinya dunia wirausaha (Strategic Entrepreneurship). Tetapi masih penasaran dengan banyak hal.:::Bukan salah saya ketika saya ingin tahu segala hal. Namun itu adalah kesalahan saya ketika saya berhenti untuk mengetahui suatu hal:::Pencipta dan alam adalah dua hal yang menjelaskan tentang kehidupan::: Salam persahabatan :D

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Faith: Cinta Ini Diuji Hingga ke Lain Benua

16 Juli 2010   20:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:48 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku mau lanjut kuliah ke luar negri! Kamu masih ingat kan? Aku pernah bilang, kalau kita terus berantem kayak gini, aku mau benar-benar jauh dari kamu." Mita diam sejenak menunggu tanggapan Surya. "Iya, aku tahu. Dari dulu kamu emang selalu mau jauh dari aku. Kalau kamu mau pergi, pergi! Aku yakin papa mama kamu juga setuju banget. Mereka memang gak akan suka kalau kamu sama aku. Aku gak akan bisa penuhin semua kemauan kamu. Aku gak bisa kayak cowo-cowo kantoran yang gajinya di atas 5 juta. Aku juga gak bisa kayak temen-temen kantor kamu yang tiap weekend nongkrong, gaul, bla... bla... bla..." Surya masih terus mengoceh tapi Mita sudah tidak sanggup untuk mendengarkannya. Mita hanya bisa diam sambil berteriak tanpa suara. Surya, seandainya kamu tahu...aku memang cewe yang paling aneh sedunia. Keegoisan aku selalu memaksa kamu untuk menjadi laki-laki yang paling sempurna. Kesalahan kamu karena kamu bertemu dengan mantan kamu belum bisa aku maafin sampai sekarang. Dan hal itu yang selalu buat aku merasa takut kalau kamu akan sakitin aku lagi. Semakin aku mencintai kamu, semakin besar pula keinginan aku untuk menjauh dari kamu. Aku hanya takut kecewa . Tapi kenapa aku gak bisa lupain kamu? Kenapa hubungan kita seperti lingkaran setan yang selalu berantem tiap hari? Kenapa?

***

21.07.2008 "Pesawat aku jam 8 pagi take off-nya. Kita ketemu jam 6 pagi ya. Sayang, aku kan ikut preparation IELTS dulu dan kemungkinan tahun depan sebelum masuk S2-nya aku gak balik ke Indo. Jadi kamu harus dateng ya besok. Kalau enggak aku marah." "Iya..." jawab Surya setengah pasrah, seperempat sedih, seperempat marah. Tapi semuanya sudah terlanjur. Mita memilih London yang terpisah belasan ribu kilometer dengan Indonesia untuk menjauh dari Surya. Dan sudah dapat dipastikan Surya tidak dapat menyusul Mita karena persyaratan financial yang diajukan kedutaan Inggris akan sangat sulit bagi Surya untuk dipenuhi. 22.07.2008 07.15 WIB Di mana kamu Surya? Ini yang kamu mau?  Mita melangkah lunglai ke dalam ruang tungggu setelah Mita berpamitan dengan kedua orangtuanya. 07.30 WIB "Ha...llo..." Mita menjawab dengan lemas. "Maafin aku...aku bodoh.. aku gak tidur sampai jam 4 tadi karena aku takut kalau aku ketiduran aku bangunnya kesiangan. Tapi yang ada aku ketiduran beneran. Maafin aku Mita... Maafin aku..." suaranya yang bercampur isakan tangis membuat Mita terdiam....Kamu memang bodoh Surya...kamu selalu bodoh dengan tindakan kamu. Sejenak mereka terisak bersama. Mita, maafin aku, aku sengaja. Aku gak akan bisa lihat kamu pergi. Dan akhirnya aku buat kamu batal pergi  dan semakin buat orang tua kamu benci ama aku. (hahahahaha ngarep kayak di pelem2, mas?)

***

Aneh! Walaupun sudah belasan ribu kilo meter terpisah, emosi dan hubungan Mita dan Surya tak kunjung berakhir. Lingkaran setan tetap ada di hidup Mita. Hingga satu hari Mita memutuskan untuk mengakhiri hubungan dan mencari pengganti Surya. Satu, dua, tiga, empat pria pengganti Surya bukannya membuat Mita semakin mengerti arti cinta. Ada hal yang sangat membedakan pria-pria itu dengan Surya. Mita dapat merasakannya tapi tidak tahu harus dinamakan apa perasaan itu. Meskipun pria-pria itu tidak gampang emosi seperti Surya, mudah bergaul dengan teman-teman Mita, namun tetap Mita merasa lebih nyaman dengan Surya. Mita berusaha untuk mencari pembenaran. Mungkin karena perbedaan budaya. Tapi tetap bukan itu jawabannya. Dan akhirnya Mita memutuskan untuk tidak menjalani hubungan dengan siapapun. Sedikit nyaman, Mita tidak perlu kehilangan jati dirinya dengan pergaulan palsu dan terlalu hedon yang dulu dilakukannya sebelumnya semenjak menetap di London. Tapi tetap hati Mita kosong.

***

30.10.2009 Tujuh tahun yang lalu aku dan Surya memulai hubungan ‘aneh' itu. Surya selalu menjaga aku. Ia selalu menuruti kehendakku. Ia selalu mendengarkan aku. Bahkan aku suka menyuruh dia ngebolos dari kantor. Aku selalu mengancam akan mengakhiri hubungan jika ia tidak melakukan perintahku. Aku selalu membuatnya cemburu. Aku selalau ingin menyakitinya karena hanya satu kesalahan yang ia perbuat; kesepakatan untuk tidak menemui mantan pacar! Aku tahu kalau itu bukan kehendak dia. Temannya, Anton, yang kebetulan sekantor dengan mantan pacar Surya, mengajak Surya untuk makan siang dan pada akhirnya mereka pun bertemu. Tuhan, mengapa sulit sekali aku untuk melupakan itu? Langkah Mita terhenti di sebuah restaurant cepat saji di daerah Leicester Square. Restaurant cepat saji kesukaan Surya; pedas dan renyah. Mita duduk dengan makanan pesanan di depannya. Sayup-sayup ia mendengar percakapan sepasang pasangan lanjut usia. "You go first!" kata si kakek. "No, it's yours" bantah si nenek. Mita memindahkan ekor matanya ke arah meja pasangan lansia tersebut. "Okay, love," jawab si kakek sambil mengedipkan matanya ke arah si nenek. Surya juga dulu suka mengedipkan matanya; tapi hanya kepadaku ! Mita berdialog dengan hati dan pikirannya. Si nenek sedikit tesipu dan tersenyum. Pakaian mereka sangat sederhana dan di hadapan mereka hanya ada sebuah burger yang sudah dibelah dua dan sebotol soft drink. Mungkin mereka kurang mampu, Mita berkata dalam hati. Si nenek terus menatap sang kakek yang sedang melahap burger-nya. Mita sangat mengenal tatapan mata nenek itu. Surya! Ya, tatapan mata Surya ketika melihat Mita. Tatapan mata yang bersinar dan selalu mendamaikan hati Mita. Lagi-lagi si nenek tersenyum. Tiba-tiba Mita melihat hal yang sangat aneh dalam hidupnya. Si kakek menanggalkan gigi palsu yang ia pakai dan memberikannya kepada si nenek. Hueeekkk!!! ‘Thank you, love. I love you forever and ever," kata si kakek ke si nenek. Si nenek memasang gigi palsu yang baru saja dipindahtangankan. Tanpa sengaja si nenek menangkap pandangan Mita yang sedang memperhatikan ia dan suaminya. "So sorry, you might think it's disgusting. But this is our way to show a love. Having faith and sharing what we have. Love is simple. No ambition in it. Today is our wedding anniversary. Yeah, we have been together for 52 years. No party, only two of us." Si nenek tersenyum dan mulai melahap burger bagiannya. "Do you have faith in your lover?" pertanyaan spontan si nenek yang membuat Mita tersadar apa yang salah setelah lebih dari 5 tahun hubungannya dengan Surya. Ya, keyakinan. Keyakinan bahwa Surya tidak akan menyakiti Mita. Sama seperti keyakinan yang ada di dalam hati si nenek terhadap si kakek bahwa si kakek tidak akan membiarkan si nenek meunggu lama dan kelaparan. Keduanya sama-sama lemah; tidak memiliki gigi. Tapi dengan keyakinan mereka bisa mengatasi kelemahan mereka. Mungkin mereka mampu untuk membeli gigi palsu tapi mereka memilih jalan lain untuk menunjukkan kesabaran, kasih dan keyakinan satu sama lain. Keyakinan yang membuat si nenek berkorban untuk menunggu si kakek menyantap makanannya dengan tetap tersenyum penuh cinta dan semuanya itu juga tercermin di mata si nenek. Persis dengan Surya ketika melihat Mita. Mita hanya tersenyum getir saat itu. Air matanya mulai menetes. "Grandma....we got you!!!Surprise...." tiga pasang suami istri dengan enam orang anak remaja datang menghampiri pasangan lansia di samping Mita dan menghujani pasangan lansia itu dengan ciuman, cake yang mahal yang aromanya sangat Mita kenal dan beberapa kado. Surya, maafin aku. Aku tahu sekarang. Keyakinan akan mengalahkan kelemahanku. Kelemahan yang selama ini sulit untuk aku hilangkan. Kelemahanku yang membutakan aku akan kesederhanaan cinta kamu, pengorbanan kamu dan keyakinan cinta kamu. Surya... ********************************************************************************* Untuk kamu setiap 1,25 kata yang aku tulis di dalam thesis aku adalah satu kilometer yang aku tempuh untuk menuju kamu. Tapi semua kata-kata itu harus aku rangkai hingga memiliki makna sehingga ada pengertian di dalamnya sama seperti hubungan kita. J God bless Sumber gambar : http://www.simmons.edu/reconnect/gerri-pozez/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun