Mohon tunggu...
Destiya Rama
Destiya Rama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Profesi Keperawatan STIKes Mitra Keluarga

Sedang menempuh pendidikan profesi keperawatan di STIKes Mitra Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mitos atau Fakta Lansia Pasti Demensia

15 Oktober 2021   10:08 Diperbarui: 15 Oktober 2021   10:27 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sejak tahun 2015 baik secara global, Asia dan Indonesia sudah memasuki era penduduk menua atau ageing population dibuktikan dengan jumlah penduduknya yang berusia 60 tahun ke atas melebihi angka 7%. Terdapat 19 provinsi (55,88%) dari provinsi Indonesia yang memiliki struktur tua, tiga provinsi dengan presentase lansia terbesar yaitu DI Yogyakarta (13,81%), Jawa Tengah (12,59%) dan Jawa Timur (12,25%). Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah 33,69 juta, sedangkan pada tahun 2030 berjumlah 40,95 juta penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2017).

 

Lanjut usia atau yang biasa disingkat menjadi lansia seringkali didefinisikan sebagai orang tua yang renta. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 menyebutkan bahwa yang dimaksud dnegan lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Perlu diketahui bahwa lansia bukan punyakit, melainkan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan (Muhith, 2016). Selain dikenal sebagai orangtua yang renta, masyarakat juga mendefinisikan lansia sebagai orang tua yang pelupa. Kenyataannya banyak juga lansia yang tetap sehat dan memiliki daya ingat yang baik tergantung dengan cara menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat yang dimiliki.

Demensia merupakan istilah yang dapat digunakan ketika ada nya penurunan kemampuan otak terutama dalam hal kognitif dan memori secara bertahap mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Masyarakat umum biasa menyebutnya pikun. Bukan hanya pelupa, dalam Foundation, 2017 menyebutkan bahwa demensia juga dapat dikenali melalui perubahan pada hal-hal seperti memori, kemampuan komunikasi dan berbahasa, kemampuan berfokus dan memberikan perhatian, kemampuan mengambil keputusan, persepsi visual, kepribadian dan mood. Disebutkan juga bahwa kebanyakan demensia memiliki sifat progresif, jadi jangan menganggap ringan gejala demensia dengan mengatakan "wajar karena usia".

Jadi, apakah demensia hanya dikarenakan oleh pertambahan usia? Jika tidak, bagaimana cara mencegahnya?

Untuk dapat mencegah terjadinya demensia, tentunya kita harus mengetahui faktor resiko yang menyebabkan seseorang dapat mengalami demensia. Menurut penelitian yang dilakukan Priastana & Nurmalisyah, 2020 menyebutkan bahwa terdapat 17 faktor risiko demensia diantaranya adalah usia, riwayat keluarga, pendidikan, obesitas, stroke, diabetes, hipertensi, mengunyah tembakau, rasio pinggang-pinggul tinggi, kebiasaan merokok, cedera kepala, kelebihan berat badan, asupan alkohol, penyakit arteri koroner, depresi, epilepsi, dan gangguan pola tidur.

Dari faktor risiko yang sudah disebutkan tentunya kita harus menjaga tubuh agar terhindar dari penyakit yang menjadi faktor risiko dari demensia, selain itu juga kita harus menjalankan pola hidup sehat agar dapat menjadi lansia yang hebat dikemudian hari. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Rita, 2020 menyebutkan bahwa adanya hubungan antara peran anggota keluarga terhadap pencegahan resiko demensia. Peran anggota keluarga yang baik dapat mendukung melakukan pencegahan resiko demensia.

Referensi

Foundation, M. C. (2017). Autoimmune: The True Story. https://www.google.co.id/books/edition/Autoimmune_The_True_Story/BMxGDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=demensia+adalah&pg=PA42&printsec=frontcover

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Situasi lansia di Indonesia tahun 2017: Gambar struktur umur penduduk indonesia tahun 2017. Pusat Data Dan Informasi, 1--9.

Muhith,  abdul. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik - Google Books. ANDI. https://www.google.co.id/books/edition/Pendidikan_Keperawatan_Gerontik/U6ApDgAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=lansia+merupakan&printsec=frontcover

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun