Praktik dan Konsep STEAM beserta Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)
di PAUD
Â
Oleh: Desti Ratna Sari, S.Pd
STEM merupakan akronim dari Science, Technology, Engineering, Mathematics. Istilah STEM ini diangkat dari National Science Foundation (NSF) Amerika. Diibaratkan bahwa sains dan metematika adalah jangkar yang mengikat pada ujung awal dan akhir, agar pembelajaran dapat diajarkan secara efektif dan harmoni.Â
Demikian dapat dipahami, mengajarkan STEM berbeda dengan mengajarkan topik-topik tersebut secara mandiri misalnya sains, teknologi, engineering dan matematika, karena penekanan STEM pada potensi dari integrasi dan dukungan satu bidang dengan bidang lainnya.
STEM ini kemudian berkembang menjadi STEAM (penambahan A=Art), dan ada juga istilah-istilah lain karena penambahan beberapa bidang misalnya METALS/STEMAL (penambahan L untuk Literacy). Sains dan matematika sesungguhnya sangat lekat dengan seni, sehinga sebetulnya jika tetap disebut STEM , maka di dalamnya sudah termasuk seni.Â
Arts melibatkan rasa, dan rasa ini perlu dilatih melalui pengalaman dan belajar, bukan sekadar masalah  bakat. Dalam berbagai pelatihan tentang STE(A)M , terasa berat untuk memunculkan rasa seni ini, guru terlihat kurang melihat ragam seni yang lebih variatif.
Anak-anak harus dibiasakan untuk menikmati sains, teknologi, engineering, dan matematika agar mereka dapat mengembangkan pengetahuan-pengetahuan baru dan kelak dapat menciptakan solusi-solusi baru terhadap permasalahan dunia.
Anak-anak ini akan belajar banyak dari orang dewasa, baik orang dewasa di sekolah ataupun di rumah. Cara untuk mengenalkan STEM pada anak juga harus dilalui oleh orang dewasa. Karena orang dewasa yang merasakan kesenangan belajar, maka rasa yang sama itu dapat ditransmisikan kepada anak. Kita tentunya sepakat bahwa orang dapat memberi kepada orang lain sesuatu yang tidak ia miliki.
Apa dan mengapa harus STE(A)M?