Mohon tunggu...
Desti Ramadhani
Desti Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menari

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gangguan Dalam perkembangan sosial emosional

24 Januari 2025   06:43 Diperbarui: 24 Januari 2025   06:43 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

11. Gangguan dalam Perkembangan Sosial-Emosional
Gangguan dalam perkembangan sosial-emosional adalah kondisi yang memengaruhi kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain, mengelola emosi, dan menyesuaikan diri dalam situasi sosial (Muzzamil, 2021). Perkembangan sosial-emosional yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan individu, karena berhubungan dengan bagaimana seseorang merespons dan mengatasi perasaan, membangun hubungan, serta berfungsi dalam lingkungan sosial. Gangguan ini dapat muncul sejak usia dini dan

berlanjut hingga dewasa, dengan berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor genetik, lingkungan, maupun pengalaman hidup. Beberapa gangguan utama yang sering ditemukan dalam perkembangan sosial-emosional adalah gangguan kecemasan, depresi, gangguan perilaku, dan gangguan spektrum autisme.
Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan emosional yang dapat memengaruhi perkembangan sosial-emosional seseorang (Sitompul, 2021). Individu yang mengalami kecemasan berlebihan cenderung merasa takut atau khawatir terhadap situasi sosial, sehingga kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kecemasan sosial, misalnya, dapat membuat seseorang merasa cemas atau tertekan saat berada dalam situasi sosial, seperti berbicara di depan umum atau berinteraksi dengan teman sebaya. Anak-anak yang mengalami gangguan kecemasan sosial sering kali menarik diri dari interaksi sosial, menghindari kegiatan sosial, dan merasa kesulitan untuk membentuk persahabatan. Hal ini bisa menghambat perkembangan keterampilan sosial mereka dan mempengaruhi kesejahteraan emosional secara keseluruhan.
Depresi juga merupakan gangguan emosional yang dapat berdampak pada perkembangan sosial-emosional. Anak-anak dan remaja yang menderita depresi sering kali mengalami perasaan kesedihan yang mendalam, kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya menyenangkan, dan perasaan putus asa. Perubahan ini dapat memengaruhi hubungan sosial mereka, karena mereka mungkin menarik diri dari teman- teman dan keluarga, merasa sulit untuk berkomunikasi atau berbagi perasaan, dan merasa terisolasi (Sitompul, 2021). Depresi pada masa kanak-kanak atau remaja dapat mengganggu kemampuan mereka untuk membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain dan mengelola perasaan mereka dengan cara yang konstruktif.
Gangguan perilaku seperti gangguan oposisi dan konduktif, juga dapat mengganggu perkembangan sosial-emosional seseorang (Khadijah, 2024). Anak-anak dengan gangguan perilaku sering kali menunjukkan perilaku yang melawan aturan, agresif, atau merusak, baik di rumah, di sekolah, atau dalam situasi sosial lainnya. Mereka mungkin kesulitan untuk mengelola emosi mereka, seperti kemarahan atau frustrasi, yang berujung pada perilaku impulsif dan agresif. Hal ini tidak hanya merugikan mereka sendiri, tetapi juga merusak hubungan sosial mereka dengan teman sebaya, orang tua, dan guru. Anak- anak dengan gangguan perilaku sering kali kesulitan untuk bekerja sama dalam kelompok atau mengikuti aturan yang ada, yang mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial mereka.

Gangguan spektrum autisme (ASD) adalah kondisi perkembangan yang dapat memengaruhi cara individu berinteraksi dengan orang lain dan merespons situasi sosial. Anak-anak dengan ASD sering kali kesulitan dalam berkomunikasi, baik secara verbal maupun non-verbal, serta memiliki ketertarikan dan pola perilaku yang terbatas dan berulang (Khadijah, 2024). Mereka mungkin kesulitan untuk mengenali ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau nuansa sosial lainnya, yang menyebabkan kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat. Meskipun gangguan ini tidak selalu berhubungan dengan keterlambatan intelektual, keterbatasan dalam keterampilan sosial sering kali mempengaruhi kehidupan sosial dan emosional mereka.
Selain gangguan-gangguan emosional dan perilaku di atas, faktor lingkungan juga memainkan peran penting dalam gangguan perkembangan sosial-emosional. Lingkungan keluarga yang tidak stabil, seperti adanya kekerasan rumah tangga, perceraian orang tua, atau pengabaian, dapat menghambat perkembangan sosial-emosional anak. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh ketegangan atau ketidakpastian mungkin mengalami kesulitan dalam mengelola emosi mereka dan membentuk hubungan yang sehat. Mereka mungkin merasa tidak aman atau tidak dihargai, yang dapat menyebabkan gangguan dalam perkembangan sosial (Khadijah, 2024). Faktor lain, seperti bullying atau perundungan, juga dapat berdampak buruk pada perkembangan sosial-emosional, menyebabkan perasaan rendah diri, kecemasan, atau depresi.
Faktor genetik juga berkontribusi terhadap gangguan sosial-emosional. Beberapa gangguan, seperti gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan bipolar, dapat dipengaruhi oleh riwayat keluarga atau faktor genetik lainnya. Misalnya, anak-anak yang memiliki orang tua dengan gangguan mental mungkin lebih berisiko mengembangkan gangguan yang sama (Khadijah, 2024). Selain itu, gangguan perkembangan lainnya, seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk mengelola emosi dan berinteraksi secara sosial.
Secara keseluruhan gangguan dalam perkembangan sosial-emosional dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan individu, mulai dari kemampuan untuk membangun hubungan yang sehat hingga kesejahteraan emosional mereka secara keseluruhan. Meskipun faktor genetik dan lingkungan dapat memainkan peran yang signifikan, intervensi dini melalui terapi atau dukungan psikologis dapat membantu individu untuk mengelola gangguan ini. Terapi perilaku kognitif, dukungan keluarga, dan pengembangan keterampilan sosial dapat membantu anak-anak dan remaja untuk

mengatasi tantangan sosial-emosional mereka dan berkembang menjadi individu yang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun