Mohon tunggu...
Desti Ramadhani
Desti Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menari

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Belajar sosial Albert Bandura

23 Januari 2025   15:54 Diperbarui: 23 Januari 2025   15:54 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6. Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura merupakan salah satu teori psikologi yang menekankan pentingnya pembelajaran melalui pengamatan, imitasi, dan pemodelan (Warini, et al., 2023). Bandura percaya bahwa individu dapat belajar dengan mengamati perilaku orang lain, tanpa harus mengalami langsung konsekuensi dari perilaku tersebut. Teori ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk yang aktif dalam proses belajar, bukan sekadar penerima pasif dari informasi yang diberikan oleh lingkungan. Konsep utama dalam teori belajar sosial Bandura adalah proses modeling atau pemodelan, yang melibatkan tiga komponen utama: perhatian (attention), retensi (retention), reproduksi (reproduction), dan motivasi (motivation) (Firmansyah dan Akbar, 2023). Perhatian mengacu pada sejauh mana individu fokus pada perilaku model. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian meliputi kejelasan perilaku yang diamati, daya tarik model, serta relevansi perilaku terhadap kehidupan individu. Retensi adalah kemampuan individu untuk menyimpan informasi yang telah diamati dalam bentuk ingatan. Proses ini melibatkan kode visual dan verbal yang membantu dalam mengingat dan mereproduksi perilaku di masa mendatang. Selanjutnya, reproduksi adalah proses di mana individu mencoba untuk meniru perilaku yang telah diamati dan diingat. Dalam tahap ini, kemampuan fisik dan keterampilan kognitif individu berperan penting dalam menentukan sejauh mana perilaku dapat direplikasi dengan baik. Terakhir, motivasi menjadi faktor kunci yang menentukan apakah individu akan melakukan perilaku yang telah dipelajari. Motivasi ini dipengaruhi oleh reinforcement atau penguatan, baik itu dalam bentuk hadiah atau hukuman yang diperoleh dari lingkungan sosial. Bandura juga memperkenalkan konsep efikasi diri (self-efficacy), yaitu keyakinan individu terhadap kemampuannya dalam melakukan tindakan tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Firmansyah dan Akbar, 2023). Efikasi diri memainkan peran penting dalam teori belajar sosial karena individu yang memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi cenderung lebih berani mengambil tindakan dan berusaha lebih keras untuk mencapai kesuksesan. Sebaliknya, individu dengan efikasi diri yang rendah lebih cenderung merasa ragu dan menyerah saat menghadapi tantangan. Teori belajar sosial Bandura juga menekankan pentingnya lingkungan sosial dalam membentuk perilaku individu. Interaksi antara individu dan lingkungannya berlangsung secara timbal balik, yang dikenal sebagai determinisme timbal balik (reciprocal determinism). Konsep ini menjelaskan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor internal, seperti kognisi dan emosi, serta faktor eksternal, seperti lingkungan sosial dan budaya. Dengan kata lain,

individu tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungannya, tetapi juga berkontribusi dalam membentuk lingkungan tersebut.
Penerapan teori belajar sosial Bandura sangat luas, terutama dalam bidang pendidikan, psikologi, dan media. Dalam pendidikan, teori ini digunakan untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif, seperti penggunaan model peran dalam mengajarkan keterampilan sosial kepada siswa. Guru dapat menjadi model yang baik dengan menunjukkan perilaku positif yang dapat diadopsi oleh siswa. Dalam konteks psikologi, teori ini digunakan dalam terapi perilaku untuk membantu individu mengubah kebiasaan buruk dengan mengamati perilaku yang lebih sehat dari model yang relevan (Warini, et al., 2023). Selain itu, media juga memainkan peran besar dalam pembelajaran sosial menurut Bandura. Televisi, film, dan media sosial sering menjadi sumber utama perilaku yang diamati dan ditiru oleh masyarakat. Oleh karena itu, media memiliki tanggung jawab besar dalam menyajikan konten yang positif dan edukatif agar dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap perilaku individu, terutama pada anak-anak dan remaja yang cenderung lebih mudah terpengaruh oleh apa yang mereka lihat di media. Meskipun teori belajar sosial Bandura memiliki banyak keunggulan, seperti kemampuannya untuk menjelaskan bagaimana manusia belajar dalam konteks sosial, teori ini juga menghadapi kritik. Beberapa kritik utama terhadap teori ini adalah kurangnya perhatian terhadap faktor biologis dalam proses belajar dan kurangnya fokus pada perbedaan individu dalam kapasitas belajar. Kritikus juga berpendapat bahwa teori ini cenderung terlalu berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan kurang mempertimbangkan aspek internal seperti motivasi intrinsik. Namun demikian, teori belajar sosial Bandura tetap relevan dalam berbagai konteks kehidupan modern. Dengan memahami bagaimana individu belajar melalui pengamatan dan interaksi sosial, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk pembelajaran yang positif dan konstruktif. Penerapan teori ini dapat membantu dalam mendidik generasi yang lebih baik dengan menanamkan nilai-nilai positif melalui model yang inspiratif dan mendidik.
Kesimpulannya teori belajar sosial Albert Bandura memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana manusia belajar melalui interaksi sosial dan observasi. Dengan menekankan pentingnya faktor lingkungan, efikasi diri, dan motivasi dalam proses belajar, teori ini menawarkan pendekatan yang komprehensif untuk memahami perkembangan perilaku manusia. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang teori ini sangat penting bagi para pendidik, orang tua, dan profesional di berbagai bidang untuk membantu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun