Mohon tunggu...
Muhammad Destin Alfajrin
Muhammad Destin Alfajrin Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relations Enthusiast

Hai! Nama saya Destin, mahasiswa aktif jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Sedang menempuh pendidikan di Universitas Teknologi Yogyakarta. Impian saya ingin menjadi pengusaha sukses.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Framing Media Internasional Mengenai Papua Barat: Studi Kasus Pemberitaan The Guardian

9 Januari 2025   08:43 Diperbarui: 9 Januari 2025   08:41 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjuk Rasa Suku Asli Papua Sumber:TheJakartaPost

Papua Barat merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang terus menjadi pusat perhatian internasional, baik dari aspek politik, sosial, maupun lingkungan. Di tengah berbagai persoalan di wilayah ini, media internasional seringkali memainkan peran penting dalam membingkai isu-isu yang terjadi, termasuk pelanggaran hak asasi manusia, perjuangan kemerdekaan, dan masalah lingkungan. Salah satu media internasional yang kerap memberitakan Papua Barat adalah The Guardian. Artikel ini mengulas bagaimana The Guardian membingkai isu Papua Barat, berita-berita apa yang diliput, serta peran media ini dalam dinamika konflik dan penyelesaian isu di wilayah tersebut.

Framing atau pembingkaian media adalah proses di mana media menyoroti aspek tertentu dari sebuah isu, sehingga membentuk persepsi audiens. Dalam pemberitaan The Guardian, Papua Barat sering kali dibingkai sebagai wilayah yang mengalami ketidakadilan struktural, baik oleh pemerintah pusat Indonesia maupun aktor-aktor lokal. Isu-isu seperti pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Papua, marginalisasi budaya dan identitas mereka, hingga eksploitasi sumber daya alam menjadi sorotan utama. Misalnya, dalam beberapa laporan yang diterbitkan The Guardian, kasus kekerasan aparat keamanan terhadap warga Papua seringkali dikaitkan dengan kebijakan represif pemerintah Indonesia di wilayah tersebut. Framing ini memperlihatkan Papua Barat sebagai kawasan yang rentan terhadap otoritarianisme subnasional, seperti yang disebutkan oleh Ross Tapsell. Tapsell berargumen bahwa meskipun Indonesia dikenal sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara, kebebasan pers dan akses informasi di Papua Barat dibatasi secara signifikan. Hal ini memunculkan kontradiksi antara narasi demokrasi Indonesia di tingkat nasional dan praktik otoritarianisme di tingkat subnasional.

Isu yang Diliput oleh The Guardian

The Guardian sering meliput isu-isu spesifik yang menggambarkan ketegangan di Papua Barat. Beberapa isu yang menjadi sorotan antara lain:

  1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia: The Guardian kerap memberitakan insiden kekerasan yang melibatkan aparat keamanan dan warga sipil di Papua. Misalnya, laporan mengenai operasi militer yang menyebabkan pengungsian ribuan warga sipil dari kampung-kampung mereka. Pelanggaran ini biasanya dihubungkan dengan pengawasan media yang ketat dan sulitnya akses wartawan internasional ke Papua Barat.
  2. Eksploitasi Sumber Daya Alam: Wilayah Papua kaya akan sumber daya alam seperti emas, tembaga, dan kayu. The Guardian pernah membahas bagaimana perusahaan-perusahaan tambang besar, termasuk Freeport-McMoRan, beroperasi di Papua dengan dukungan pemerintah Indonesia, tetapi berdampak buruk pada lingkungan dan masyarakat lokal.
  3. Gerakan Kemerdekaan Papua: Isu lain yang sering diliput adalah perjuangan kemerdekaan Papua Barat yang diwakili oleh kelompok-kelompok seperti United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) atau dalam bahasa Indonesianya lebih dikenal dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM). The Guardian kerap memberikan ruang untuk pandangan para aktivis Papua, sehingga menyuarakan sisi lain dari narasi yang biasanya didominasi oleh pemerintah Indonesia.
  4. Isu Lingkungan dan Perubahan Iklim: Selain isu politik dan HAM, The Guardian juga menyoroti dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan di Papua Barat, termasuk deforestasi dan kerusakan habitat satwa endemik. Media ini menggambarkan bagaimana eksploitasi sumber daya alam di Papua tidak hanya merugikan penduduk lokal tetapi juga memberikan dampak global.

Peran The Guardian: Pemicu Isu, Peredam Konflik, atau Penyelesai Konflik?

Dalam konteks pemberitaan Papua Barat, The Guardian dapat dilihat sebagai pemicu isu daripada peredam atau penyelesai konflik. Hal ini karena media ini cenderung membingkai isu Papua Barat sebagai contoh ketidakadilan global yang perlu diperhatikan oleh komunitas internasional. Dengan menyoroti kekerasan, eksploitasi, dan marginalisasi di Papua, The Guardian membantu menarik perhatian dunia terhadap situasi di wilayah ini. Namun, peran The Guardian tidak sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai pemicu konflik secara negatif. Sebaliknya, liputan mereka seringkali mengangkat isu-isu yang terpinggirkan dari perhatian media arus utama di Indonesia. Misalnya, ketika pemerintah Indonesia berusaha membatasi akses media asing ke Papua Barat, The Guardian tetap mempublikasikan laporan berdasarkan sumber lokal dan wawancara dengan pengamat internasional. Sebagai media berbasis di negara Barat, The Guardian juga memainkan peran advokatif, yang bertujuan mendorong pemerintah-pemerintah Barat untuk menekan Indonesia agar menghormati hak asasi manusia dan menyelesaikan konflik secara damai. Dengan demikian, The Guardian berfungsi sebagai jembatan informasi yang menghubungkan realitas di Papua Barat dengan perhatian global.

Kesimpulan

Framing The Guardian terhadap Papua Barat memperlihatkan bagaimana media internasional dapat memengaruhi persepsi global terhadap suatu isu. Melalui pemberitaannya, The Guardian membingkai Papua Barat sebagai wilayah yang mengalami ketidakadilan sistemik, baik dalam aspek politik, sosial, maupun lingkungan. Liputan mereka mencakup pelanggaran HAM, eksploitasi sumber daya alam, gerakan kemerdekaan, dan dampak perubahan iklim. Peran The Guardian lebih condong sebagai pemicu isu daripada peredam atau penyelesai konflik. Meski demikian, media ini tidak bertujuan memprovokasi konflik, melainkan memberikan ruang bagi suara-suara yang sering kali terabaikan. Dalam konteks yang lebih luas, pemberitaan The Guardian berpotensi menjadi pendorong dialog global untuk mencapai penyelesaian damai atas persoalan Papua Barat. Dengan memberikan sorotan terhadap isu-isu mendasar di Papua, The Guardian membantu memastikan bahwa ketidakadilan di wilayah ini tidak luput dari perhatian dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun