Selain itu, pergeseran dari ekonomi tradisional ke ekonomi berbasis pariwisata dapat mengubah cara hidup dan nilai-nilai masyarakat setempat. Banyak masyarakat lokal yang meninggalkan pekerjaan tradisional mereka, seperti bertani atau menangkap ikan, untuk bekerja di sektor pariwisata. Perubahan ini bisa menyebabkan hilangnya pengetahuan tradisional dan perubahan dalam struktur sosial masyarakat (Lazuardina & Amalia G., 2023).
Untuk menghadapi tantangan ini, berbagai upaya harus dilakukan guna memastikan bahwa budaya lokal tetap terjaga di tengah arus globalisasi. Masyarakat lokal perlu diberikan edukasi mengenai pentingnya melestarikan budaya mereka sendiri. Penyuluhan tentang nilai-nilai budaya lokal, serta dampak negatif dari globalisasi, bisa membantu masyarakat lebih menghargai dan menjaga warisan budaya mereka. Program pendidikan dan kampanye kesadaran bisa dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap budaya lokal di kalangan generasi muda.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam melindungi budaya lokal. Penerapan kebijakan yang mendukung pelestarian budaya, seperti regulasi pariwisata yang berkelanjutan, perlindungan situs bersejarah, dan promosi budaya lokal secara positif, bisa membantu mengurangi dampak negatif globalisasi. Pemerintah bisa menerapkan aturan ketat terhadap aktivitas pariwisata yang merusak lingkungan dan budaya, serta mendukung inisiatif lokal yang bertujuan untuk melestarikan warisan budaya.
Sektor pariwisata perlu bekerja sama dengan komunitas lokal untuk memastikan bahwa aktivitas pariwisata tidak merusak budaya dan lingkungan setempat. Pengembangan pariwisata berbasis komunitas, di mana masyarakat lokal dilibatkan secara aktif, bisa menjadi salah satu solusi untuk menjaga keberlanjutan pariwisata dan pelestarian budaya. Melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata dapat memastikan bahwa mereka mendapatkan manfaat ekonomi sekaligus tetap menjaga dan melestarikan budaya mereka (Suhandi, 2023).
Selain itu, teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendokumentasikan dan mempromosikan budaya lokal. Pembuatan film dokumenter, digitalisasi manuskrip dan artefak, serta penggunaan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang budaya lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap budaya tersebut. Teknologi juga bisa digunakan untuk mendukung pelestarian bahasa lokal melalui aplikasi pembelajaran bahasa, serta untuk mempromosikan produk kerajinan tangan lokal melalui platform e-commerce.
Globalisasi dalam pariwisata memang membawa banyak manfaat ekonomi, namun tantangan dalam pelestarian budaya lokal tidak bisa diabaikan. Upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor pariwisata, dan masyarakat lokal sangat penting untuk menjaga agar warisan budaya tetap hidup dan berkembang. Dengan pendekatan yang tepat, pariwisata bisa menjadi alat untuk pelestarian budaya, bukan ancaman bagi keberadaannya. Pelestarian budaya lokal di tengah arus globalisasi membutuhkan komitmen dan kerja sama dari semua pihak agar warisan budaya dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Daftar Pustaka
Kazunobu, S. (2022). Challenges for world natural heritage protection through coordinating a variety of values. International Journal of Biodiversity and Conservation, 14(1), 53–64. https://doi.org/10.5897/ijbc2021.1527
Lazuardina, A., & Amalia G., S. (2023). DAMPAK PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL DI KAWASAN WISATA (Desa Ciburial Kabupaten Bandung). Warta Pariwisata, 21(2), 42–47. https://doi.org/10.5614/wpar.2023.21.2.02
Made Pira Erawati, N. (2019). Pariwisata Dan Budaya Kreatif : Sebuah Studi Tentang Tari Kecak Di Bali. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 1–6.
Suhandi, A. (2023). Strategi Fundraising Dan Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Ekonomi Mustahik Pada Lembaga Filantropi Baznas Kabupaten Kuningan. AB-JOIEC: Al-Bahjah Journal of Islamic Economics, 1(1), 44–55. https://doi.org/10.61553/abjoiec.v1i1.22