Mohon tunggu...
Desti Ayu
Desti Ayu Mohon Tunggu... Guru - KONSULTASI SEPUTAR SKRIPSI

- Laporan-laporan - Proposal - TA - Skripsi/ Tesis dan yang lainnya Konsultasi GRATIS!!! 0895323218173

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hakikat Pendidikan Jasmani

28 Agustus 2024   22:47 Diperbarui: 28 Agustus 2024   22:49 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Lebih lanjut menurut (Matakupan, 2016) menyatakan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan otot-otot besar, sehinggga proses pendidikan dapat berlangsung tanpa gangguan.

Menurut (Husdarta, JS. Dan Saputra, 2013) "pendidikan jasmani bukan semata-mata berurusan tentang pembentuk badan, tetapi dengan manusia seutuhnya. Melalui pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing diharapkan dapat tercapai seperagkat tujuan yang meliputi pembetukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah baik ditingkat SD, SMP dan SMA antara lain untuk meningkatkan kesegaran jasmani (Rohendi, 2021).

Pendidikan jasmani secara umum dapat di definisikan sebagai berikut: Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan permainan yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan (Paturusi, 2022). Pendidikan jasmani merupakan salah satu aktivitas fisik ataupun fisikis dalam suatu pembelajaran yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan siswa setelah pembelajaran. Dari pengertian ini, mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum.

Menurut (Gabbard, Carl., LeBlanc, Betty., and Lowy, 2016) yang dikutip (Matakupan, 2016), bahwa pertumbuhan dan perkembangan yang dipacu melalui aktivitas jasmani akan mempengaruhi :

Ranah kognitif : Kemampuan berpikir yang diwujudkan dalam aktif bertanya, kreatif, kemampuan menghubung-hubungkan kemampuan memahami, menyadari gerak, dan penguatan akademik.

Ranah psikomotor : Keterampilan gerak dan peningkatan keterampilan gerak yang juga menyangkut biologik dan kesegaran jasmani serta kesehatan.

Ranah afektif :Menurut Anarino dan kawan-kawan, adalah kekuatan otot, daya tahan otot, kelenturan, dan daya tahan kardiovaskuler.

Ranah jasmani : Menurut Anarino dan kawan-kawan, adalah kekuatan otot, daya tahan otot, kelenturan, dan daya tahan kardiovaskuler. Pendidikan jasmani dilaksanakan sebagai salah satu alat dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, dengan cakupan aspek kognitif, afektif, psikomotor dan fisik.

Pembekalan pengalaman belajar pendidikan jasmani diarahkan untuk membentuk gaya hidup sehat serta aktif sepanjang hayat. (Muslich, 2017) dalam KTSP 2007 mendefinisikan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas, emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagai sebuah mata pelajaran yang menitikberatkan perhatian pada ranah jasmani dan psikomotor, namun juga tidak mengabaikan aspek kognitif dan afektif. Pembelajaran pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui sebuah aktifitas jasmani untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun