Kepadatan pemukiman warga di Kota Semarang menjadi bukti akurat bahwa tingkat populasi yang ada benar-benar tinggi. Hal  tersebut dibuktikan dengan wujud rumah-rumah yang saling menempel satu sama lain sehingga hanya sedikit menyisakan lahan terbuka.Â
Peningkatan jumlah penduduk memang selalu sebanding dengan penurunan lahan terbuka. Padahal dengan menurunnya jumlah lahan terbuka akan menyebabkan lahan untuk tumbuhan hidup juga semakin berkurang. Mengingat manusia merupakan salah satu makhluk yang sangat bergantung pada manfaat tumbuhan, kita perlu waspada akan fenomena ini.
Bermacam-macam upaya telah dilakukan pemerintah untuk meminimalisir fenomena berkurangnya lahan terbuka, yang mana salah satunya yaitu program go green.Â
Beberapa tahun terakhir ini sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita akan istilah go green. Gerakan go green merupakan suatu gerakan yang bergerak dalam penegakkan pelestarian lingkungan, restorasi, dan pemeliharaan  lingkungan alam sekitar. Gerakan ini banyak disosialisasikan di semua lapisan masyarakat, termasuk juga di lingkungan pendidikan seperti universitas.
Salah satu universitas yang telah menerapkan program go green yaitu Universitas Islam Negeri Walisongo atau universitas yang akrab disapa UIN Walisongo. Program go green yang dimiliki UIN Walisongo terangkum dalam Walisongo Eco Green Campus.Â
Banyak program-program go green yang telah dilaksanakan oleh pihak UIN Walisongo. Baik program universitas, program kolaborasi dengan perusahaan swasta, bahkan program kolaborasi dengan pemerintah Kota Semarang pun juga kerap dijalankan oleh UIN Walisongo.
Sebagai anggota atau warga UIN Walisongo, mahasiswa juga bisa ikut berperan aktif dalam gerakan Walisongo Eco Green Campus. Â Beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh mahasiswa yaitu budidaya tanaman h
Sudah pasti, untuk para anak kost memiliki keterbatasan lahan apabila akan melakukan kegiatan cocok tanam. Â Oleh karena itu budidaya tanaman hidroponik sangat cocok untuk diterapkan oleh anak kost yang memiliki keterbatasan lahan.
Hidroponik merupakan suatu metode budidaya tanaman yang dilakukan menggunakan media tanam berupa air dan tidak menggunakan media tanah sama sekali. Beberapa keunggulan hidroponik dibandingkan dengan penggunaan media tanam tanah diantaranya yaitu:
1. Sangat efisien untuk diterapkan pada lahan yang terbatas
2. Kemungkinan terkena hama lebih kecil dibandingkan dengan media tanam tanah
3. Hasil tanaman yang dihasilkan lebih baik dibandingkan dengan media tanam tanah
4. Perawatannya lebih simpel dan mudah
Adapun budidaya tanaman hidroponik yang mudah dilakukan oleh anak kost salah satunya yaitu hidroponik tanaman kangkung. Di Indonesia sayur kangkung merupakan salah satu sayuran favorit yang cocok dimakan pada musim penghujan maupun musim panas. Untuk anak kost juga, kangkung menjadi sayuran yang banyak diminati, karena rasanya yang enak dan pengolahannya yang mudah.
Tanaman kangkung merupakan tanaman yang dimanfaatkan bagian daun dan bagian batangnya sebagai sayuran. Kangkung memiliki beragam manfaat seperti, kandungan zat besi pada kangkung bisa dimanfaatkan untuk mencegah penyakit anemia. Kandungan vitamin pada kangkung juga bisa menyehatkan mata dan jantung, terutama kandungan vitamin a dan c nya. Selain itu, berdasarkan penelitian para ahli manfaat kangkung lainya yaitu bisa mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh.
Klasifikasi tanaman kangkung
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solonales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea L.
Spesies : Ipomoea aquatica Forssk.
(Sumber database itis.gov)
Mengingat tanaman kangkung merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan dan perawatannya tidak ribet. Alat dan bahan hidroponik kangkung yang digunakan pastinya juga disesuaikan dengan budgetnya anak kost. Sobat anak kost bisa menggunakan barang-barang bekas yang mudah ditemukan untuk budidaya tanaman hidroponik kangkung. Berikut merupakan alat dan bahan serta cara kerja budidaya
Alat dan Bahan:
Ember cat bekas ukuran 25 liter
Cup plastik bekas
Pisau
Paku
Tali rafia
Arang kayu
Air
Batang kangkung yang masih terdapat akarnya
Cara kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Kangkung yang dibeli dari pasar bisa direndam dahulu pada air kurang lebih 1 jam. Kemudian, bagian batang kangkung yang masih terdapat akar di potong kurang lebih 13 sampai 15 cm (diatas ruas pertama dari bawah).
3. Sembari menunggu perendaman tanaman kangkung, kita bisa melakukan pelubangan pada cup plastik bekas. Cup plastik bekas akan dilubangi menggunakan paku yang telah dipanasi dengan api. Perhatikan jarak lubang, jangan sampai terlalu dekat.
4. Arang kayu dicuci bersih dan siap dimasukkan kedalam cup plastik yang telah dilubangi. Pemberian arang kayu cukup setengah cup plastik saja.
5. Batang kangkung yang sudah siap ditanam, akan ditata pada cup plastik berisi arang. Satu cup plastik berisi kurang lebih lima atau enam batang.
6. Disiapkan ember cat berukuran 25 liter lalu pada bagian atas diikat dengan tali rafia. Rafia diikatkan memutar sampai kencang.
7. Ember yang sudah siap diletakkan di tempat yang diinginkan (kiranya cukup mendapat sinar matahari). Lalu ikatankan cup plastik yang sudah dilubangi pada ember.
8. Tahap terakhir yaitu pengisian air pada ember. Air cukup diisikan hingga setengah bagian bawah cup plastik terendam.
Diantara sobat anak kostan siapa nih yang udah nanya-nanya bagaimana teknik  perawatan tanaman kangkung yang ditanam dengan media hidroponik? Begini sobat, kita tidak usah khawatir dengan perawatan tanaman kangkung yang ditanam dengan media hidroponik.
 Selain biaya yang dikeluarkan bersahabat dengan dompet anak kost, ternyata perawatannya juga sangat mudah. Kita cukup mengontrol ketinggian air pada ember saja. Sekiranya airnya sudah berkurang kita bisa menambahkan air sampai batas saat penanaman.
Pada tahap pemanenan, tanaman kangkung hidroponik ini biasanya bisa dipanen dalam kurun waktu 4 Minggu sampai 5 mingguan. Untuk tata cara pemanenan dan pascapanen bisa dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Dilepaskan cup plastik yang terikat pada ember satu persatu
2. Kakung diambil dari cup plastik dan ditaruh pada wadah yang bersih
3. Bersihkan bagian cup dan arang dari sisa-sisa akar tanaman kangkung.
4. Bersihkan bagian dalam dan luar ember hingga bersih
5. Jika akan ditanami ulang langsung, bisa menggunakan langkah penanaman seperti petunjuk diatas
Lalu bagaimana dengan masalah yang timbul dari media tanam hidroponik? Pasti dari sobat semuanya ada yang berpikiran kritis. " Penggunan media air kan bisa menjadi media perkembangbiakan yang nyaman bagi nyamuk, nanti bukannya manfaat yang diperoleh malah mudharat yang didapat ".
Menjawab persoalan yang kedua, kita bisa mencari jalan keluar alternatif. Salah satunya yaitu dengan membudidayakan ikan lele pada media tanam kangkung tadi. Beberapa alasan mengapa ikan lele yang dipilih.Â
Pertama karena ikan lele akan memakan jentik-jentik nyamuk yang ada di dalam ember. Kedua, ikan lele mudah untuk dibudidayakan dan tidak memerlukan perawatan ekstra dibanding jenis ikan yang lain.Â
Ketiga, harga ikan lele yang relatif murah dibanding dengan jenis ikan yang lain. Keempat, kandungan gizi ikan lele terutama kandungan protein sangat baik untuk dikonsumsi anak kost. Berdasarkan penelitian pada Jurnal Pangan dan Gizi Vol 1 No.2 tahun 2010, ikan lele memiliki kandungan lisin dan leusin yang lebih banyak dari jenis ikan lainnya.
Begitu sederhananya cara yang bisa kita lakukan untuk memberikan sumbangsih terhadap program go green. Selain mengurangi limbah organik rumah tangga, setidaknya kita bisa memanfaatkan lahan terbatas tersebut menjadi lebih bermanfaat. Kemudian walaupun tidak terasa sekali dampaknya terhadap lingkungan, setidaknya perubahan kecil yang baik bisa dimulai dari diri kita sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI