Dulu, tiap kali nggak semangat, down, seperti pengen nyerah, nggak pengen berharap apa-apa lagi, Allah tuh seperti cepat kasih sesuatu yang bikin hati terhibur lagi. Jadi bahagia lagi, jadi semangat lagi, menyenangkan! Seperti Allah nggak pengen hamba-Nya berlama-lama dalam kesedihan yang akan membawa pada keputusasaan. Cepat sekali ditolong. Seperti baru akan jatuh, belum jatuh, sudah dikasih uluran tangan biar nggak jadi jatuh.
Tapi, setelah masa-masa seperti itu berulang dengan pola yang sama---begitu sedih, cepat dihibur dengan berbagai kabar bahagia---rupanya Allah ingin mengajarkan hamba-Nya dengan cara yang lain.
Dengan pola berbeda!
Allah hadirkan satu ujian yang membuat sedih. Kemudian, Allah datangkan lagi satu ujian kesusahan. Sampai di sini, pengen napas dulu sebenarnya, dan dengan pede-nya berbaik sangka, Oh, udah kelar. Palingan bentar lagi kabar baik, kan?
Nyatanya, tidak!
Allah izinkan hadir satu lagi ujian kesedihan. Masih mengira sudah selesai, ternyata juga belum. Masih ada, dan bahkan terus bertambah. Kesedihan di atas kesedihan. Kesusahan di atas kesusahan.
Allah ...
Ternyata, ini pola baru dari Allah itu!
Dia tidak lagi mengajarkan menjalani hidup seperti pola pertama. Begitu sedih, langsung dihibur. Sedih, langsung ditolong. Tidak!
Tapi, kesedihan akan ditambahkan kesedihan. Di atasnya lagi ada kesusahan, bertumpuk-tumpuk, berlapis-lapis. Belum kunjung berhenti. Entah di mana ending-nya. Entah sampai kapan, tidak tahu!
Teringat saat para sahabat bertanya ke Rasulullah ketika keadaan begitu menghimpit, mereka bertanya, Maata nasrullah? Kapan pertolongan Allah akan datang?
Rasulullah menjawab, Inna nasrullahi qariib. Sungguh, pertolongan Allah sudah dekat!
Bahwa, semakin berat ujiannya, semakin dekat dengan pertolongan Allah. Semakin berat ujiannya, semakin dekat dengan jalan keluar.
Tapi, kapan?
Wallahu'alam.
Kata Ustaz, ujian hidup itu ibarat waktu. Maghrib ujiannya masih ringan. Isya ujian sesungguhnya baru dimulai. Tengah malam, semakin mencekam, sunyi, gelap, berat, sudah sepi tidak ada siapa-siapa lagi.
Maka, ketika kesedihan, kesusahan, kepayahan telah berlapis-lapis, setidaknya tunggulah waktu Subuh. Memang masih sunyi, memang masih gelap, juga makin berat untuk beranjak dari mimpi indah, tapi setidaknya, tidak lama lagi pasti bertemu pagi. Pagi adalah harapan, jalan keluar dan pertolongan karena hari kembali cerah.
Dan, meski sepertinya sudah subuh, tapi, belum kunjung pagi, tidak apa. Sungguh tidak apa! Semakin ujian terasa berat, itu artinya pertolongan Allah kian dekat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI