Mohon tunggu...
Destiana Tri Nursafira
Destiana Tri Nursafira Mohon Tunggu... Guru - mahasiswi

hobi saya masakk

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Empati dari Martin Hoffman

18 Januari 2025   05:12 Diperbarui: 18 Januari 2025   05:12 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Empati diartikan sebagai kemampuan untuk menempatkan diri dalam perasaan atau fikiran orang lain, tanpa secara nyata harus terlibat dalam perasaan atau tanggapan orang itu. 

   Dalam perkembangannya, empati sudah ada sejak usia awal, yang ditunjukkan melalui reaksi fasial, kemudian mengalami perkembangan sejalan dengan pertambahan usia (Levine dan Hoffman, 1975), elaborasi kognisi (Hoffman, 1976). Jika dalam perjalanannya ternyata antara satu orang dengan yang lainnya memiliki perbedaan dalam memberikan atau menerima reaksi empati, hal itu dikarenakan oleh (a) perbedaan jenis kelamin, (b) perbedaan self esteem dan (c) tuntutan keluarga.

   Penelitian yang dilakukan oleh Maccoby dan Jacklin (1974) menunjukkan bahwa pada usia awal perkembangan anak laki- laki lebih banyak menunjukkan sikap empati dari pada anak perempuan. Namun demikian, seiring dengan perkembangannya perempuan lebih banyak menunjukkan empati dari pada laki-laki.

"Empathy is the ability to take another's emotional perspective and to 'feel with' that person, or respond emotionally in a similar way" (Berk, 2009).

   Selain itu, empati juga diartikan sebagai kemampuan untuk mendalami emosi individu lain, merasai apa yang dirasainya dan kemampuan untuk respon dalam keadaan diri mempunyai perasaan/emosi yang sama seperti individu berkenaan.

   Menurut Hoffman (1991), perkembangan moral ditandai juga dengan adanya perkembangan perilaku prososial dan empati dalam diri seorang anak. Hoffman mengemukankan bahwa dalam perkembangannya, empati memiliki dua dimensi yaitu dimensi kognitif dan dimensi afektif, selain itu dalam perkembangan empati memiliki korelasi dengan perkembangan kemampuan kognitif. Empati banyak disebut sebagai motif dasar bagi seseorang untuk bertindak prososial, namun demikian banyak penelitian hanya mendapatkan hubungan antara empati dengan prekembangan perilaku prososial.

   Proses empati yang berlaku dalam diri individu memiliki peringkat. Berikut ini adalah peringkat empati yang terjadi pada individu menurut Hoffman:

a. Mod primitif (Primitif Modes)

Adalah peringkat empati yang melibatkan proses kognitif/pemahaman yang sedikit. Terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1.Mimicry (ajukan/peniruan)

   Mimicry adalah jukan dan peniruan emosi atau aspek afektif oleh pemerhati yang berlaku secara otomatis (bukan sesuatu yang di buat atau memiliki sebab). Biasanya berupa ekspresi wajah, suara dan posisi tubuh.peniruan ini biasanaya kan memberikan efek secara langsung pada diri pemerhatinya. Misalnya : seseorang yang tertawa di dalam sebuah rumah penjagaan bayi karena melihat tingkah laku bayi-bayi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun