Mohon tunggu...
Destia Fitra
Destia Fitra Mohon Tunggu... Lainnya - Undergraduate International Relations Student at University of Jember

Saya adalah mahasiswa S1 Hubungan Internasional di Universitas Jember. Saya memiliki ketertarikan dalam bidang kepenulisan dan manajemen sosial media. Saya juga sangat terbuka akan hal baru yang dapat menambah dan meningkatkan skill saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi Politik Internasional: Kerajaan Inggris pada Era Merkantilisme

7 Maret 2024   13:30 Diperbarui: 7 Maret 2024   13:34 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perlu diketahui bahwa ilmu ekonomi awalnya berinduk pada ekonomi politik. Sedangkan ilmu ekonomi politik sendiri merupakan bagian dari ilmu filsafat. Ekonom politik pertama, Adam Smith berpendapat bahwa ekonomi poltik adalah "a branch of science of a statesman or legislator". Artinya, Adam Smith memandang bahwa ekonomi politik adalah ilmu untuk para legislator yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan negara ataupun pendapatan pribadi mereka sendiri. Ekonomi politik inilah yang sekarang dikenal sebagai ilmu ekonomi.

Berbagai definisi mengenai ekonomi politik internasional telah dipaparkan oleh banyak ekonom. Salah satunya adalah Thomas Oetley (2011) yang mendefinisikan ekonomi politik internasional sebagai ilmu yang mempelajari keterkaitan antara proses politik dengan kepentingan ekonomi dalam mempengaruhi terbentuknya kebijakan dalam suatu negara. Ekonomi politik internasional juga mempelajari kehidupan dalam ekonomi global. Fokusnya adalah persaingan politik antara pihak/negara yang kuat dengan yang lemah dari bursa ekonomi global. Tak hanya itu, ekonomi politik internasional juga mengkaji interaksi pasar beserta aktor-aktor kuat di dalamnya. Aktor-aktor ini meliputi Multi-National Companies (MNCs), organisasi internasional, hingga negara termasuk negara power dan negara periphery. Terdapat empat isu kajian dalam ekonomi politik internasional. diantaranya adalah sistem perdagangan internasional, sistem moneter internasional, multi-national companies, dan pembangunan ekonomi.

Dalam dunia ekonomi pasti terdapat istilah perilaku ekonomi/behavioral economics. Dimana pengambilan keputusan ekonomi pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Begitu juga dalam ekonomi politik, political economy behavior dibentuk oleh beberapa faktor.  Diantaranya adalah minat (interest). Interest yang dimaksud di sini adalah tujuan atau kepentingan aktor terkait sehingga mempengaruhi kebijakan yang ditetapkan. Faktor kedua adalah ide (ideas). Selain kepentingan ekonomi dan politik, ideologi juga dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan pembentukan kebijakan. dan terakhir adalah lembaga (institution). Kebijakan tidak dapat terlepas dari institusi/lembaga negara. Pembentukan kebijakan pasti melibatkan konstitusi dan bantuan lembaga negara.

Terdapat tiga aliran pemikiran dalam ekonomi politik yaitu merkantilisme, kapitalisme, dan marxisme. Dasar aliran pemikiran ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam menjelaskan sistem pasar maupun ekonomi politik. Ketiga aliran ini memiliki prinsip masing-masing. Terutama merkantilisme dengan kapitalisme yang sangat berlawanan satu sama lain. Kedua pemikiran ini meyakini bahwa kegiatan ekonomi mampu memperkuat ketahanan negara. Namun, keduanya memiliki pandangan yang berbeda dalam menjalankan sistem dan proses ekonomi.

Merkantilisme banyak diterapkan pada rentang abad 16 hingga abad 18. Merkantilisme memandang bahwa indikator kesejahteraan dan kekuatan negara adalah kekuasaan serta kekayaan yang dimiliki oleh negara tersebut. Kekayaan dan kekuasaan saling bersinggungan yang kemudian akan menghasilkan kekuatan negara. Dengan demikian tujuan utama merkantilisme adalah untuk memaksimalkan kekayaan negara. Negara-negara Eropa dan Inggris berlomba-lomba menghasilkan emas dan logam mulia sebagai bentuk kekayaan, dengan kekayaan tersebut negara dapat memperkuat militernya untuk keamanan negara. Perspektif merkantilis menganggap bahwa kunci untuk mencapai kekayaan negara adalah dengan meningkatkan ekspor dan membatasi kegiatan impor.

Kebijakan ini diterapkan di Kerajaan Inggris. Dimana pemerintah Inggris melakukan proteksi bagi perdagangan mereka. Strategi proteksi yang digunakan adalah dengan mengenakan tarif yang tinggi untuk barang-barang impor. Kebijakan ini membuat barang impor menjadi berkurang dan terbatas sehingga produk lokal memiliki peluang lebih tinggi dan tidak perlu bersaing dengan produk impor. Inggris juga melakukan peningkatan produksi dalam negeri. Hal ini tercermin melalui kebijakan dimana pemerintah memberi dukungan pada para petani untuk memperluas lahan dan meningkatkan hasil pertanian mereka.

Dalam Tingkat global/internasional, pemahaman merkantilisme mengakibatkan berkembangnya kolonialisme dan imperialisme pada masa itu. Sistem ini berfokus pada wilayah yang memiliki sumber daya berharga. Sehingga banyak terjadi perang antar kerajaan untuk mendapatkan wilayah baru. Termasuk Inggris yang berhasil memiliki banyak negara koloni untuk mendukung kekuatan ekonomi dan negara mereka. Berbagai kebijakan dibuat untuk menyengsarakan negara koloni dan mensejahterakan mother country. 

Negara-negara koloni menjadi bergantung akibat kebijakan yang dibuat oleh mother country mereka. Negara koloni diminta untuk memasok bahan mentah mereka kepada Inggris dengan harga yang murah. Negara koloni bahkan dipaksa untuk menanam dan memproduksi bahan mentah yang diperlukan oleh industri-industri Inggris. Bahan mentah tersebut kemudian diolah dan diproduksi di Inggris. Setelahnya, Inggris juga menjadikan negara-negara koloninya sebagai pasar ekspor mereka dengan membuat kebijakan yang melarang negara koloni untuk melakukan perdagangan dengan negara lain.

Inggris mengharuskan negara-negara koloni mereka untuk membeli barang produksi Inggris. Sederhananya, Inggris tak hanya mengeksploitasi negara koloni, tapi juga menjadikan mereka sebagai pasar ekspor Inggris. Jadi, negara koloni hanya diperbolehkan untuk melakukan perdagangan dengan Inggris. Hal ini berdampak pada kuatnya pertumbuhan ekonomi Inggris. Permintaan produksi barang-barang Inggris pun turut meningkat akibat kebijakan ini. Sedangkan negara koloni justru menjadi bergantung dan terhambat dalam pertumbuhan perdagangannya.

Menurut Erna (2017), merkantilisme memiliki kelemahan yaitu menganggap bahwa investasi, perdagangan dan hubungan ekonomi lainnya termasuk dalam konsepsi konflik. Jadi, kerja sama kurang dipandang baik sebab dengan kerja sama keuntungan juga akan didapatkan oleh negara lain. Sedangkan tujuan merkantilisme adalah untuk memperkaya negara sendiri tanpa memperdulikan negara lainnya. Perspektif merkantilisme juga percaya bahwa ketergantungan dengan negara lain identik dengan anggapan negara yang lemah.

Berbagai dampak telah diciptakan oleh aliran merkantilisme. diantaranya adalah pelanggaran Hak Asasi Manusia hingga maraknya kolonialisme dan imperialisme. Dampak utamanya adalah ketimpangan ekonomi yang terjadi pada masa itu. Terutama bagi negara-negara koloni dan jajahan. Tak hanya itu, merkantilisme juga membuat pemikiran kapitalisme atau pasar bebas semakin berkembang dan mulai digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun