Tema Puisi: Ceritaku Tentang Kehidupan Ini
PUISI 1
BERSAMA HARAPAN
Karya: Destia Mustikasari
Ketika kuingat hari itu
Hari dimana aku menangis tersedu-sedu
Bukan satu hari, bukan dua hari, bukan pula tiga hari
Kujalani dengan berbekal harapan dan air mata mengalir tanpa henti
Sampai kini ku merasa bangga pada diri ini telah memilih untuk tidak menyerah
Aku tidak marah pada keadaan
Aku tidak marah akan kehidupan
Aku pun tidak marah pada diri sendiri
Aku hanya tidak tahu apa yang salah
Perasaanku, emosiku, dan jiwaku tidak bisa kumengerti
Hanya bisa menangisi diri yang tidak kukenali
Kini aku mulai mengerti diri ini
Diri yang selalu mempunyai harapan
Dan berjuang bersama harapan tersebut
Hidup harus memiliki harapan, karena kita hidup dengan hal itu
Buat harapan baru jikalau harapan lain terpatahkan
Bandung, 18 November 2022
Tema Puisi: Ceritaku Tentang Kehidupan Ini
PUISI 2
HIDUP UNTUK DINIKMATI
Karya: Destia Mustikasari
Katanya, hidup ini tidak rumit, tapi kita lah yang membuatnya rumit
Aku setuju dengan itu
Katanya, hidup ini mudah, kita lah yang membuatnya susah
Aku setuju dengan itu
Tapi memilih jalan yang sulit daripada yang mudah seakan menjadi tabiat
Hidup itu untuk dinikmati
Ketika kesusahan datang, maka biarkanlah ia datang
Karena kita tidak bisa lari dari hal tersebut
Tapi harus kita terima dan siap untuk menghadapinya
Sampai kapan diri ini terus berlari dari keadaan
Keadaan yang tidak bisa kita kendalikan
Saat ini, mari kita berdendang bergerak bersama alunan musik
Suasana hati bisa membaik mendengarnya
Walaupun hanya sekejap tapi bisa sangat menikmatinya
Kebahagiaan itu penting
Bahagia dengan hal-hal kecil yang bisa kita nikmati
Bandung, 18 November 2020
Tema Puisi: Ceritaku Tentang Kehidupan Ini
PUISI 3
TAK GENTAR
Karya: Destia Mustikasari
Kesedihan datang setelah kebahagiaan
Kebahagiaan datang bersama kesedihan
Bagaimana bila sedih selalu datang dan bahagia tidak pernah menghampiri?
Apa yang akan kau lakukan saat itu?
Menangis pun tidak bisa mengubah apa yang terjadi
Ketakutan, kegelisahan, kecemasan dan keresahan yang kian datang tanpa henti
Telah menghancurkan pikir dan jiwa ini
Yang bisa dilakukan adalah berjalan bersama ketakutan itu
Bergerak bersama kegelisahan itu
Berdiri bersama kecemasan dan keresahan itu
Segala emosi dan perasaan yang menghantui dikala tidak bisa dikendalikan
Mampu merobohkan kaki yang berusaha berdiri tegak tanpa gentar
Aku takut, aku resah, aku cemas dan aku sungguh merasa gelisah
Tapi tidak tahu apa yang membuatku seperti itu
Aku hanya mencoba berjalan bersama segala emosiku
Walaupun jiwa dan ragaku terasa lumpuh karenanya
Bandung, 18 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H