Mohon tunggu...
Desti Setyani
Desti Setyani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Hidup seperti air yang mengalir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencari Jati Diri

12 November 2020   10:39 Diperbarui: 12 November 2020   10:49 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama:Desti Setyani
Kelas:XII MIPA 1
Tugas:Membuat Novel Sejarah Pribadi

                               Mencari Jati Diri
        Namaku Desti,aku seorang pelajar sekolah menengah atas yang sedang mencari jati diri.Setiap hari aku selalu berpikir bagaimana diriku dimasa depan .Bagaimana diriku nanti? Dan jadi apa diriku nanti?Itulah hal yang selalu terlintas dalam benakku setiap hari,Bagaimana diriku menjalani setiap hari demi hari.Maka dalam tulisan ini aku akan membagikan cerita kepada kalian semua tentang bagaimana diriku setiap hari dan bagaimana hasil yang akan aku dapat.
        Salam kenal untuk kalian semua,Namaku Desti dan nama panjangku yaitu Desti Setyani.Kalian bisa panggil diriku dengan sebutan apapun tapi yang jelas sebutanku adalah Ndes.Hidupku bisa dikatakan happy untuk sebagian orang dan bisa juga dikatakan sad untuk sebagian orang. (Mungkin..).Aku menjalani hidup seperti orang umum biasanya bangun tidur kuterus mandi tidak lupa menggosok gigi,membersihkan tempat tidurku dan membantu pekerjaan rumah kedua orang tuaku,Cukup mudah kan.Namun disela-sela itu semua aku selalu menghadapi pressure dalam hidup.Bisakah kalian menebak apa itu?Tidak lain adalah masalah keuangan.
        Untuk sebagian orang uang sangatlah penting namun untuk orang yang memiliki pemikiran sarkatis uang adalah segalanya.Nah,seperti itulah aku,aku masih sama seperti yang lain masih membutuhkan uang.Ditahun 2020 ini disinilah saya merasakan betapa susahnya mencari uang.Di tahun ini juga karena adanya Pandemi COVID-19 menjadikan banyak ekonomi di indonesia mengalami resesi yang cukup besar.Hal itulah yang dialami oleh keluargaku saat ini,semua tempat usaha yang mereka tekuni sangat sepi dikunjungi oleh para pembeli yaang mengakibatkan bangkrutnya usaha.
        Disitulah rasa sedih dan amarah pun mulai muncul dalam diriku.Gaji yang diterima oleh Ayahku biasa nya cukup untuk menghidupi aku dan ibuku,Namun pada kenyataan tidak cukup.Hidupku yang biasanya merasa cukup atas segala sesuatu yang aku miliki berubah menjadi hasrat yang sangat besar.Saat itu yang aku pikirkan hanyalah apa yang akan aku lakukan dimasa depan?Pekerjaan apa yang akan aku tekuni?Karena pemikiran itu aku melupakan tugasnya sebagai pelajar,aku terkadang melupakan pelajaran Daring yang aku lakukan setiap hari karena kegelisahan hati dan obsesi yang besar untuk segera bekerja.
     Namun semuanya ternyata kembali ke semula,kembali ke awal dimana diriku adalah seorang pelajar yang harus belajar.Aku pun mendapat motivasi setelah bertemu temannku di sebuah kedai kopi didekat rumahku.
Teman :"Kamu mau lanjut kuliah kemana?"
Aku     :"Kurang tau sih"
Teman :"Kamu mau cari cuan ya?haha"
Aku      :"Iya cari cuan lebih baik"
   Temanku menatap ku dengan sinis..
Teman :" Motivasi akunih ya,Jangan lelah mencari ilmu,sebagai mana kamu tidak pernah mencari cinta, pakailah baju sarjana sebelum kamu memakai baju pengantin,  makasih buat kenangan dan pengalamannya Karn hari ini dan esok adalah seterusnya adalah perjuangan (proses)"
     Kata kata itulah yang membuat ku malu mengapa aku berlarut larut dalam masalah ini,seharusnya aku memikirkan sekolah ku sebab Pekerjaan yang akan kita dapat memerlukan proses dan ilmu didalamnya.Sekian kisahku ini semoga bermanfaat untuk kalian yang membaca.Terima Kasih....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun