Kepada semua orang tua yang selalu memperlakukan anak-anak mereka karena hal-hal tersebut diatas, teori paedagogik hanya memperingatkan bahwa anak-anak itu adalah suatu anugerah Tuhan dan mereka semua (baik sulung, atau bungsu, laki-laki atau perempuan, manis atau buruk/cacat) adalah anak-anakmu sendiri. Oleh karena itu perlakukanah mereka secara adil dan penuh kasih sayang serta kelembutan
Sekolah.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang kedua setelah rumah  tangga. Oleh karena itu sekolah harus melengkapi dan meningkatkan serta menambah aspek-aspek pendidikan dari rumah tangga; baik pendidikan moral, pengetahuan maupun keterampilan.  Adalah suatu kesalahan besar, manakala sekolah mempertentangkan kebiasaan dan nilai-nilai kehidupan di rumah dan di sekolah. Ingatlah bahwa pemegang saham dari pada sekolah adalah orang tua dan masyarakat. Itulah sebabnya Ovide Decroly selalu menyerukan agar, "lecole par lavie pour lavie" (sekolah dari masyarakat dan untuk masyarakat.
Untuk itu, seperti yang di katakana oleh Waskito Tjiptosasmito bahwa sekolah sebagai pemegang mandat masyarakat. Dalam hal ini, sekolah harus mampu merubah kualitas pribadi anak didik agar kelak dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Pendidik utama di sekolah adalah guru-guru.
Guru-guru inilah yang menjadi tokoh identifikasi (identifying figures) utama bagi murid-murid setelah orang tua. Karena itu sering kita dengar, bahwa jika kamu ingin mengenal seorang murid, tanyakanlah siapa gurunya. Guru  sejak dahulu hingga sekarang mempunyai kedudukan sosial ( social status) yang tinggi dalam masyarakat.Â
Walaupun pada umumnya tidak pernah ada guru yang kaya karena jabatannya. Gilbert memberikan julukan yang tepat bagi guru-guru sebagai "bangsawan hati dan bangsawan pikir yang miskin". Dan banyak lagi julukan-julukan lainnya yang puitis diberikan pada guru.Â
Semua julukan itu, walaupun seluruhnya benar, namun seperti dikatakan oleh Winarno Soerachmad, bahwa "guru adalah fajar hari esok bagi suatu bangsa". Karena jika berbicara tentang masa depan suatu bangsa, Â maka kita harus berbicara tentang guru-guru, oleh karena gurulah yang mempersiapkan anak-anak sebagai penerus sejarah bangsa. Khusus dalam proses pendidikan (belajar-mengajar) Sudyarto menyebutkan guru sebagai aktor dan sutradara. Semua julukan ini sekedar menunjukkan bahwa peranan guru sebagai pendidik di sekolah sangatlah penting.Â
Oleh karena itu, teori paedagogik mempunyai banyak tuntutan terhadap pribadi pendidik (termasuk guru) seperti yang telah dikemukakn pada topik III. Akhirnya sekolah sebagai lembaga pendidikan, harus berfungsi untuk memberikan pendidikan yang meliputi aspek perkembangan kepribadian anak yaitu antara lain : pendidikan intelektual, pendidikan moral/agama, pendidikan kesenian, pendidikan keterampilan, dsbnya.
Masyarakat, organisasi pemuda / pramuka dan tempat-tempat peribadatan.
Seperti telah dikemukakan dalam bab terdahulu, maka masyarakat sebagai bagian dari pada lingkungan merupakan salah-satu faktor pendidikan. Tetapi masyarakat itu sendiri juga merupakan suatu lembaga pendidikan bagi anak. Adalah kenyataan bahwa proses sosialisasi anak berjalan dari rumah tangga kemudian ke sekolah dan terus ke masyarakat luas.Â
Dalam masyarakat anak berhadapan dengan berbagai institusi dan lembaga sosial dengan berbagai tata kehidupan serta norma-norma tersendiri. Tata kehidupan dan norma-norma itu, bukan saja berbagai ragamnya, tetapi banyak kali bertentangan. Misalnya antara lembaga-lembaga ekonomi dengan lembaga-lembaga agama, seringkali mempropagandakan nilai-nilai yang bertentangan. Untuk itu dalam bagian ini, beberapa institusi atau lembaga sosial akan di bahas pengaruhnya secara khusus kepada anak.