Hai! Hai! Sahabat Kompasianer...
Penyakit adalah kondisi abnormal tertentu secara negatif memengaruhi struktur atau fungsi sebagian atau seluruh tubuh suatu makhluk hidup, dan bukan diakibatkan oleh cedera eksternal apapun. Penyakit merupakan gangguan dalam tubuh manusia, baik disebabkan oleh bakteri, virus, atau kelainan sistem organ tubuh.
Nah, penyakit ternyata ada banyak macamnya. Mulai dari penyakit kepala atau migran, penyakit di dalam tubuh seperti penyakit perut yang disebabkan masalah pencernaan, penyakit kulit, penyakit jantung, dan sebagainya.
Kalau kita tengah sakit kepala ajah, ganggu banget nggk sih?, serasa semua tubuh juga ikutan sakit apalagi jika sampai kita kena penyakit yang lebih berat lagi, Nauzubillahiminzalik!.
Itu sih penyakit fisik yang dapat kita lihat dan rasakan yang obatnya bisa kita cari. Â Lalu, bagaimana dengan penyakit non-fisik yang tidak dapat dilihat tapi bisa dirasakan. Penyakit non-fisik ini dapat mempengaruhi penyakit fisik. Dimana penyakit non-fisik ini dapat menimbulkan berbagai macam penyakit fisik.
Salah satunya adalah penyakit Israf. Penyakit yang lebih berbahaya daripada penyakit fisik
Apa sebenarnya penyakit Israf itu?
Israf artinya Berlebih-lebihan/melampaui batas, yaitu sifat berlebih-lebihan/melampaui batas dengan sesuatu hal. Misal, berlebih-lebihan dalam makan, minum, membelanjakan harta, dan lain sebagainya. Kenapa sifat ini merupakan penyakit yang berbahaya?, karena dari sesuatu yang berlebih-lebihan muncullah segala penyakit, mulai dari fisik maupun non-fisik lainnya.
Apa dampak Israf?
Berikut dampaknya:
Penyakit tubuh
Ketika berlebihan dalam sesuatu hal, misal berlebihan dalam makan, minum, membelanjakan harta, dan lain sebagainya, maka akan muncul rasa malas. Apalagi anak milenial sekarang yang sukanya mageran. Dari rasa malas inilah akan menimbulkan penyakit fisik. Misal, malas dalam memilih bahan makanan yang sehat, mereka pilih seadanya karena malas biarpun itu busuk, lalu dia masak dan dia makan. Apa yang terjadi?, penyakit perut muncul bahkan sampai ada yang harus operasi.
Hati menjadi keras
Sesuatu yang berlebihan membuat hati menjadi keras, keras seperti batu. Seperti tidak mau mendengarkan, mengira dia selalu benar, egois, sombong, dan sebagainya.
Lambatnya Berpikir
Perut penuh, membuat orang lambat berpikir. Sulit berpikir jernih .
Keruntuhan Mental (stress)
"tong kosong nyaring bunyinya", berlebihan dalam berbicara juga menjadi salah satu penyakit Isra. Yaitu berbicara secara berlebihan tanpa mengamalkannya, atau hanya sekedar omongan doang. Dari situ dapat muncul stress loh!, karena stress dalam menganggapi sesuatu dengan cara berbicara terus menerus tanpa action/bertindak.
Menjadi saudara syaitan
Sesungguhnya orang yang boros akan menjadi saudara syaitan. Syaitan merupakan musuh yang nyata bagi kita. Jadi, apakah kita mau menjadi saudara syaitan?
"Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya." (Q.S Al-Isra': 27)
Adapun sebab-sebab terjadinya penyakit ini pada manusia, yaitu:
Lingkungan Keluarga
Misal, anak dari orang kaya yang memiliki harta berlebihan dan dia tidak ada kekhawatiran terhadap hartanya karena memiliki harta yang banyak, dia akan membelanjakan hartanya secara berlebihan, seperti membeli barang yang mahal sedangkan masih ada barang yang lebih murah.
Memperoleh kelapangan setelah kesempitan
Yaitu orang yang sebelumnya kehidupanya biasa-biasa saja, kemudian dia mendapatkan rezeki lebih. Karena dia sebelumnya tidak dapat membeli barang yang dia inginkan, lalu dengan kesempatan ini dia kemudian membeli barangnya secara berlebihan karena takut tidak akan mendapat kesempatan ini lagi.
Berteman dengan orang Israf
Seorang teman sangatlah penting bagi manusia, dimana manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lain. Namun, kita perlu bijak berteman, jangan berteman dengan sembarang orang. Ibarat berteman dengan seorang penjual minyak wangi, wanginya akan nempel di kita juga. Begitulah, ketika berteman dengan orang yang sifatnya buruk, kita akan kena juga cipratannya.
Lupa Mencari Bekal Perjalanan
Ketika kita melihat sesuatu yang menarik dalam sebuah perjalanan, kita akan berhenti dan menikmatinya sampai larut malam. Tapi, kita akan lupa dengan tujuan kita yang harus pulang sebelum sore.Â
Begitulah manusia, terkadang sadar dan terkadang lupa bahwa dunia ini hanya sementara, hanya sebuah persinggahan menuju kehidupan yang sebenarnya. Saya mengatakan ini bukan karena saya lebih baik, tapi sebuah pengingat juga bagi saya pribadi dan juga kalian yang membaca ini.
Perjalanan kita masih panjang, jadi jangan sampai lupa bawa bekal. Dunia hanyalah tahap awal menuju perjalanan yang sesungguhnya, disinilah kita mencari bekal. Jadi, jangan lupa persiapkan bekalmu mulai sekarang yah! Harta boleh lebih, tapi jangan lupa untuk sedekah.Â
Lupa terhadap tabiat dunia
Dunia adalah tempat persinggahan, dunia seperti perhiasan gemeralap yang melalaikan, awal kehidupan menuju kehidupan yang kekal, bersifat sementara, itulah tabiat dunia. Jadi, sungguh rugi ketika kita berlebihan dalam hal dunia ini.
Lupa dengan kedahsyatan hari kiamat
Â
Cara mengobati penyakit ini
Merenungkan bahaya Israf
Mengendalikan nafsu
Memperhatikan Sunnah Rasulullah
Mencontoh kisah para salaf
Tidak berteman dengan orang Israf
Selalu mengingat kematian dan peristiwa yang menggiringnya
Jadi, kesimpulannya Sob! sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, dan Allah pun juga tidak suka orang yang seperti ini. Ibadah yang sedikit tapi kontinyu lebih baik daripada ibadah berlebihan tapi terputus.
"...Allah mengkhendaki kemudahan bagimu, dan tidak mengkhendaki kesukaran bagimu..." (Q.S Al-Baqarah :185)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H