Assalamualaikum...
Sahabat Kompasianer!
Besok, 28 Februari 2022 bertepatan dengan Isra Mi'raj Nabi Muhammad loh!, Sahabat tau nggk apa itu Isra Mi'raj?, Belum tau?, yuk kenali Isra Mi'raj!
Isra Mi'raj merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW, yaitu perjalanan satu malam Nabi, dari bumi menuju langit ketujuh untuk menemui Allah SWT, Subhahanallah! Cuman dalam satu malam loh!, benar-benar mukjizat yang sangat luar biasa.
Perjalanan itu tidak hanya sekedar perjalanan untuk membuktikan bahwa Nabi benar-benar utusan dan kekasih Allah SWT yang sangat mulia, tapi beliau melakukan perjalanan tersebut untuk menerima perintah dari Allah SWT untuk ummatnya. Untuk kita semua loh! Perintah apakah itu?, Yap! Benar, perintah Sholat 5 waktu sehari.
Isra Mi'raj terdiri dari dua kata, yaitu Isra dan Mi'raj. Isra merupakan perjalanan Nabi ke Baitul Maqdis, dan Mi'raj merupakan perjalanan Nabi dari Baitul Maqdis menuju langit ke tujuh.
Sejarah Isra Mi'raj
Diceritakan dalam buku Sirah Nabawiyah sisi politis perjuangan Rasulullah SAW yang ditulis oleh Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol'ahji, Pada suatu malam diantara malam-malam yang disinari oleh cahaya ketuhanan, ketika Rasulullah SAW dalam keadaan antara bangun dan tidur, maka Jibril as. Mendatangi Rasulullah SAW dengan membawa Buraq, lalu Rasulullah menungganginya. Di Baitul Maqdis beliau bertemu dengan Ibrahim al-Khalil, Musa dan Isa yang berada ditengah-tengah rombongan para nabi yang telah berkumpul untuk menyambutnya. Kemudian mereka shalat dan Rasulullah SAW yang menjadi imamnya.
Dalam riwayat seorang sahabat yang mulia, Abu Sa'id al-Khudri ra. Berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Setelah aku selesai di Baitul Maqdis, aku dibawanya Mi'raj dan aku belum pernah melihat sesuatu yang lebih bagus darinya, dia merupakan sesuatu yang dipandangi oleh mayi-mayit kalian ketika sekarat. Temanku, membawaku naik ke sana, hingga akhirnya aku sampai pada suatu pintu di antara pintu-pintu langit, namanya pintu al-Hafazhah. Pintu itu dijaga seorang malaikat di antara malaikat-malaikat, namanya ismail. Ismail ini memimpin dua belas ribu malaikat, dan tiap-tiap malaikat yang dipimpin ismail ini juga memimpin dua belas ribu malaikat." Rasulullah SAW bersabda ketika menceritakan kejadian ini:
"Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri"
Ketika aku telah masuk dia bertanya: "Siapa dia ini?, wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Dia ini Muhammad." Dia bertanya lagi, "apakah dia benar-benar telah diutus?" "Ya," Jawab Jibril. Rasulullah SAW bersabda: "lalu dia memanggilku dengan ucapan yang sangat baik." Setelah aku memasuki langit dunia, aku melihat seorang laki-laki yang sedang duduk, kepadanya disuguhkan ruh-ruh keturunan Adam. Dia berkata pada sebagian ruh ketika ruh disuguhkan kepadanya dengan perkataan yang baik, dan dia pun merasa senang dengannya, lalu dia berkata: "Ruh yang baik tentu keluar dari tubuh yang baik pula." Dan dia juga berkata kepada sebagian ruh, ketika ruh disuguhkan kepadanya: "Cih." Dan wajahnya pun cemberut, lalu berkata: "Ruh yang jelek tentu keluar dari tubuh yang jahat."
Lalu aku bertanya: "Siapa orang ini, wahai Jibril?" Jibril berkata: "Ini Adam nenek moyangmu, kepadanya disusuguhkan ruh-ruh keturunannya. Sehingga, apabila dia mendapatkan ruh yang beriman di antara keturunannya, maka dia merasa gembira dengannya, dan berkata: "Ruh yang baik tentu keluar dari tubuh yang baik pula." Ketika dia mendapatkan ruh yang kafir di antara mereka, maka dia pun berkata: "Cih..cih." Dia kelihatan benci dan merasa sedih karenanya, dan berkata: "Ruh yang jelek tentu keluar dari tubuh yang jahat." Kemudian aku melihat orang-orang yang bibirnya seperti bibir unta, sedang di tangannya ada potongan-potongan api sebesar genggaman tangan, mereka melemparkan potongan api tersebut ke dalam mulutnya, lalu potongan api itu keluar dari anusnya.
Aku bertanya: "Siapa mereka itu, wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Mereka itu adalah orang-orang yang dengan sewenang-wenang makan harta anak yatim." Kemudian aku melihat orang-orang yang perutnya besar, aku belum pernah sama seklai melihat perut yang sebesar itu, mereka berada di jalan keluarga Fir'aun, mereka di akhirat sangat berat siksaannya, mereka berjalan seperti unta yang kehausan. Ketika api didekatkan pada mereka, mereka menjadi lunglai tidak mampu bergerak dari tempatnya. Melihat itu aku pun bertanya: "Mereka itu siapa, wahai Jibril?" "Mereka itu adalah orang-orang yang suka makan riba," jawab Jibril. Berikutnya  aku melihat orang-orang yang ditangannya ada daging yang baik dan segar, sedang di sampingnya terdapat daging yang buruk dan busuk. Anehnya, justru mereka makan daging yang buruk dan busuk, sebaliknya meninggalkan daging yang baik dan segar.
Melihat itu aku pun bertanya: "mereka itu siapa, wahai Jibril?" "Mereka itu adalah orang-orang yang suka mennggalakan wanita-wanita yang telah dihalakan Allah, sebaliknya mereka senang pergi pada wanita-wanita yang diharamkan Allah," jawab Jibril.
Selanjutnya aku melihat para wanita yang mereka itu diikat dengan payudaranya sendiri. Aku bertanya: "mereka itu siapa, wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Mereka adalah para wanita yang suka menampakkan auratnya kepada kaum laki-laki yang bukan mahramnya." Selanjutnya, aku dibawa naik ke langit kedua. Di langit kedua ini aku bertemu dengan dua orang putra bibiku, yaitu Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakariya. Lalu aku dibawa naik ke langit ketiga. Ketika aku berada di langit ketiga ini aku melihat seseorang yang kesannya tak ubahnya bulan purnama. Aku bertanya: "siapa orang ini, wahai Jibril?" "Dia ini saudaramu Yusuf bin Ya'kub," jawab Jibril. Kemudian aku dibawa naik ke langit kelima. Di langit kelima ini aku melihat seseorang yang umurnya antara 30-50 tahun, di mana rambut dan jenggotnya yang tebal warnanya sangat putih. Aku belum pernah melihat seseorang yang umurnya antara 30-50 tahun yang lebih tampan dari dia. Aku bertanya: "siapa orang ini, wahai Jibril?" Jibril menjawab: "dia ini orang yang sangat dicintai kaumnya, yaitu Harun bin Imran."Â
Lalu aku dibawa naik ke langit keenam. Dilangit keenam aku bertemu dengan seorang manusia yang kulitnya sawo matang, badannya tinggi dan tulang hidungnya mancung, sepertinya dia berasal dari komunitas orang-orang Syanuah. Mengenai orang itu, aku bertanya kepada Jibril: "siapa orang ini, wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Dia ini adalah saudaramu Musa bin Imran". Kemudian aku dibawa naik ke langit ketujuh. Di langit ketujuh ini, aku bertemu dengan seseorang yang umurnya antara 30-50 tahun, dia sedang duduk di atas kursi dekat pintu Baitul Ma'mur. Tiap hari ada sekitar 70 ribu malaikat yang masuk melalui pintu, dan mereka tidak kembali hingga hari kiamat.
Dia sama sekali tidak mirip dengan kalian, dan tidak seorang pun di antara kalian yang mirip dengan dia. Aku bertanya: "siapa orang ini, wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Dia ini ayahmu Ibrahim."
Kemudian Rasulullah SAW memasuki Sidrat al-Muntaha, di mana daunnya seperti dauntelinga gajah, sedang buahnya seperti kendi. Di Sidrat al-Muntaha ini Rasulullah SAW dan ummatnya mendapat perintah shalat.
Waahh! MasyaAllah yah Sobat, begitu pentingnya shalat ini sehingga perintahnya langsung diterima di langit. Ini artinya tiada sesuatu yang paling penting selain dekat dan selalu mendirikannya. Ketika shalat ditetapkan di langit, tidak lain agar shalat itu menjadi mi'raj (alat naik) yang menjadikan manusia terbang tinggi dari keburukan-keburukan hawa nafsu yang bersarang dalam jiwa, dan dengan shalat itu supaya jiwa mereka naik lima kali setiap hari menuju Tuhan Yang Maha Tinggi.
Bagaimana Sobat?, udah tau kan Isra Mi'raj itu apa?, Yuk di Share!
Syukron! Jazakumullah Khairan Katsiran!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H