Mohon tunggu...
Desti Rahmadani
Desti Rahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa_Pendidikan Guru Sekolah Dasar/Fakultas Ilmu Pendidikan_Universitas Negeri Makassar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Assalamualaikum.... Sebaik-baik perkataan adalah yang sedikit dan jelas_ _IG @RahmadanyDesty _tiktok @HijabArt blog https://rahmadandesty.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tolong Kesadaran Anda #warga+62

8 Juli 2021   20:41 Diperbarui: 8 Juli 2021   21:00 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum...

Hai Kompasianer! Di masa pandemi gini ada ajah masalah yang datang, mulai dari penyakit Covid-19 yang semakin meluas dan bertambahnya korban akibat penyakit ini, mana lagi dampak yang ditimbulkan dari penyakit ini terhadap kegiatan masyarakat. Para pegawai kesehatan yang menangani kasus Covid-19 ini pun sudah kewalahan dan tidak sedikit dari mereka yang telah menjadi korban penyakit ini. 

Kebayang nggk! bagaimana perjuangan dan rasa penat yang ditanggung oleh para pegawai kesehatan itu?, mulai dari mereka harus pakai baju APD setiap hari yang pastinya ada rasa ketidaknyamanan di sana, mana lagi ia harus menahan lapar, menanggung kesedihan yang luar biasa karena tak bisa bertemu dengan keluarga, serta rasa emosi yang pastinya sulit untuk dikendalikan apalagi ketika pasien berdatangan tanpa henti.

Namun, ketika seharusnya rasa khawatir ini, ketakutan ini, kesakitan ini, dan kesedihan ini melanda negeri kita. Apa yang kita perbuat? sudahkah kita membantu untuk mencegahnya?, perasaan-perasaan itu pun tak ada artinya bagi orang-orang yang tak paham dengan situasi tersebut. 

Banyak masyarakat yang abai dan tidak percaya dengan virus ini. Itu mungkin karena tak terlihat, tapi bagaimana kalau sudah terjangkit dan menjadi korban?

Rasa kepedulian yang telah tertanam dalam diri bangsa kita pun telah pudar, dan masing-masing dari mereka hanya mementingkan ego semata. Di mana pemerintah dan ahli kesehatan gencar agar protokol kesehatan tetap dijalankan, tapi masih banyak masyarakat yang tak taat dan tak paham dengan situasi ini.

"Ada perut yang harus di isi"  begitulah rakyat +62 berfikir, di mana setiap hari yang lebih dipentingkan hanyalah perut dan kesenangan semata. Hingga rela mengorbankan kesehatan jasmaninya hanya demi mengisi perut itu, tapi ketika kesehatan itu pun telah lenyap, bisakah kita tetap mencari sesuap nasi?,tentu tidak. Boleh saja mencari nafkah, tapi tetap menjaga protokol kesehatan agar nafkah dapat, kesehatan pun juga didapatkan. Tapi, dibalik itu juga ada pemerintah yang bertarung dengan keringatnya sendiri untuk mencari solusi dari masalah ini.

Tolong sadarilah! solusi dari permasalahan ini bukan hanya dengan vaksin, perawatan, dan protokol kesehatan. Namun solusi yang paling penting di sini adalah perilaku dan sikap dari masyarakat dan pemerintah itu. Rasa ego dan keras kepala tidak akan membantu masalah ini cepat reda. 

Dan rasa Kepedulianlah yang akan membantu kita dalam masalah ini. Masyarakat yang harus peduli dengan usaha dari pemerintah yang telah melakukan berbagai usaha, serta Pemerintah juga harus turut peduli terhadap rakyatnya yang harus dipenuhi kebutuhan sehari-harinya bukan hanya sekedar infrakstruktur yang diperhatikan.

Segala kejadian yang terjadi pasti ada hikmah dan pelajarannya. Dan itulah yang berlaku hari ini, di mana permasalahan ini pernah di alami pada zaman Rasulullah SAW yang patut kita jadikan sebagai pelajaran dan mengambil contoh sikap yang harus kita lakukan untuk memecahkan solusi tersebut. 

Dalam hadits riwayat Bukhari, dari Abdurrahman bin Auf, Rasulullah SAW bersabda,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun