Mohon tunggu...
Destiayu Fitriani
Destiayu Fitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi aku membaca, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Dampak Negatif Pornografi bagi Psikologis Anak dan Remaja Serta Cara Pencegahannya

13 Juli 2023   17:03 Diperbarui: 15 Juli 2023   15:25 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak( Kemen PPPA) mengatakan 66,6 persen anak laki - laki  dan 62,3 persen anak perempuan  di Indonesia melihat kegiatan seksual( pornografi) melalui media online. Robert Parlindungan S. Asisten Deputi Pelayanan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak( PPA), mengatakan data yang masuk berasaskan kelanjutan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja( SNPHAR) KPPPA. 

Data tersebut juga mengatakan 34,5 persen anak laki - laki terikat pornografi atau menjalankan secara langsung kegiatan seksual, dan 25 persen anak perempuan . Menurut beliau, peristiwa ini termasuk hal yang kompleks karena perputaran teknologi yang mendahsyat pesat bahwa pornografi bisa menghancurkan masa depan anak. 

Apalagi Pada periode digital ini kebanyakan gerakan anak dan remaja tidak bisa dipisahkan dari game dan internet. Selain tersedianya situs konten vulgar, di internet juga terdapat berbagai jenis promosi yang bisa diakses anak secara tidak langsung, hal ini tentu saja membuat kekhawatiran para orangtua harus lebih berhati- hati dan melakukan pemeriksaan ekstra sehingga anak bisa mengakses konten yang aman dan sesuai dengan usianya.

 Pornografi termasuk salah satu berita yang sedang diperbincangkan oleh masyarakat, sejak munculnya teks Undang-undang saran Anti Pornografi dan Pornoaksi pada tahun 2006 yang lalu. 

Undang- Undang Anti Pornografi menjelaskan bahwa pornografi seperti media spesifik yang mencetuskan budaya atau keragaman asosiasi yang sangat seksual, seperti memperlihatkan alat kelamin dan kegiatan seksual secara terbuka( tanpa disembunyikan), dimana objek utamanya adalah untuk membangunkan gairah orang yang melihatnya. Hadirnya pornografi secara luas tidak terlepas dari adanya internet seperti cara bagian dalam penyiaran pornografi. 

Sejak di temukannya internet, terjadinya perubahan besar terhadap komunikasi massa. Internet bagi pengguna merupakan sebuah media baru yang menawarkan kebebasan akan akses petunjuk pemakai tanpa harus terikat dengan  pembatasan dan sensor. 

Fakta tersebut tentunya didukung oleh pernyataan Kementerian Komunikasi dan Informatika( Kemenkominfo) yang telah membeberkan bahwa masih banyak situs porno yang bisa di akses oleh pemakai internet, karena keberadaan situs porno itu seperti deretan ukur dan deretan perhitung, jika 100 situs porno diblokir  akan muncul 1.000, jika diblokir 1.000 akan muncul 10.000, dan seterusnya. Situs porno  dalam satu menit bisa memunculkan sekitar 30.000 runner( halaman) pornografi ( Ahmadi, 2002 : 23).

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan bahwa perubahan teknologi informasi dan komunikasi membawa pengaruh anak yang melihat video porno, dan biasanya dapat ditemukan oleh anak dan remaja dengan mudah melalui game, majalah, media sosial, dan jaringan internet lainnya. 

Beberapa fakta yang menyebabkan anak terpengaruh pornografi diantaranya 1) Tidak sengaja memindai pornografi yang terlihat dari gadget orangtua atau ketika mengakses internet. 2) Menerima pesan teks, foto, atau video seksual dari media sosial. 3) Rasa penasaran yang tinggi, sehingga membuat anak berusaha mengakses situs menyimpan pornografi. 4) Terpengaruh dengan ajakan teman sebaya dan lingkungan disekitarnya. 5) Perasaan BLAST, yaitu Bored( Jenuh), Lonely Kesepian), Angry( Marah), Stressed( Stres), Tired( Lelah).  6) Kurang pendidikan agama yang berkaitan dengan pengajaran moral. 7) Kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua terhadap anaknya saat menggunakan gadget. 

Dalam beberapa tahun terakhir ini banyak sekali  kekhawatiran pada anak dan remaja ketika banyaknya paparan situs pornografi di internet yang berbahaya bagi perkembangan sosial dan psikologis mereka. Bukan hanya dari media internet saja, akan tetapi dari berbagai penelitian maupun kajian menemukan program tayangan anak di media TV banyak yang mengandung unsur kekerasan, seksualitas, mistik, dan perilaku negatif yang justru membawa pengaruh buruk bagi perkembangan dan mental sang anak ( Gushevinalti, Adeni, & Arrianie, 2011 ). Selain itu, konten pornografi dapat menyebabkan gangguan emosi pada anak dan juga anak yang gemar menonton situs porno akan beresiko mengalami kesulitan dalam hal berkomunikasi dan bersosialisasi. 

Peran Orang tua sangat penting dalam mengawasi anaknya ketika sudah maraknya situs - situs porno yang bermunculan di media sosial, disini ada beberapa tips untuk mencegah kekhawatiran orang tua terhadap anak diantara nya ; 

  • Melakukan komunikasi dengan anak secara rutin.
  • Menerapkan pola asuh yang tepat pada anak.
  • Memberikan anak kasih sayang dan perhatian yang tepat.
  • Menumbuhkan rasa asertif pada anak, salah satunya mengenai perilaku seksual.
  • Memberikan edukasi seksual secara tepat sesuai dengan usia anak.
  • Pastikan lingkungan tempat anak bertumbuh merupakan lokasi yang tepat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun