Mohon tunggu...
Destavia Dwi Wijayanti
Destavia Dwi Wijayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Gen Z

Menulis/Mandiri/Ekonomi/Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Shaka Butik dan Batik Ponorogo : Ketika Tradisi Bertemu Teknologi, Lahir Inovasi Pemasaran Digital yang Memukau

15 Januari 2025   09:35 Diperbarui: 17 Januari 2025   16:18 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto anak muda sedang pelatihan membatik

Foto Kegiatan Pelatihan Membatik
Foto Kegiatan Pelatihan Membatik

foto anak muda sedang pelatihan membatik
foto anak muda sedang pelatihan membatik

Pemasaran Digital adalah sebuah strategi pemasaran yang menggunakan media digital dan internet untuk mempromosikan produk atau layanan kepada audiens yang lebih luas. Menurut Teori Neil Patel, Co Founder dari Neil Patel Digital mendefinisikan bahwa pemasaran digital sebagai tindakan menjual produk dan layanan melalui saluran online. Pemasaran digital mencakup semua bentuk promosi atau aktivitas pemasaran yang menggunakan media digital atau internet. Tujuannya adalah untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan mendorong peningkatan penjualan. Pemasaran ini memanfaatkan berbagai saluran online seperti media sosial dan e-commerce.

Pengertian dari Media Sosial adalah platform digital yang digunakan untuk berinteraksi, berbagi informasi, serta membangun hubungan antara individu atau kelompok sosial online. Sedangkan pengertian dari E-Commerce adalah kegiatan perdagangan atau transaksi jual beli yang dilakukan secara elektonik melalui platform digital seperti aplikasi atau situs web. Di era digitalisasi saat ini teknologi infomasi dan media sosial telah menjadi alat yang tak terpisahkan dalam mempromosikan produk local termasuk produk batik. Dengan pesatnya perkembangan platform digital, seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan Marketplace online, industry batik Indonesia kini memiliki peluang besar untuk menjangkau pasar global secara efektif.

Pemasaran Digital kini menjadi kunci sukses bagi banyak pelaku usaha, termasuk Sakha Butik dan Batik Ponorogo. Shaka Butik dan Batik Ponorogo, adalah sebuah brand local yang mengangkat keindahan, keunikan, dan nilai tradisional batik khas Ponorogo. Sakha Butik dan batik Ponorogo kini semakin dikenal luas berkat pemanfaatan teknologi informasi khususnya di sosial media. Dengan strategi pemasaran yang inovatif, Sakha Butik dan Batik Ponorogo perlahan berhasil menjangkau berbagai kalangan, dengan harapan bisa menjangkau pasar dalam negeri maupun mancanegara.Pak Widodo, pemilik Sakha Butik dan Batik Ponorogo, memulai perjalanan bisnisnya dengan cara sederhana—pemasaran dari mulut ke mulut. Namun, seiring perkembangan teknologi, beliau berinovasi menggunakan platform digital untuk memperkenalkan koleksi batik khas Ponorogo yang sarat akan nilai budaya.

Media Sosial Sebagai Kunci Utama Pemasaran

Dalam era yang serba digital saat kini, media sosial telah menjadi alat yang sangat efektif untuk memasarkan berbagai produk. Sakha Butik dan Batik Ponorogo memanfaatkan berbagai macam platform digital seperti Instagram, TikTok, dan Facebook, untuk memperkenalkan koleksi batik khas ponorogo yang memiliki corak yang unik dan kental dengan nilai budaya daerah. Sebelum menggunakan platform sosial media Pak Widodo selaku pemilik Shaka Butik dan Batik Ponorogo memasarkan produknya melalui teman ke teman atau mulut lewat mulut, dan memanfaatkan relasi antar teman. Akhirnya Sakha Butik dan Batik Ponorogo melakukan inovasi pemasaran produknya melalui platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan TikTok.

''Awal produksi batik pemasarannya hanya mulut ke mulut dan mengajak kolaborasi teman, pada akhirnya kita menggunakan media sosial seperti Facebook dan Instagram sampai 2024. Mulai tahun 2025 kemarin baru memasuki TikTok. Untuk Nama Akun Instagram @sabastore_ponorogo, Facebook @saba store ponorogo, TikTok @sabastroreponorogo . untuk akun TikTok kita live pada jam 15.30-17.30 dan untuk Shopee kita live pada 21.00-24.00 dengan adanya live ini kita bisa menjangkau pasar yang lebih luas dan mempromosikan produk batik kita ke anak muda". Kata Pak Widodo pemilik Shaka Butik dan Batik Ponorogo.

Kolaborasi seperti ini terbukti efektif dalam menciptakan tren terbaru, dimana batik tidak lagi hanya dianggap sebagai pakaian formal tetapi juga dapat digunakan dalam gaya kasual dan kekinian dan dapat meningkatkan target pasar dari dalam maupun luar daerah.

Menggunakan e-commerce untuk Memperluas Pasar

Selain menggunakan media sosial, Shaka Butik dan Batik Ponorogo juga memanfaatkan platform e-commerce untuk memasarkan produknya seperti Shopee, dan TikTok Shop untuk menjangkau seluruh pasar dalam negeri maupun mancanegara. Banyak anak muda yang tertarik membeli produknya dengan menggandeng Duta Genre, Brand Ambasador asli Ponorogo, dan Kakang Senduk dengan tujuan  untuk menjangkau mangsa pasar yang harus dipikirkan bagaimana anak muda tertarik dengan batik produksi Sakha Butik dan Batik Ponorogo yang sebelumnya target pembelinya hanya pegawai kantor.

''Pada tahun 2024 kita pernah menggunakan Shopee untuk penjualannya namun, akhirnya gagal dikarenakan kurangnya promosi tapi kita tidak berhenti disitu akhirnya pada tahun 2025 ini kita mencoba lagi membuka akun Shopee, karena semakin banyaknya anak muda yang tertarik membeli produk batik produksi kita dan mengikuti even seperti fashion show dan pameran untuk media promosi kita agar dikenal lebih luas''. Kata Pak Widodo Pemilik Shaka Butik dan Batik Ponorogo.

foto wawancara dengan pak widodo pemilik Sakha Butik dan Batik Ponorogo
foto wawancara dengan pak widodo pemilik Sakha Butik dan Batik Ponorogo

Meski sempat mengalami kegagalan dalam upaya awal, mereka tidak menyerah dan terus berinovasi sehingga Produk Sakha Butik dan Batik Ponorogo berhasil menarik perhatian pembeli dari berbagai usia menggunakan platform e-commerce seperti Shopee. Untuk meningkatkan pengalaman berbelanja online Sakha Butik dan Batik menyediakan layanan pelanggan yang responsif dan memberikan informasi yang lengkap tentang ukuran, motif, dan harga produk.

Melestarikan Budaya Melalui Inovasi Lokal

Keberhasilan Sakha Butik dan Batik Ponorogo dalam memanfaatkan teknologi informasi dan media sosial tidak hanya berdampak pada peningkatan penjualan, tetapi juga membantu melestarikan budaya batik khas Ponorogo. Dengan memperkenalkan cerita dan nilai filosofis dibalik setiap motif batik, Sakha Batik turut mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan warisan budaya Indonesia dan dapat  memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar.

''Kita melakukan yang namanya Inokraf atau Inovasi dan Kreatifitas, pertama kita membuat model baju sesuai selera anak muda seperti membuat blouse batik, dan kedua, menggunakan motif-motif batik yang sesuai dengan perkembangan zaman dan inovasi pada warna kain seperti warna burgundi, mengikuti tren warna dikalangan anak muda. Melakukan inovasi pada motif batik khas budaya ponorogo dan kolaborasi dengan teman untuk memperbanyak model baju batik agar tidak monoton agar pembeli mempunyai banyak pilihan''. Kata Pak Widodo pemilik Shaka Butik dan Batik Ponorogo.

Maka dapat disimpulkan bahwa Sakha Butik dan Batik Ponorogo adalah bukti nyata bahwa perpaduan antara tradisi dan teknologi dapat menciptakan peluang besar dalam dunia bisnis. dengan memanfaatkan media sosial dan e-commerce Sakha Butik dan Batik Ponorogo berhasil memasarkan produknya ke pasar yang lebih luas. usaha yang dijalankan di Sakha Butik dan Batik Ponorogo sesuai dengan penerapan teknologi dalam bisnis islam yaitu memanfaatkan media sosial dan e-commerce untuk memperluas pasar.selain itu sejalan dengan konsep pemasaran digital menurut Neil Patel, Co Founder dari Neil Patel Digital  bahwa pemasaran digital sebagai tindakan menjual produk dan layanan melalui saluran online. 

Nah bukti nyata dari penerapan teknologi dalam bisnis islam dengan memanfaatkan media sosial dan e-commerce telah terbukti dan berhasil untuk diterapkan, Sakha Butik dan Batik Ponorogo telah membuktikan bahwa perpaduan antara tradisi dan teknologi mampu membuka peluang baru di tengah persaingan global. Dengan kreativitas tanpa batas, mereka membawa batik khas Ponorogo menjadi simbol gaya hidup modern yang tetap berakar pada tradisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun