''Pada tahun 2024 kita pernah menggunakan Shopee untuk penjualannya namun, akhirnya gagal dikarenakan kurangnya promosi tapi kita tidak berhenti disitu akhirnya pada tahun 2025 ini kita mencoba lagi membuka akun Shopee, karena semakin banyaknya anak muda yang tertarik membeli produk batik produksi kita dan mengikuti even seperti fashion show dan pameran untuk media promosi kita agar dikenal lebih luas''. Kata Pak Widodo Pemilik Shaka Butik dan Batik Ponorogo.
Meski sempat mengalami kegagalan dalam upaya awal, mereka tidak menyerah dan terus berinovasi sehingga Produk Sakha Butik dan Batik Ponorogo berhasil menarik perhatian pembeli dari berbagai usia menggunakan platform e-commerce seperti Shopee. Untuk meningkatkan pengalaman berbelanja online Sakha Butik dan Batik menyediakan layanan pelanggan yang responsif dan memberikan informasi yang lengkap tentang ukuran, motif, dan harga produk.
Melestarikan Budaya Melalui Inovasi Lokal
Keberhasilan Sakha Butik dan Batik Ponorogo dalam memanfaatkan teknologi informasi dan media sosial tidak hanya berdampak pada peningkatan penjualan, tetapi juga membantu melestarikan budaya batik khas Ponorogo. Dengan memperkenalkan cerita dan nilai filosofis dibalik setiap motif batik, Sakha Batik turut mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan warisan budaya Indonesia dan dapat  memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar.
''Kita melakukan yang namanya Inokraf atau Inovasi dan Kreatifitas, pertama kita membuat model baju sesuai selera anak muda seperti membuat blouse batik, dan kedua, menggunakan motif-motif batik yang sesuai dengan perkembangan zaman dan inovasi pada warna kain seperti warna burgundi, mengikuti tren warna dikalangan anak muda. Melakukan inovasi pada motif batik khas budaya ponorogo dan kolaborasi dengan teman untuk memperbanyak model baju batik agar tidak monoton agar pembeli mempunyai banyak pilihan''. Kata Pak Widodo pemilik Shaka Butik dan Batik Ponorogo.
Maka dapat disimpulkan bahwa Sakha Butik dan Batik Ponorogo adalah bukti nyata bahwa perpaduan antara tradisi dan teknologi dapat menciptakan peluang besar dalam dunia bisnis. dengan memanfaatkan media sosial dan e-commerce Sakha Butik dan Batik Ponorogo berhasil memasarkan produknya ke pasar yang lebih luas. usaha yang dijalankan di Sakha Butik dan Batik Ponorogo sesuai dengan penerapan teknologi dalam bisnis islam yaitu memanfaatkan media sosial dan e-commerce untuk memperluas pasar.selain itu sejalan dengan konsep pemasaran digital menurut Neil Patel, Co Founder dari Neil Patel Digital  bahwa pemasaran digital sebagai tindakan menjual produk dan layanan melalui saluran online.Â
Nah bukti nyata dari penerapan teknologi dalam bisnis islam dengan memanfaatkan media sosial dan e-commerce telah terbukti dan berhasil untuk diterapkan, Sakha Butik dan Batik Ponorogo telah membuktikan bahwa perpaduan antara tradisi dan teknologi mampu membuka peluang baru di tengah persaingan global. Dengan kreativitas tanpa batas, mereka membawa batik khas Ponorogo menjadi simbol gaya hidup modern yang tetap berakar pada tradisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H