Mohon tunggu...
Destaria Soeoed
Destaria Soeoed Mohon Tunggu... Lainnya - Young professional in edutech.

Doctoral student in Political Science. Passionate about edutech, digital marketing, social and political research in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ektraktivisme Freeport, dan dampaknya pada Ketimpangan Sosial Ekonomi di Papua.

29 November 2024   10:50 Diperbarui: 29 November 2024   10:50 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rekomendasi Kebijakan

Berdasarkan analisis teori Caporaso, berikut adalah rekomendasi untuk mengurangi ketimpangan:

  1. Redistribusi Kekuasaan: Meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan terkait eksploitasi sumber daya alam.
  2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan: Menguatkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola DBH untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
  3. Reformasi Regulasi Lingkungan: Menegakkan aturan yang lebih ketat terkait pembuangan limbah tambang.
  4. Penguatan Hak Masyarakat Adat: Memberikan pengakuan atas tanah adat dan kompensasi yang adil untuk masyarakat yang terdampak.

Kesimpulan

Kasus Freeport di Papua menunjukkan bagaimana kekuasaan yang terkonsentrasi pada perusahaan multinasional dan pemerintah pusat dapat menciptakan ketimpangan sosial-ekonomi. Teori politik ekonomi distribusi dari Caporaso membantu menjelaskan bagaimana distribusi kekayaan dan kekuasaan memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Reformasi kebijakan diperlukan untuk menciptakan sistem yang lebih adil, di mana masyarakat lokal dapat menikmati manfaat langsung dari kekayaan alam mereka tanpa mengorbankan lingkungan dan hak asasi manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun