Mohon tunggu...
Destaria Soeoed
Destaria Soeoed Mohon Tunggu... Lainnya - Young professional in edutech.

Doctoral student in Political Science. Passionate about edutech, digital marketing, social and political research in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengagumi Mr. Crack, Bapak BJ Habibie, Si Brilian dari Indonesia

31 Oktober 2024   10:22 Diperbarui: 31 Oktober 2024   14:10 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori ini tidak hanya diaplikasikan di industri penerbangan Jerman tetapi juga diadopsi di seluruh dunia. Sebelum adanya teori Habibie, pemeliharaan pesawat sering kali bergantung pada pemeriksaan manual dan visual, yang terkadang melewatkan retakan kecil. Dengan adanya teori crack progression, insinyur kini bisa memprediksi kapan dan di mana keretakan cenderung muncul, sehingga perawatan dapat dilakukan secara preventif.

Keunggulan dari teori ini adalah memungkinkan pesawat menjadi lebih ringan tanpa mengorbankan keamanan, sehingga pesawat lebih hemat bahan bakar dan efisien dalam operasi. Ini memberikan kontribusi besar terhadap keselamatan penerbangan, sekaligus mengurangi biaya operasional industri penerbangan secara global.

Julukan "Mr. Crack" untuk BJ Habibie

Julukan "Mr. Crack" diberikan sebagai penghargaan atas pencapaian luar biasa Habibie dalam memecahkan masalah rumit dalam dunia aeronautika. Keahlian uniknya dalam mengembangkan teori crack progression menempatkannya sebagai salah satu pakar yang paling dihormati di industri penerbangan internasional. BJ Habibie berhasil mengukir nama Indonesia dalam industri penerbangan dunia. Dengan mengembangkan teori crack progression, Habibie membuktikan bahwa keunggulan teknologi dan keselamatan bisa dicapai bersamaan.

Sosok Brilian dan Religius, BJ Habibie adalah satu Paket Lengkap.

Sebagian besar dari kita sering memisahkan sosok brilian dan religius seolah-olah keduanya berada di ujung yang berbeda. Namun, ada tokoh-tokoh yang mampu menggabungkan kedalaman ilmu pengetahuan dan komitmen spiritual yang kuat, menciptakan harmoni antara kecerdasan dan keyakinan. Salah satu contoh paling menginspirasi dari perpaduan ini adalah BJ Habibie. Dikenal sebagai sosok yang cemerlang di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, ia juga seorang yang sangat taat pada nilai-nilai agama. Dalam kesehariannya, Habibie menunjukkan bahwa kecerdasan dan keimanan bisa berjalan beriringan, memperkuat satu sama lain, dan membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat dan bangsa. Selain perannya sebagai teknokrat dan presiden, BJ Habibie juga memiliki kiprah penting dalam organisasi intelektual dan keagamaan. Pada 1990, BJ Habibie terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), sebuah organisasi yang bertujuan untuk menggalang kaum intelektual Muslim Indonesia agar terlibat lebih aktif dalam pembangunan nasional. ICMI menjadi wadah penting bagi Habibie dalam membina jaringan cendekiawan Muslim di berbagai sektor, mulai dari akademisi hingga praktisi pemerintahan. 

Sumber: ICMI 
Sumber: ICMI 

Habibie sebagai Ketua Pertama ICMI

ICMI didirikan pada 7 Desember 1990 di Malang, Jawa Timur, dengan dorongan untuk memperkuat peran kaum Muslim terdidik di Indonesia, yang kala itu sering kali terpinggirkan dari pusat-pusat pengambilan keputusan. Presiden Soeharto, meskipun awalnya bersikap hati-hati terhadap gerakan Islam politik, melihat potensi Habibie untuk mengoordinasikan kelompok Muslim dalam struktur sosial dan politik yang lebih formal. Dalam hal ini, Habibie dianggap sosok tepat untuk mengintegrasikan cendekiawan Muslim tanpa membawa konflik ideologis, mengingat latar belakangnya sebagai seorang teknokrat dan ilmuwan yang disegani. 

Sebagai ketua pertama, BJ Habibie memimpin ICMI dengan visi untuk meningkatkan peran kaum Muslim dalam ranah ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, dan kebijakan publik. Di bawah kepemimpinannya, ICMI berkembang menjadi kekuatan baru dalam politik dan sosial Indonesia, berfokus pada isu-isu pendidikan, kemiskinan, dan pengembangan sumber daya manusia.

  1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Mengingat latar belakangnya, Habibie mendorong ICMI untuk memperkuat pendidikan sains dan teknologi di kalangan cendekiawan Muslim. Ia percaya bahwa penguasaan teknologi adalah kunci utama bagi kemajuan bangsa, terutama untuk mengurangi ketergantungan pada negara-negara maju.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun