Kapasitas Strategis dan Kelemahan:
- Dari sisi kepemimpinan strategis, keterbatasan pengalaman membuat kapabilitas Gibran dalam pengambilan keputusan pada level nasional masih dipertanyakan.
- Ia juga dianggap masih perlu membangun rekam jejak yang lebih kuat di birokrasi dan pemerintahan agar dapat memberikan kontribusi signifikan pada kebijakan besar negara.
Popularitas dan Dukungan Publik:
- Memiliki popularitas tinggi di kalangan masyarakat muda dan pendukung Presiden Jokowi.
- Namun, kritik terhadapnya sering muncul terkait potensi politik dinasti, sehingga ada perdebatan tentang kredibilitas dan kemampuannya untuk memimpin secara independen.
Potensi Ke Depan:
- Meski pengalamannya masih dianggap kurang berbobot oleh beberapa kalangan, dukungan politik yang besar membuka peluang bagi Gibran untuk mengasah kapasitas dan memahami dinamika politik nasional lebih dalam.
- Jika dia terus mengembangkan keterampilan kepemimpinannya, ia mungkin akan memainkan peran lebih besar di masa depan.
Pertanyaan mengenai apakah Gibran Rakabuming Raka mampu menjalankan tanggung jawab sebagai Wakil Presiden adalah topik yang menarik dan menantang. Sebagai Wakil Presiden, Gibran diharapkan menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang mencakup peran strategis dalam membantu Presiden dalam perumusan kebijakan nasional, menjalankan fungsi pengawasan, serta mendampingi Presiden dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan.Â
Selain itu, Wakil Presiden juga memegang tanggung jawab dalam mendorong pembangunan sosial-ekonomi dan mempererat hubungan internasional Indonesia, serta turut aktif dalam menyelesaikan isu-isu nasional yang kompleks.Â
Dalam konteks ini, Gibran perlu menunjukkan kapasitas kepemimpinan yang kuat, pemahaman yang mendalam tentang birokrasi nasional, serta pengalaman dalam pengambilan keputusan yang melibatkan berbagai kepentingan publik.Â
Mengingat latar belakang dan pengalaman Gibran yang masih relatif terbatas dalam pemerintahan daerah, tantangan bagi dirinya adalah membuktikan bahwa ia mampu memahami dinamika isu-isu nasional dan menjalankan tupoksi Wakil Presiden dengan independen serta efektif, sejalan dengan ekspektasi publik terhadap jabatan tersebut.Â
Sebagai penutup, meskipun Gibran Rakabuming Raka memiliki popularitas yang tinggi dan dukungan politik dari sejumlah kalangan, kenyataan bahwa kekuatannya terutama bersumber dari statusnya sebagai anak Presiden Joko Widodo menimbulkan berbagai perdebatan.Â
Langkahnya ke kancah politik nasional di usia muda dan dengan pengalaman terbatas menimbulkan pertanyaan mengenai komitmen Indonesia terhadap prinsip-prinsip konstitusi dan meritokrasi.Â
Seandainya Gibran benar-benar melangkah ke posisi Wakil Presiden tanpa memenuhi persyaratan konstitusional atau tanpa pengalaman yang memadai, hal ini tidak hanya melanggar semangat konstitusi tetapi juga dapat memperkuat kesan adanya politik dinasti.
 Jika prinsip ini dikesampingkan, hal ini akan berisiko melemahkan kepercayaan publik terhadap integritas sistem politik Indonesia dan membuka celah bagi ketidakadilan dalam tata kelola pemerintahan di masa depan.