Pendekatan Marxian Political Economy, yang dijelaskan oleh James A. Caporaso dalam bukunya menawarkan kerangka analisis yang relevan untuk memahami dinamika konflik kelas, kepentingan material, dan distribusi kekuasaan di Indonesia. Dalam konteks kapitalisme modern, berbagai sektor ekonomi—seperti pertambangan, perkebunan, industri manufaktur, serta proyek infrastruktur—memperlihatkan ketegangan yang terjadi antara kelas kapitalis, yang menguasai alat produksi, dan kelas pekerja atau masyarakat lokal, yang sering berada dalam posisi termarginalisasi. Kasus-kasus seperti konflik agraria dalam ekspansi perkebunan kelapa sawit, eksploitasi buruh melalui sistem outsourcing, serta penggusuran paksa untuk proyek infrastruktur, mencerminkan bagaimana kepentingan material yang berbeda antara kelas-kelas ini menciptakan konflik yang berkelanjutan. Analisis ini penting untuk memahami akar ketimpangan sosial-ekonomi yang kerap terjadi di Indonesia, serta perjuangan kelas yang terus berkembang dalam menghadapi dominasi kapitalis.
Untuk memahami fenomena konflik kelas dan ketimpangan ekonomi yang terjadi di Indonesia, kita perlu melihat lebih dalam pada teori Marxian Political Economy. Teori ini memberikan landasan konseptual untuk menganalisis hubungan antara kelas sosial, kepentingan material, dan perjuangan kekuasaan dalam sistem kapitalisme. Berikut adalah beberapa poin kunci dari pendekatan ini yang menjelaskan dinamika ekonomi dan sosial melalui perspektif Marxian. Berikut adalah elaborasi konsep pendekatan Marxian Political Economy yang dipaparkan dalam buku James A. Caporaso, dengan penjelasan terkait poin-poin utama seperti kepentingan material, kelas ekonomi, dan perjuangan kekuasaan:
Kepentingan Material dan Kelas Ekonomi (Material Interest and Economic Class):
- Menurut Marx, setiap individu atau kelompok dalam masyarakat memiliki kepentingan material yang berbeda-beda, tergantung pada posisi mereka dalam kelas ekonomi.
- Kelas-kelas ekonomi terbentuk berdasarkan hubungan mereka terhadap alat-alat produksi (seperti pabrik, tanah, modal). Misalnya, kelas pekerja (proletar) hanya memiliki tenaga kerja, sementara kelas kapitalis (borjuis) memiliki alat produksi.
- Kepentingan material ini mempengaruhi bagaimana mereka melihat dunia dan bagaimana mereka berperilaku dalam Masyarakat.
Struktur Produksi (Structure of Production):
- Dalam pandangan Marxian, struktur produksi menentukan bagaimana kekayaan dihasilkan dan didistribusikan dalam masyarakat.
- Struktur ini juga menentukan relasi kekuasaan antara kelas-kelas sosial. Kelas kapitalis mengendalikan alat produksi dan, oleh karena itu, memiliki kekuasaan ekonomi yang lebih besar, sedangkan kelas pekerja berada pada posisi yang lebih lemah karena bergantung pada upah dari kerja.
Kepentingan Pribadi Sesuai Kelas Sosial (Private Interest According to Social Class):
- Setiap kelas dalam masyarakat memiliki kepentingan pribadi yang berbeda berdasarkan posisi mereka dalam sistem ekonomi.
- Kepentingan kelas ini seringkali bertentangan: kapitalis ingin meningkatkan keuntungan dengan menekan biaya tenaga kerja, sedangkan pekerja ingin upah yang lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik
- Karena itulah, konflik antar kelas menjadi hal yang tak terhindarkan dalam sistem kapitalisme.
Kepentingan Kelas, Menjadi Kepentingan Politik  (Class Interest Becomes Political Interest):
- Marx berpendapat bahwa kepentingan kelas tidak hanya terbatas pada ekonomi, tetapi juga berkembang menjadi kepentingan politik.
- Kelas kapitalis menggunakan kekuatan politik untuk melindungi dan memperluas kekuasaan ekonomi mereka, seperti membuat kebijakan yang mendukung kepentingan mereka.
- Sebaliknya, kelas pekerja juga mulai menyadari kepentingan politik mereka dan berjuang untuk memperoleh hak-hak serta mengubah sistem politik yang lebih adil bagi mereka
Perjuangan untuk Kekuasaan Negara (Struggle Over State Power):
- Menurut Marxian political economy, negara bukanlah entitas netral, melainkan instrumen yang digunakan oleh kelas yang berkuasa untuk mempertahankan dominasi mereka.
- Perjuangan untuk menguasai negara menjadi bagian dari konflik kelas antara kapitalis dan pekerja. Kelas pekerja berusaha untuk merebut kekuasaan politik guna mengubah struktur sosial dan ekonomi.
Kepentingan Material, Konflik Kelas, dan Kapitalisme (Material Interest, Class Conflicts, and Capitalism):
- Kapitalisme didasarkan pada eksploitasi tenaga kerja oleh pemilik modal. Kelas kapitalis mendapatkan keuntungan dari tenaga kerja kelas pekerja, yang menciptakan konflik kelas.
- Kepentingan material setiap kelas berbeda: kapitalis ingin memaksimalkan keuntungan, sementara pekerja ingin memperbaiki kondisi hidup mereka. Ketegangan ini mendorong konflik yang sering kali menjadi pusat dari perjuangan ekonomi dan sosial.
Kepentingan Ekonomi dan Kesadaran Kelas (Economic Interest and Class Consciousness):
- Marx berargumen bahwa seiring waktu, kelas pekerja akan menjadi semakin sadar akan posisi mereka dalam sistem kapitalis dan mulai mengembangkan kesadaran kelas.
- Kesadaran kelas ini mendorong mereka untuk bersatu dan memperjuangkan hak-hak mereka, misalnya melalui serikat pekerja atau gerakan sosial, guna melawan eksploitasi
- Kapitalis berusaha untuk mempertahankan dominasi mereka dengan mengendalikan alat produksi dan kebijakan politik.
Kelas Pekerja vs. Kelas Kapitalis (Working Class vs. Capitalist Class):
- Konflik utama dalam sistem kapitalisme terjadi antara kelas pekerja dan kelas kapitalis. Kelas kapitalis berusaha untuk menjaga status quo dengan menekan upah dan menjaga kontrol atas alat produksi.
- Di sisi lain, kelas pekerja berusaha untuk mendapatkan upah yang lebih adil, hak-hak yang lebih baik, dan kondisi kerja yang layak. Hal ini sering kali memicu bentrokan kepentingan yang melibatkan pemogokan, protes, dan tuntutan perubahan kebijakan.