Mohon tunggu...
Destari Puspa Pertiwi
Destari Puspa Pertiwi Mohon Tunggu... -

A pleasure seeker and digital learning enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sesar Lembang Trip: Mengulik Wisata Edukasi di Daerah Potensi Bencana

1 Februari 2019   12:41 Diperbarui: 4 Februari 2019   11:50 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung, 26 Januari 2019 lalu, beberapa pejalan mengikuti serangkaian kegiatan yang bernama Sesar Lembang Trip untuk mengetahui informasi tentang potensi daerah bencana di wilayah Gunung Batu, Lembang. 

Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Wanderlust Indonesia, Geotour Indonesia, U-Inspire Indonesia dan Pusat Penelitian Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung (PPMB ITB) untuk mengedukasi lebih banyak masyarakat mengenai seluk beluk hal - hal penyebab gempa yang dipandu oleh ahli Geowisata, Reza Permadi, dan ahli Geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Mudrik Daryono. 

Pada kegiatan ini, peserta juga mendapatkan green travelling kit dari Wanderlust Indonesia yang berupa tumbler sehingga akan mengurangi dampak sampah botol selama perjalanan. Acara dibuka dengan bincang - bincang singkat dengan kudapan ringan di Roxo The Highland Cafe untuk membahas lebih lanjut tentang informasi safety guide pada saat berada di area terbuka yang rawan bencana dan hal - hal yang harus dipersiapkan untuk menyelamatkan diri. Selanjutnya peserta diajak untuk trekking menuju Gunung Batu dan melihat salah satu papan digital science board yang sudah dilengkapi teknologi QR-code. 

dokpri
dokpri
Untuk mendapatkan informasi tentang status aktif Sesar Lembang, peserta hanya perlu memindai informasi tersebut menggunakan telepon genggam masing -masing dan nantinya mereka bisa membaca di website yang terkoneksi ke laman Geotour Indonesia. Segala penjelasan mengenai status aktif Sesar Lembang telah disesuaikan dengan format yang lebih sederhana dan merupakan hasil disertasi dari Mudrik Daryono.Untuk mencapai lokasi Gunung Batu dengan ketinggian 1.335 mdpl ini peserta menempuh jarak sekitar 20 menit untuk trekking dari titik awal di Roxo Cafe Gunung Batu ini juga menawarkan pemandangan yang menarik karena bisa melihat Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Putri dan Gunung Burarang dari kejauhan. 

Wisata edukasi ini merupakan salah satu cara yang unik untuk memberi ruang bagi para peserta mengeksplorasi minat mereka belajar langsung dari ahlinya tentang informasi mitigasi bencana di alam terbuka. Peserta diajak untuk melihat langsung lokasi terkait dan dihubungkan dengan beberapa cerita kearifan lokal yang berasal dari tanah Sunda yakni saat Sangkuriang menebang pohon raksasa yang dentumannya sangat keras dan roboh ke arah barat. Bila dilihat dari unsur geologinya, kejadian ini mungkin saja ini merupakan salah satu jalur Sesar Lembang yang masih aktif. 

dokpri
dokpri
Pada kesempatan ini, peserta juga mengkritisi tentang danau yang terbentuk satu malam dalam cerita rakyat tersebut dan jika dilihat dari proses pergerakan patahannya hal ini terjadi akibat proses gempa bumi yang sangat besar. Mudrik Daryono pun menuturkan hasil pergeseran lempeng bumi tersebut yang kemudian membendung sungai dan membentuk lima danau yang tersebar di sisi utara Sesar Lembang.

Selanjutnya, peserta trip ini melanjutkan perjalanan untuk melihat Kampung Seni Cilanguk yang merupakan tempat bermukimnya dari 12 seniman terkenal di Bandung.Peserta diajak untuk mengunjungi salah satu tempat pembuatan patung karya seniman Ali Rubin dan berbincang - bincang dengan sang pemilik studio. Puas berkeliling peserta melanjutkan makan siang di Warung Salse dan dilanjutkan dengan berdiskusi mengenai hal - hal positif yang mereka dapatkan selama mengikuti kegiatan. 

dokpri
dokpri
Salah satu peserta trip ini, Mai Cong Nhut,  asal Vietnam yang juga merupakan mahasiswa pascasarjana di Institut Teknologi menuturkan ia sangat senang karena bisa melihat langsung tentang lokasi Sesar Lembang karena selama ini hanya mendapatkan materi di kelas dan juga memberi motivasinya untuk menggali lebih dalam mengenai keadaan penduduk di daerah potensi rawan bencana sebagai bekal pembelajara proses mitigasi bencana di masa yang akan datang.

Penulis: Destari Puspa Pertiwi merupakan mahasiswi master Monash University jurusan Faculty of Education in Digital Learning yang saat ini tengah magang di Wanderlust Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun