Mohon tunggu...
Destalino
Destalino Mohon Tunggu... -

Guru di Provinsi Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Resep Perkedel Kudede

8 Desember 2018   07:16 Diperbarui: 8 Desember 2018   08:09 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duwo....duwo  dari kejauhan terdengar orang berteriak. Kudede tahu pasti itu pa Kuni Monu yang lagi jualan ikan nike, yaitu salah satu ikan yang sangat melimpah di perairan Sungai Bone Gorontalo. Ikan ini merupakan ikan yang menjadi andalan untuk di jadikan masakan khususnya perkedel oleh sebagian besar masyarakat Gorontalo.

"Kudede, panggil kamari itu pak kuni monu,"

"Iya ma," jawab kudede

Kudede lantas pergi ketepi jalan di depan rumahnya untuk memanggil pak kuni monu, namun ternyata pak kuni masih berhenti dulu di rumahnya pak Haji Arapa. Di sana juga berkumpul beberapa ibu-ibu rumah tangga yang juga ingin membeli nike. Memang nike jualan pak kuni monu sangat laris di beli masyarakat, karena biasanya nike yang di jualnya adalah nike yang baru di ambil dari sungai dan masih segar atau sering di istilahkan nike baru.

Memang hari ini mamanya kudede ingin memasak perkedel nike, yaitu masakan berbahan baku utama ikan nike yang terkenal dengan kelezatannya.

"Masih ada nike...pak kuni?," Tanya kudede ketika pak kuni sudah dekat

"Ada masih banyak uti" jawab pak kuni sambil menghentikan sepedanya.

Walaupun jaman sudah modern dan banyak penjual ikan yang sudah menggunakan motor bahkan mobil untuk menjual dagangannya, namun pak kuni masih setia dengan sepeda tuanya untuk berjualan. Pak kuni pernah bercerita bahwa sepeda itu telah banyak berjasa bagi dia dan keluarganya oleh karena itu ia tetap akan berjualan memakai sepeda tua tersebut.

"Mo babikin apa mama uti?,"Tanya pak kuni

"Mama mo masak perkedel nike,"

"O. iyo ini nike baru paling sodap mo bikin perkedel," terang pak kuni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun