“Bercanda lah sebelum bercanda itu dilarang”
Menjadi seorang yang tahu filsafat tidak semestinya membuat kita lebih angkuh atau sombong, namun malah menjadi semakin rendah hati dan ingin belajar lebih baik lagi dari pada hari-hari sebelumnya. Dengan hadirnya filsafat di kehidupan kita, maka sebenarnya filsafat mempunyai peran untuk mengajak kita menjadi seorang yang selalu berpikir kritis terhadap sesuatu dan sekaligus menjadikan kita seorang yang tetap gaul dan asyik walaupun kita telah mengetahui filsafat. Belajar filsafat tentunya tidak secara langsung menjadikan kita sebagai seorang filsuf atau layak mendapatkan gelar filsuf baik secara keilmuan maupun akademik, namun filsuf yang dimaksud disini adalah untuk menjadi seorang filosof bagi diri kita sendiri.
1. Menjadi seorang filsuf yang gaul
Hal yang pertama yang harus kita ketahui adalah memahami bahwa tidak semua masalah yang ada di dunia ini adalah urusan kita.
2. Tetaplah menjadi teman yang asyik
Walaupun kita mahir dalam ilmu filsafat, maka tetap jadilah teman yang asyik, jadilah teman bermain, dan pendengar yang baik tanpa perlu terlihat sebagai seorang yang jenius dan tak ingin menghabiskan waktu untuk bermain bersama teman-teman kita, baik di kampus maupun di lingkungan sosial.
3. Tetaplah menjadi seorang humoris
Menyukai ilmu filsafat atau mendalami ilmu filsafat, tidak seharusnya menjadikan kita tidak untuk bercanda kepada teman-taman kita bahkan menjadikan kita terlihat aneh atau kurang pergaulan ketika menyukai filsafat, justru sebaliknya orang yang menyukai filsafat maka akan menjadikan kita untuk bersikap humoris terhadap teman-teman baik di kampus maupun di lingkungan sosial.
“Tetaplah menjadi seorang humoris. Bila perlu dan memang perlu jadikanlah sifat humoris itu sebagai obat penyakit”
4. Menjadi kalem
Jadilah orang yang kalem di setiap situasi. Dengan menjadi seseorang yang kalem dapat manjadikan kita sebagai orang yang tidak langsung reaktif terhadap semua permasalahan dan pendapat orang lain seolah-olah menjadi pahlawan yang bisa menyelesaikan semua masalah orang lain. Tetap lah kalem, santuy, dan gunakanlah bahasa yang sederhana sebagai bentuk rendah hati kita terhadap pengetahuan kita akan ilmu filsafat, kalau perlu tunjukkan kesamaan derajat dengan orang yang kita ajak berbicara.
5. Jadilah idealis, bukan sok idealis
Penulis artikel ini memiliki kepercayaan bahwa idealisme itu sangat penting untuk dipegang oleh anak muda zaman sekarang ini. Sebab pejuang-pejuang kemerdekaan zaman dahulu sampai mahasiswa yang berperan dalam reformasi pemerintahan menunjukkan manfaatnya. Mereka selalu memilih untuk memperjuangkan hak-hak bersama untuk kehidupan yang lebih baik sehingga idealisme menjadi sangat penting sampai kapan pun untuk mengimbangi paradigma-paradigma pragmatis atau instan yang kian populer sekarang ini.
“Filsafat itu asyik. Walaupun kata-katanya pelik, namun menarik”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H