"Karena panjang sekali."
"Sepanjang apa?"
"Sepanjang ..." Ia diam sejenak. "Tak terhitung."
Aku tak mengerti kata-katanya.
"Como! Kau sudah selesai?" Suara teredam terdengar dari balik pintu. Pintu terbuka sedikit.
"Masih lama, Sayang." Kakek Distance tertawa. "Kita kedatangan tamu, lho."
Pintu terbuka lebih lebar. Gelap juga di sana. Kontras dengan sosok jangkung yang kini berdiri di depanku.
"Ini istriku, Proper. Proper Distance!" Suara Kakek Distance terdengar bangga.
Seperti suaminya, Nyonya Distance juga bermata gelap seperti tupai.
"Mengapa rumah Kakek gelap sekali?" Aku menoleh ke arahnya.
Ia tersenyum kecil. "Karena rumahku tak terhingga."