Kalau lagi liburan begini, Miss Muna kebanjiran order. Les anak-anak yang keluarganya tidak buru-buru berangkat liburan. Kadang ia harus pergi pagi atau siang, sesuai kebutuhan dan perjanjian.
Hari ini Miss Muna pergi ke sebuah apartemen di sekitar Kebayoran. Murid sekolahnya yang masih TK nol besar harus mengejar kemampuan baca, tulis, dan matematika. Namanya Faiz. Anaknya pemalu dengan senyum yang manis. Hobinya ngobrol soal dinosaurus.
Begitu mengetuk pintu, terdengarlah teriakan-teriakan maut bocah-bocah. Faiz dan kakaknya, Arwan, yang sudah kelas tiga SD sepertinya berkejaran menuju pintu. Begitu terbuka, Faiz menatap Miss Muna dengan bibir ternganga.
"Kok Miss datang?" tanyanya dalam bahasa Inggris. Keluarga Faiz asal Singapura. Jadi kebanyakan bicara dalam bahasa Inggris.
"Kan Mama yang suruh." Miss Muna sudah merasakan gelagat penolakan dari Faiz.
Ya. Faiz merajuk. Marah. Setengah mau menangis.
Mama dan papanya sama-sama kerja. Ia dijaga neneknya. Nenek pun segera menyuruh Faiz bersiap. Sambil menghentak-hentakkan kaki, Faiz duduk bersungut.
Seperti biasa Miss Muna tak ambil pusing. Dengan wajah lempeng ia berkata, "Kalau Faiz gak mau belajar sih, gak apa-apa. Nanti kan Miss Muna tinggal bilang sama Mama kalau Faiz-nya yang gak mau belajar."
Dengan kemarahan tertahan-tahan, Faiz pun belajar. Namun, ya gitulah. Namanya bocah. Kalau marah jadi tak serap.
Miss Muna pun ganti strategi. "Kalau Faiz selesai belajar baca dan tulis, pas istirahat boleh cerita soal dinosaurus."
Eh, bocah langsung sumringah lebar. Sekejap langsung bergairah belajar. "Benar, ya? Benar, ya."